Tuhan, saya ingin meralat doa-doa yang pernah saya panjatkan
doa saya banyak yang gombal: lamis, basa-basi, dan caper.
Namun, jika doa-doa saya diedit dan dikoreksi,
jangan-jangan yang tersisa hanya Amin.
Gak apa-apa. Amin masih bisa dibina
selama ia bersama Iman.
'Kabar Sukacinta' adalah salah satu dari sekian banyak buku kumpulan puisi Joko Pinorbo. Penulis yang kerap disapa Jokpin ini memang sangat lihai menciptakan puisi yang blak-blakan, tapi mampu membuat pembaca ikut berkontemplasi pada kedalaman maknanya.
Kekhasan itulah yang membuat saya menyukai puisi-puisi dari penyair yang satu ini. Jokpin menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana, kita tetap bisa menciptakan puisi yang tak kalah indah dibanding menggunakan diksi dengan banyak metafora.
Untuk buku yang satu ini, ada hal yang sedikit berbeda dari buku puisi karya Jokpin yang lain. Kabar Sukacinta ini rupanya hadir dengan nuansa spiritual yang amat kental. Hampir semua puisi yang ada di dalamnya membahas tentang aspek ketuhanan.
Meskipun pada umumnya sisi spiritualisme Katolik Jokpin lah yang amat menonjol. Seperti yang terlihat pada puisi berjudul Satu Kopi Dua Hosti, Suster Mary, dan Kisah Paskah.
Namun pada beberapa judul puisi yang lain, Jokpin juga menyelipkan puisi-puisi yang sarat akan ritual islami. Misalnya puisi Ramadan di Rantau, Ngabuburit, hingga Sehabis Hari Raya.
Puisi-puisi di atas tidak hanya membuat ingatan bernostalgia tentang berbagai macam perayaan agama, tapi juga tentang memaknai ragam ritual tersebut sebagai bahan untuk mengevaluasi diri. Terkadang menyentil dengan sangat halus, tapi di beberapa bagian justru amat menohok.
Sebagaimana judul bukunya, Kabar Sukacinta seolah mengisyaratkan bahwa apapun agama yang saat ini dianut, seorang manusia mestinya menjadikan hal tersebut sebagai sarana untuk menebar kasih sayang dan cinta kepada sesamanya.
Dan pada akhirnya, buku ini ditutup dengan puisi berjudul Doa Untuk Agama yang sesuai dengan pesan di atas.
Semoga agama tidak membuat
cinta yang lembut menjadi kaku.
Semoga agama tidak membuat
cinta yang cair menjadi beku.
Semoga agama tidak membuat
cinta yang manis menjadi bengis.
Semoga agama masih percaya
bahwa kita pantas memeluknya.
Nah, demikianlah ulasan singkat mengenai buku berjudul Kabar Sukacinta. Jika kamu merupakan penikmat puisi, buku karya Joko Pinorbo yang satu ini jangan sampai dilewatkan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Keajaiban Rutinitas, Bikin Hidup Terarah dengan Manajemen Waktu
-
Ulasan Buku The Comfort Book, Kiat Melalui Badai Depresi ala Matt Haig
-
Ulasan Buku The Amazing Winner, Motivasi dari Perlombaan Maraton di Hutan
-
Ulasan Buku Miaw, Bahas Ilmu Manajemen dengan Cara yang Absurd
-
Ulasan Buku Cara Kreatif Mengatasi Kejenuhan Bekerja: Solusi Ketika Burnout
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Konten Kreator Tanpa Tutor, Panduan untuk Kreator Pemula
-
Ulasan Buku Tiga Manula Jalan-Jalan ke Selatan Jawa, Seru dan Bikin Ngakak!
-
Ulasan Buku 'Esensialisme': Eliminasi Hal Tak Penting untuk Prioritas Hidup
-
Ulasan Buku Cerita Anak Klasik: Kenalkan Anak kepada Realita Hidup
-
Ulasan Buku 'Sepotong Hati di Angkringan', Yogyakarta dalam Balutan Puisi
Ulasan
-
Review Novel Return to the Dallergut Dream Department Store: Misteri di Balik Toko Mimpi
-
Ulasan Film Jurassic World Rebirth: Visual Gila, Cerita Bikin Penasaran!
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Lagu No One Noticed oleh The Marias Bicara Soal Rasa Kesepian, Siapin Tisu!
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
Terkini
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23
-
4 Sunscreen Mugwort Ampuh untuk Menenangkan Kulit Kemerahan Akibat Sinar UV
-
Barbeque on the Height: BBQ View 360 di INNSiDE by Melia Yogyakarta