'Lolita' adalah sebuah novel karya Vladimir Nabokov, penulis asal Rusia. Novel ini bercerita tentang hubungan romansa yang terjalin antara seorang lelaki paruh baya bernama Humbert dan anak remaja yang disapa dengan panggilan Lolita.
Hal yang menimbulkan kontroversi adalah isu pedofilia yang begitu berani diangkat oleh penulis. Sebuah bahasan yang sekilas tabu, namun Vladimir Nabokov mampu mengemasnya dalam sebuah narasi yang seakan-akan menjadi sesuatu yang terlihat wajar, bahkan sedikit jenaka.
Dalam hal ini, penggambaran karakter Humbert seakan begitu manusiawi. Ia adalah seorang professor yang amat terpelajar. Sebagai pembaca, saya tidak menangkap kesan antagonis yang melekat pada sosoknya. Kecuali mungkin bagaimana ia menuturkan hasrat seksualnya yang tidak normal pada gadis 12 tahun.
Tapi, saat membaca latar belakang dari kecenderungan seksual yang tidak beres itu, lagi-lagi opini saya digiring seolah hal tersebut adalah perwujudan dari perasaan depresi yang pernah dialami Humbert. Yakni ketika ia menghadapi peristiwa kematian kekasihnya berpuluh tahun yang lalu kala mereka masih sama-sama belia.
Bagian yang juga tak kalah menarik adalah saat menyelami isi pikiran Lolita yang terlihat mudah ditaklukkan oleh Humbert. Dia tidak melakukan perlawanan sama sekali dengan perlakuan Humbert yang jelas-jelas melanggar norma.
Apakah usia yang masih muda membuat ia begitu polos dan naif? Intinya, menurut saya, baik Humbert dan Lolita terlihat sama-sama aneh dengan karakternya masing-masing. Vladimir Nakobov mampu mengemasnya menjadi tokoh-tokoh dengan karakter yang kuat.
Meskipun melakukan sebuah tindakan kriminal, namun saya ternyata sempat merasa empati dengan Humbert. Terlebih ketika membaca kisah masa lalunya dan bagaimana ia terperangkap dalam luka-luka masa lalu yang tidak kunjung sembuh.
Selain itu, pesan yang dibawa oleh novel ini benar-benar layak untuk direnungkan. Bahwa penyimpangan seksual semacam pedofilia yang mungkin terasa asing bagi masyarakat secara umum, ternyata bisa menimpa siapa saja dan itu bisa terjadi tanpa kita sadari.
Demikianlah ulasan singkat mengenai novel Lolita. Meskipun mengangkat isu yang sangat sensitif, namun banyaknya pelajaran moral yang ada menjadikannya salah satu novel yang layak untuk dibaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Espresso': Kisah di Balik Secangkir Kopi
-
5 Rekomendasi Buku Horor Karya Penulis Indonesia, Cocok untuk Halloween!
-
4 Rekomendasi Buku Karya Cal Newport untuk Tingkatkan Produktivitas
-
Cyclops, Granger, dan Chang'e, Trio Maut Penakluk Lolita
-
Sambut Bulan Kemerdekaan dengan Semangat Baru, Yuk Baca 5 Novel Ini!
Ulasan
-
Matahari Mata Hati: Mimpi yang Tumbuh dari Pesantren dan Persahabatan
-
Review Film Good Boy: Horor dari Sudut Pandang Seekor Anjing yang Setia
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
Terkini
-
Ngampus Tetap On Point! Ini 4 OOTD Xaviera Putri yang Bikin Auto Stylish
-
A24 Hadirkan Rom-Com Afterlife Paling Menyentuh Lewat Film Eternity
-
Bukan Skincare Biasa! Brand Lokal Rilis Serum dari Rambutan dan Alga Hijau
-
Filosofi MBG: Kunci MAN 1 Sukabumi ke Grand Final AXIS Nation Cup 2025
-
Runway Virtual: 3 Game Fashion Show untuk Para Fashionista di Roblox