Pernahkah kamu membayangkan bagaimana nantinya saat kamu telah meninggalkan dunia ini? Menyadari bahwa dirimu telah tiada? Kita semua tahu bahwa tidaklah kita kekal berada di dunia ini. Suatu hari nanti yang entah kapan, cepat atau lambat, kita akan menghadapi kematian.
Tak pernah terbayangkan oleh Dylan bahwa perjalanannya menuju ke tempat sang ayah yang belum pernah ditemuinya akan menjadi perjalanan menuju gerbang kematian. Terjaga dan tertatih-tatih menuju pintu keluar kereta api yang dinaikinya dengan harapan menemukan jalan keluar, menemukan orang-orang berbuah manis begitu ia mendapati adanya seorang pemuda yang terduduk di bukit sebelah kiri terowongan sambil memandanginya. Ia perkirakan bahwa usia pemuda itu tak begitu jauh darinya. Tristan adalah nama pemuda itu, sang pemandu roh di padang kekosongan.
Awalnya Dylan tidak mengetahui siapa Tristan sebenarnya dan ke mana arah tujuan mereka. Ia mengira pemuda itu sama sepertinya dan mereka tengah dalam perjalanan mencari bantuan. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi Dylan setelah mengetahui bahwa pikirannya salah?
Menggunakan alur maju dengan kecepatan yang sedang, Claire McFall membawa saya ke padang kekosongan yang memiliki suasana mencekam juga cuaca yang mudah berubah-ubah. Suasana mencekam bukan hanya karena daerah yang mereka lewati, melainkan juga karena adanya para wraith yang mengintai roh Dylan, menunggu untuk menyergapnya, membawanya ke bawah dan menjadikannya sama seperti mereka. Itulah salah satu tantangan Tristan dan Dylan, Tristan memiliki kewajiban untuk menjaganya agar dapat menyeberangi padang kekosongan dengan selamat. Namun, menghabiskan waktu bersama membuat ada yang berbeda di antara mereka, hubungan mereka terasa salah, tapi sulit untuk dielakkan yang akhirnya mengarahkan Dylan untuk berbalik melawan arus, membuatnya ingin memperjuangkan agar bisa tetap bersama Tristan.
Membaca buku ini membuat saya berpikir bagaimana jika saya tiada nanti, apa yang akan saya hadapi? Kematian tidak ada yang tahu, seperti Dylan yang mendapati dirinya meninggal pada usia yang masih muda. Namun, dengan mengejutkan ia tak meratapi dirinya sendiri seperti roh-roh lainnya. Lika-liku dalam perjalanan di padang kekosongan diisi dengan gerutuan dan kekesalan baik dari Tristan maupun Dylan. Meskipun penyebab kekesalan bagi mereka masing-masing sangat berbeda. Tingkah laku Dylan sempat membuat saya kesal karena yang dilakukannya bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi juga Tristan.
Alur terus maju dan lambat laun penulis membuka lembaran-lembaran untuk mengetahui tentang Tristan lebih jauh dan kisah-kisahnya bersama roh yang pernah didampinginya. Ferryman merupakan buku pertama dari series Ferryman.Trespassers dan Outcasts adalah buku kedua serta ketiganya. Kendati masih memiliki buku lanjutan, akhir cerita pada buku pertama ini bisa dikatakan tidaklah menggantung. Benar masih tersisa pertanyaan, namun tidak sampai membuat saya merasa harus segera membaca buku keduanya untuk melepas rasa penasaran dan mengisi kekosongan.
Selain kisahnya yang menarik, saya juga menyenangi world-building-nya. Merasa cocok bukan hanya dengan kisah di dalamnya, melainkan juga dengan gaya penulisan sang penulis yang mengalir, saya akan melanjutkan buku kedua untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana nasib Tristan dan Dylan setelah mereka meninggalkan padang kekosongan dengan nekat. Kisah Tristan dan Dylan bukan hanya memanjakan saya dengan romansa antara manusia dan pemandu rohnya, namun juga membuat saya mengingat kematian yang sewaktu-waktu dapat tiba di depan mata.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Lika-liku Kehidupan Kembar Siam dalam Buku One Karya Sarah Crossan
-
Menghadapi Jungkir Balik Kehidupan dalam Buku Kakakku, Bongsoon
-
Review Buku Purple Eyes Karya Prisca Primasari, Bukan Kisah Romantis seperti Pada Umumnya
-
Realita Kehidupan Ketika Dewasa dalam Buku Adulthood is a Myth
-
Krisis Eksistensial dan Kekerasan dalam Buku Awan-Awan di Atas Kepala Kita
Artikel Terkait
-
Menilik Sisi Spiritualisme dalam Puisi Joko Pinurbo di Buku Kabar Sukacinta
-
Ulasan Buku Konten Kreator Tanpa Tutor, Panduan untuk Kreator Pemula
-
Ulasan Buku Tiga Manula Jalan-Jalan ke Selatan Jawa, Seru dan Bikin Ngakak!
-
Ulasan Buku 'Esensialisme': Eliminasi Hal Tak Penting untuk Prioritas Hidup
-
Ulasan Buku Cerita Anak Klasik: Kenalkan Anak kepada Realita Hidup
Ulasan
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
Review Film Magic Farm: Kisah Kru Dokumenter Nyasar yang Dibalut Satir Gokil
-
Ulasan Novel Holly: Rahasia Mengerikan di Balik Rumah Pasangan Terhormat
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
-
Imbas Ulah Lembaga Sensor, Kenikmatan Nonton Film The Red Envelope Jadi Hilang
Terkini
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton
-
Aprilia Tolak Tawaran Jorge Martin, Honda Sudah Siapkan Senjata?