Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Artinya, dalam mendidiknya, tentu tidak boleh hanya dengan menggunakan satu cara. Di sinilah pentingnya orangtua mendeteksi karakter setiap anak. Tujuannya agar dapat memberikan pola asuh terbaik bagi anak-anaknya.
Begitu juga dengan bakat yang dimiliki oleh setiap anak. Juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Orangtua tidak boleh menyeragamkan bakat dan impian hidup yang hendak diraih oleh anak-anaknya.
Dalam buku ‘Stimulasi Kreativitas Anak’ karya Helda Jolanda Pentury, Anastasia Dewi Anggraeni, dan Ana Wiyastuti dijelaskan, sebagai orang tua alangkah baiknya mengenal karakter anak sehingga kita bisa mengembangkan dan meningkatkan kreativitas anak.
Ada dua hal yang dapat mendukung perkembangan kreativitas anak yang dibeberkan dalam buku terbitan Elex Media Komputindo (Jakarta) ini. Pertama, stimulus. Memberikan stimulus atau rangsangan kepada anak di dalam keseharian. Hal ini dapat mengetahui respons anak sehingga kita bisa mengarahkan kegiatan ayang yang bisa meningkatkan kreativitasnya. Menerima anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya membuat anak berani mencoba, berinisiatif, dan berbuat sesuatu secara spontan.
Kedua, kondisi lingkungan. Kondisi ini sangat memengaruhi kreativitas seseorang. Kreativitas akan mati dan tidak berkembang dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif. Salah satunya adalah sentuhan. Jadi sentuhan dapat menghadirkan kenyamanan fisik dan relaksasi, dapat mencapai ketenangan dan untuk mendapat rangsangan. Begitu juga anak, ia juga membutuhkan sentuhan sayang dari orang tuanya misalnya pelukan saat ia ketakutan dan cemas, atau belaian lembut ketika ia terlelap tidur (hlm. 4).
Ada begitu banyak hal yang dapat menstimulasi atau merangsang kreativitas anak yang dipaparkan dalam buku ini. Misalnya, membaca buku, majalah, komik, bercerita (orang tua yang bercerita atau membiarkan anak yang bercerita), berkunjung ke perpustakaan umum, pergi ke pantai, menata ulang kamar tidur atau tempat belajar mereka, dan lain sebagainya.
Terbitnya buku ini dapat menjadi panduan yang berharga bagi para orang tua atau para tenaga pendidik seperti guru, untuk mendampingi anak-anak dalam mengembangkan kreativitas masing-masing sesuai dengan bakat atau minat mereka.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Ulasan Buku Perkabungan untuk Cinta, Ungkap Perasaan Duka Saat Ditinggalkan
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
Ulasan
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
Terkini
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat
-
Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024, Saatnya Cahya Supriadi Unjuk Gigi?
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Apesnya Vietnam, Pemusatan Latihan di Korea Terancam Kacau Gegara Hal Ini