Rasanya sangat mustahil menjalani hidup tanpa masalah. Karena yang namanya masalah adalah termasuk bumbu kehidupan yang akan membuat kita semakin dewasa dan lebih bijaksana dalam menjalani hidup ini.
Ya, bisa dikatakan, setiap manusia pasti memiliki persoalan hidup. Entah itu persoalan yang kecil atau ringan, hingga persoalan yang terasa berat. Fokus yang terpenting ketika seseorang sedang tertimpa masalah adalah berusaha untuk segera mencari solusi atau jalan keluar terbaik.
Agar kita dapat menemukan jalan keluar terbaik, maka kita harus betul-betul memahami persoalan tersebut. Jadi hal pertama yang harus dilakukan adalah Anda kenali terlebih dahulu permasalahan yang sedang dihadapi. Misalnya bertanya pada diri sendiri: apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Apa atau siapa yang menyebabkan hal ini terjadi? Sejak kapan mulai merasakannya? Apa efek yang disebabkan hal tersebut dalam hidup Anda? Dan seterusnya (hlm. 2).
Ketika telah mampu mengetahui persoalan secara detail dalam diri kita, maka diharapkan kita akan lebih mudah dalam mencari jawaban atau menentukan langkah-langkah apa saja yang akan kita kerjakan sebagai jalan keluar terbaik.
Sebagaimana diungkap oleh Eric Siregar bahwa “Ketika Anda mampu memahami permasalahan di dalam diri Anda, maka saat itu juga Anda memiliki kunci untuk langkah apa yang akan diambil ke depannya” (hlm. 4).
Persoalan hidup yang kita alami kadang berkaitan dengan sesama. Misalnya Anda pernah disakiti oleh seseorang. Biasanya persoalan ini akan menyebabkan Anda menjadi benci bahkan enggan memaafkan orang tersebut.
Salah satu cara agar luka batin yang Anda alami dapat segera terobati adalah dengan memaafkan kejadian yang telah lalu. Misalnya, berusaha melupakan sekaligus memaafkan kejadian menyakitkan yang pernah dilakukan oleh seseorang kepada Anda.
Meski luka batin yang Anda terima saat ini disebabkan orang lain, namun hal itu sudah terjadi. Anda tidak akan mampu mengembalikan dan memutarbalikkan waktu tersebut. Langkah efektifnya adalah Anda harus menerima apa pun yang terjadi saat ini, agar gejolak yang ditimbulkan oleh semua perasaan-perasaan tersebut bisa tenang terlebih dahulu (hlm. 9).
Buku ‘I’m Happy Now, Ini Pilihanku’ karya M. Farid A. Siregar, S. Kom (Elex Media Komputindo) ini merupakan sebuah buku yang mengangkat tema tentang permasalahan sehari-hari dalam kehidupan manusia terutama yang berhubungan dengan perasaan.
Diharapkan, setelah membaca buku ini, para pembaca akan mampu menjalani hidup dengan lebih bahagia dan bebas dari beban masa lalu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Berbagi Cerita Berbagi Cinta', Ketika Singa Laut Sakit Gigi
-
Ulasan Buku #AboutFriends, Kumpulan Quotes tentang Sahabat Karya Tere Liye
-
Review Buku Ferryman: Pemandu Roh di Padang Kekosongan
-
Menilik Sisi Spiritualisme dalam Puisi Joko Pinurbo di Buku Kabar Sukacinta
-
Dorong Minat Baca Anak, PNM Resmikan Sudut Literasi di Pantai Bansring Banyuwangi
Ulasan
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
4 Alasan Kamu Harus Nonton Drama Sejarah-Politik The Prisoner of Beauty
-
Ulasan Film The Shadow's Edge: Pertarungan 2 Aktor Veteran di Kejahatan Cyber
-
Mengenal Tembang Asmaradhana, Simbol Cinta Mendalam Bagi Masyarakat Jawa
Terkini
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
4 Pelembab Cream Harga Rp50 Ribuan, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Sensitif