Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fathorrozi 🖊️
Buku Ruang Kelas Berjalan (iPusnas)

Bagi Kiai M. Faizi, jalan raya merupakan tempat menguji kesetiaan, kejujuran, dan kesabaran. Setiap naik angkutan umum, terlebih bus yang melaju di area Jawa dan Madura, tak lepas dari rekamannya.

Ia tulis detail warna bus, kondisi mesin, plat nomor, karakter supir dan kenek, situasi penumpang, serta keriuhan. Ia abadikan semuanya sehingga menjadi perjalanan yang bernilai ilmiah dan membekas di benak pembaca.

Maka, cocok sekali jika ia memilih judul Ruang Kelas Berjalan untuk catatan perjalanannya ini, sebab ia membayangkan bus sebagai madrasah atau sebuah ruang kelas di dalam satu madrasah.

Cerita-cerita perjalanan yang ia rekam berbeda dengan cerita perjalanan wisata yang umumnya mengulik destinasi semata. Di dalam buku terbitan Basabasi ini, Kiai M. Faizi menulis peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam rentang perjalanan ke tujuan tersebut.

Tiada lain, hasrat terbesar yang ia harapkan adalah bagaimana nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam catatan perjalanan ini menjadi lebih berharga. Kenapa catatan perjalanan naik bus yang ia pilih? Kok bukan catatan perjalanan naik mobil pribadi, angkutan umum pesawat udara, kereta api atau yang lain?

Sebab, menurutnya perjalanan naik bus seringkali lebih dramatis daripada naik kendaraan angkutan umum lainnya, seperti kereta api, pesawat udara, atau kapal penumpang. Perjalanan naik bus lebih menantang daripada mengendarai angkutan umum lainnya.

Ngerem mendadak, menyalip, atau bahkan adu kambing dengan kendaraan lain, tidak dapat dirasakan saat naik alat transportasi lain selain bus. Kereta api tidak pernah balapan. Pesawat udara tidak pernah ngerem mendadak. Kapal pun tidak pernah adu kambing.

Karena di dalam bus juga, kehidupan manusia lebih dinamis. Bukan saja bus mengangkut banyak orang dengan pola pikir dan watak yang beragam, melainkan pula karena bus harus melewati banyak persoalan, seperti keserampangan lalu lintas, pungli di jalan, medan yang buruk, jalan tikus, kemacetan, dan peristiwa-peristiwa lain selama dalam perjalanan.

Peristiwa-peristiwa yang Kiai M. Faizi tangkap selama dalam perjalanan, seperti pengendara yang gemar menyalip tanpa mau mengalah dan padatnya pengguna jalan, membuatnya tiba-tiba membayangkan kematian yang mengerikan.

Terbayang kematian berkelebat begitu saya melihat perempatan jalan itu mulai ramai dan lalu lintas mulai padat. Sepeda motor, gerobak, becak, pejalan kaki, semuanya kelihatan tergesa-gesa. Kiranya kecelakaan lalu lintas bukan saja disebabkan oleh pelanggaran semata, melainkan juga oleh sikap tak mau mengalah dan hilangnya rasa sabar.

Ia pun berandai-andai: andaikan orang tidak tergesa-gesa, andaikan manusia memanfaatkan angkutan massal jika itu memungkinkan daripada naik mobil pribadinya sendirian, andaikan pemerintah mengelola angkutan umum dan massal demi kenyamanan transportasi dan demi mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, dan andaikan pelalu lintas membunyikan klakson seperlunya saja, tentu jalan raya akan lebih ramah dan menyenangkan, tidak begitu berisik dan menyeramkan.

Demikianlah garis besar isi buku catatan perjalanan ini. Teramat banyak peristiwa unik yang ia rekam, semisal kebiasaan penumpang yang naik bus dari tepi jalan. Umumnya mereka akan naik, duduk, membetulkan letak tas, lantas mengeluarkan gawai, pencet-pencet, bayar tiket, dan main gadget lagi. Dan lain seterusnya.

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Ruang Kelas Berjalan

Penulis: M. Faizi

Penerbit: Basabasi

Cetakan: I, Juli 2018

Tebal: 292 halaman

ISBN: 978-602-5783-11-1

Fathorrozi 🖊️