Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ramadhona Adi Saputra
Ilustrasi buku "A Time For Mercy" (Gramedia Digital)

Kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah serius yang sering kali tersembunyi di balik pintu tertutup. Meski terlihat baik-baik saja dari luar, banyak orang yang sebenarnya mengalami penderitaan di dalam rumah mereka sendiri. Kekerasan ini bisa berupa fisik, emosional, atau bahkan finansial, dan korban sering kali merasa takut atau terjebak untuk melawan atau melapor.

Sayangnya, banyak yang masih menganggap ini sebagai urusan pribadi, padahal dampaknya sangat besar, tidak cuma buat korban tapi juga keluarga, terutama anak-anak. Penting banget buat kita sadar dan peduli, karena setiap orang berhak hidup dengan aman dan tanpa ketakutan, apalagi di rumah sendiri.

'A Time for Mercy' adalah novel ke-3 dari seri Jake Brigance karya John Grisham, yang dirilis pada tahun 2020. Buku ini kembali menampilkan pengacara karismatik Jake Brigance, yang sebelumnya tampil dalam 'A Time to Kill' dan 'Sycamore Row'. Seperti karya-karya Grisham lainnya, 'A Time for Mercy' penuh dengan drama hukum, konflik moral, dan isu-isu sosial yang relevan, menjadikannya bacaan yang memikat bagi penggemar fiksi hukum.

Sinopsis Cerita Buku 'A Time for Mercy' Karya John Grisham

Cerita berlatar di kota kecil Clanton, Mississippi, di mana Jake Brigance kali ini mendapat tugas untuk membela Drew Gamble, seorang remaja berusia 16 tahun yang dituduh membunuh seorang deputi polisi bernama Stuart Kofer. Masalahnya, Stuart Kofer bukanlah petugas yang bersih. Dia memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga, dan pada malam kematiannya, dia sedang mabuk dan menyerang ibu Drew. Drew, yang merasa ibunya terancam, menembak Kofer sebagai tindakan perlindungan.

Meskipun Jake menyadari bahwa ini adalah kasus yang sangat sulit dan tidak populer, karena Kofer adalah anggota polisi dan banyak orang di kota mendukungnya, dia tetap mengambil alih kasus tersebut. Jake harus menghadapi tekanan besar dari masyarakat, ancaman pribadi, dan risiko profesional yang dapat menghancurkan karirnya. Di tengah semua itu, dia berjuang untuk membuktikan bahwa Drew, yang masih sangat muda, tidak pantas dihukum mati. Ini adalah kasus yang bukan hanya soal hukum, tetapi juga moralitas, belas kasih, dan keadilan.

Ulasan Buku 'A Time for Mercy' Karya John Grisham

'A Time for Mercy' memperlihatkan Grisham di puncak permainannya sebagai penulis fiksi hukum. Dia berhasil membangun ketegangan dan drama hukum yang memukau, sementara juga menampilkan sisi kemanusiaan dari karakter-karakternya. Jake Brigance sekali lagi menjadi protagonis yang penuh simpati, seorang pengacara yang tidak hanya memikirkan kemenangan di pengadilan, tetapi juga berjuang untuk keadilan yang lebih besar.

Tema yang diangkat dalam buku ini, seperti kekerasan dalam rumah tangga, keadilan bagi remaja, dan tekanan masyarakat kecil terhadap kasus hukum, sangat relevan dan mengundang diskusi. Grisham dengan cermat menggambarkan bagaimana hukum dan keadilan kadang-kadang tidak berjalan seiring, dan dia tidak takut mengeksplorasi wilayah abu-abu dalam moralitas.

Meski begitu, ada beberapa bagian yang mungkin terasa lambat bagi pembaca yang mencari aksi cepat. Namun, keahlian Grisham dalam membangun cerita yang kompleks dan emosional membuat buku ini tetap menarik hingga akhir. 'A Time for Mercy' sukses secara komersial dan langsung masuk dalam daftar 'New York Times Bestseller'. Meskipun belum memenangkan penghargaan besar, buku ini mendapat banyak pujian dari kritikus dan penggemar Grisham, serta dianggap sebagai salah satu karya terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir.

'A Time for Mercy' adalah novel fiksi hukum yang kuat dan penuh emosi. Dengan karakter-karakter yang mendalam dan isu-isu moral yang kompleks, John Grisham berhasil menciptakan cerita yang tidak hanya menegangkan, tetapi juga menggugah pemikiran. Penggemar Grisham atau fiksi hukum pada umumnya pasti akan menikmati buku ini, yang menghadirkan drama pengadilan dengan sentuhan kemanusiaan yang mendalam.

Ramadhona Adi Saputra