Sebenarnya, marah merupakan sesuatu yang lumrah ketika seseorang tersulut oleh hal-hal yang memicu amarah. Marah termasuk reaksi alami yang biasa terjadi atau dialami oleh banyak orang.
Namun, meski kemarahan termasuk hal yang alami, bukan berarti kita lantas melampiaskan kemarahan sekehendak hati, tanpa kontrol atau kendali, sehingga dampaknya justru akan merugikan diri sendiri.
Dalam buku “Stop! Jangan Marah! Pengaruh Buruk Marah Terhadap Kesehatan” diungkap, marah memang suatu bentuk ekspresi emosi yang normal dan wajar dialami banyak orang.
Namun demikian, kita juga harus mengetahui sisi buruk dari kemarahan, terutama dampak buruk marah bagi kesehatan fisik dan mental kita.
Kebiasaan marah ternyata bisa menimbulkan banyak penyakit dan gangguan kesehatan yang lain. Seseorang yang menderita tekanan darah tinggi, misalnya, ketika marah maka tekanan darah tingginya langsung meningkat dan hal ini akan turut mempengaruhi kesehatan organ jantung dan juga otak. Di samping itu, kebiasaan marah juga akan memicu timbulnya penyakit-penyakit fisik lainnya, seprti jantung, kanker, paru-paru, depresi, gangguan tidur, dan sebagainya (hlm. 18).
Intinya, marah yang tidak dikendalikan dapat memicu dampak buruk, entah itu yang berkaitan dengan fisik maupun psikis. Yang berkaitan dengan fisik misalnya memicu munculnya penyakit.
Sementara yang berkaitan dengan psikis, akan menyebabkan hati dan pikiran tidak tenang. Oleh karenanya, berusaha mengendalikan kemarahan adalah hal penting yang harus selalu kita upayakan.
Dalam buku ini dibeberkan sederet cara efektif mengendalikan marah. Salah satunya adalah bersikap tenang. Bersikap tenang di sini berarti mencoba meluaskan hati dan pikiran dalam memandang sesuatu (masalah yang kita hadapi). Sebagai tahap awal, cobalah sejenak saja untuk tidak tersedot pada masalah-masalah yang kita hadapi.
Selain berusaha tenang, bersikap proporsional juga dapat dijadikan sebagai cara efektif untuk mengendalikan marah. Bersikap proporsional terhadap masalah yang kita hadapi akan membuat hati tenang dan tak mudah marah. Bersikap proporsional berarti mampu memosisikan diri dalam menghadapi masalah sesuai dengan penyebab atau pemicunya. Artinya, jika masalah itu memang sepele, tidak usah disikapi dengan emosional sehingga menyebabkan adrenalin kita membuncah (hlm. 83).
Buku karya A. Yusrianto Elga yang diterbitkan oleh penerbit Laksana (Yogkayarta) ini bagus dijadikan sebagai bacaan yang bermanfaat, sebagai upaya untuk mengendalikan kemarahan. Selamat membaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
Artikel Terkait
-
Hindari Makanan Ini Saat Lebaran Jika Punya Kolesterol Tinggi
-
Persiapan Mudik Bareng Anak: Dokter Sarankan Ini Agar Perjalanan Lancar Tanpa Drama!
-
10 Obat Herbal Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Jantung secara Alami
-
7 Ramuan Herbal untuk Meningkatkan Fungsi Hati Secara Alami
-
7 Pengobatan Herbal Terbukti untuk Menurunkan Kolesterol Secara Alami
Ulasan
-
Review Film High Rollers: Antara Cinta dan Misi Mustahil di Meja Perjudian
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
-
Dibanding Season 1, Squid Game 2 Lebih Sadis atau Lebih Emosional?
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Film 'Setetes Embun Cinta Niyala', Dilema Cinta dan Perjodohan
Terkini
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Carlo Ancelotti Wajib Jaga Fokus Pemain, Imbas Jadwal Padat Real Madrid?
-
Pihak Kim Sae-ron Kembali Rilis Video Baru Usai Bantahan Kim Soo-hyun
-
4 Rekomendasi Short Drama China Buat yang Suka Cerita Padat Bikin Nagih
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?