Jika mendengar nama Pidi Baiq, quote yang kita kenal dan ingat adalah quote dari Dilan. “Jangan rindu. Berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja.”
Nah, pada buku Asbunayah ini, kita banyak sekali menemukan quote lain dari Pidi Baiq yang tak hanya tentang cinta. Pada buku yang berisi kumpulan quote yang terkesan nyeleneh ini, kita sekaligus digiring untuk menyadari kebenaran dari makna yang ditulisnya.
Terdapat banyak topik yang ditulis oleh Pidi Baiq dalam buku kumpulan quote ini, yakni terkait dengan ketuhanan, keibuan, kehidupan, kebumian, kemanusiaan, kesikapan, kekeluargaan, kebinatangan, keagamaan, keakuan, kepolitikan, kekuasaan, kebudayaan, kebahasaan, kerinduan, kesahabatan, kehujanan, kesenian, keanak-anakan, kependidikan, dan lain sebagainya hingga 27 topik.
Buku ini berisikan 27 bab yang semuanya mempunyai awalan imbuhan ke- dan akhiran -an. Seperti kehujanan, kekuasaan, kebumian, dan lain-lain. Beberapa judul bab tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, misalnya keasmaraan, kebandungan, kepanasdalaman, dan lain sebagainya.
Berikut ini petikan dari quote tentang ketuhanan.
“Tidak ada satu pun manusia yang ingin dihina, aku juga, tetapi ketika ingin dipuji aku merasa menjadi manusia yang hina.”
"Ya Tuhan, Nabi Adam saja yang sudah jelas-jelas nabi, masih melanggar apa yang Engkau larang, apalagi aku si manusia biasa ini."
Dalam topik ini, Pidi Baiq menyadarkan kita bahwa sejatinya manusia ingin dipuji, tak satu pun yang ingin dihina. Namun, saat muncul perasaan ingin dipuji, maka saat itulah ia sebenarnya telah sampai ke tingkat kehinaan.
Usai itu, sebagai manusia biasa, merupakan hal yang wajar jika kita melakukan larangan Tuhan. Sekelas Nabi Adam saja masih melanggar larangan Tuhan, apalagi kita selaku manusia biasa, yang bukan nabi.
Sementara dalam tema kehidupan Pidi Baiq menulis:
“Hidup ini indah ketika kunikmati, lalu jadi pusing ketika kupikirkan.”
"Setiap orang memiliki orang yang mencintainya, seperti setiap orang memiliki orang yang membencinya. Ada keseimbangan yang sempurna di dalam hidup ini."
“Orang yang kau anggap istimewa, mungkin akan menjadi biasa saja setelah kau dapatkan. Mungkin.”
Dalam persoalan hidup, kita seyogyanya menjalani dengan ala kadarnya. Biasa-biasa saja. Tak perlu ruwet, maupun berpikir keras. Sebab, hidup jadi indah jika dinikmati, serta memusingkan jika terus dipikirkan.
Sudah perkara lumrah jika orang-orang di sekitar kita ada yang menyukai dan ada pula yang membenci. Hal tersebut merupakan keseimbangan yang sempurna dalam hidup.
Secara keseluruhan, buku Asbunayah ini menghibur dengan pemikiran-pemikiran yang nyeleneh, dengan kesan tidak serius padahal sangat serius. Judul yang dipakai dalam novel ini kemungkinan adalah gabungan dari asbun dan ayah. Asbun merupakan singkatan dari asal bunyi, sementara ayah adalah panggilan Pidi Baiq di rumahnya.
Pidi Baiq adalah seorang seniman multitalenta asal Indonesia. Dia adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi, dan pencipta lagu. Namanya mulai dikenal melalui group The Panas Dalam yang didirikan tahun 1995.
Pidi Baiq semakin dikenal para pencinta karya sastra setelah menerbitkan novel Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990 (2014), Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1991 (2015), dan Milea: Suara dari Dilan (2016).
Identitas Buku
Judul: Asbunayah 1972-2098
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: The Panas Dalam Publishing
Cetakan: I, Juni 2017
Tebal: 288 Halaman
ISBN: 978-602-61007-1-9
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
-
Proses Perubahan Ulat Menjadi Kupu-Kupu dalam Buku Metamorfosis Sempurna
-
Kritik Tajam tapi Santai dalam Buku Kumpulan Cerpen Jreng Karya Putu Wijaya
-
Ulasan Buku Fikih Online Shopping, Lugas Menjawab Hukum Membajak Hak Cipta
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Rumah Tangga itu Rumit, kalau Sederhana ya Rumah Makan'
-
Buku The Year I Met My Brain: Strategi Menjalani Kehidupan dengan ADHD
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
-
'Negeri Daging' karya Gus Mus: Meneropong Ketimpangan Sosial lewat Puisi
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!