Pernahkah Anda merasa hampa di rumah setelah menjalani hari yang sibuk dan melelahkan? Inilah tema yang diangkat dalam buku My Home: My Self karya Aji Tri Prasetyo.
Buku ini tidak hanya menawarkan pandangan tentang rumah sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai cerminan diri dan jiwa kita.
'My Home: My Self' karya Aji Tri Prasetyo adalah sebuah buku yang mengeksplorasi keterkaitan antara rumah sebagai tempat tinggal dan identitas pribadi seseorang.
Buku ini menggambarkan bagaimana ruang fisik yang kita sebut rumah mencerminkan nilai-nilai, kenangan, dan pengalaman yang membentuk siapa diri kita.
Melalui refleksi mendalam, Aji Tri Prasetyo menyajikan pandangan yang filosofis dan personal tentang makna rumah dalam kehidupan manusia.
Buku ini terbagi ke dalam sejumlah bab yang mengulas berbagai aspek dari konsep "rumah". Aji menyoroti bagaimana rumah bukan hanya sekadar tempat berlindung, tetapi juga sebagai ruang kepribadian, emosi, dan hubungan manusia terbentuk.
Aji juga menekankan pentingnya rumah sebagai tempat berlindung emosional. Di tengah ketidakpastian dunia luar, rumah adalah tempat seseorang bisa menjadi dirinya sendiri, lepas dari tuntutan dan ekspektasi masyarakat.
Dalam buku ini, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana rumah mempengaruhi suasana hati, cara berpikir, dan hubungan interpersonal kita.
Gaya penulisan Aji Tri Prasetyo dalam 'My Home: My Self' cenderung reflektif dan naratif, menggabungkan antara observasi sehari-hari dengan wawasan filosofis yang mendalam.
Dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh, Aji berhasil mengajak pembaca untuk terlibat secara emosional dan intelektual dalam perjalanan menemukan makna rumah.
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya menghubungkan konsep rumah dengan identitas pribadi secara universal.
Setiap orang bisa menemukan bagian dari dirinya dalam gagasan Aji tentang bagaimana ruang fisik dapat mencerminkan kepribadian dan pengalaman hidup kita.
Buku ini cocok bagi mereka yang sedang mencari pemahaman lebih dalam tentang diri sendiri dan hubungan mereka dengan lingkungan fisik di sekitar.
Selain itu, 'My Home: My Self' juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana kita bisa menciptakan ruang yang tidak hanya nyaman secara fisik tetapi juga mendukung kesehatan mental dan emosional.
Ini menjadi relevan di tengah situasi global saat banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah karena berbagai alasan, seperti pandemi.
Meskipun buku ini memberikan banyak refleksi menarik, ada beberapa bagian yang mungkin terasa terlalu abstrak atau filosofis bagi pembaca yang lebih menyukai penulisan yang lebih praktis.
Beberapa pembaca mungkin berharap mendapatkan lebih banyak contoh konkret atau tips praktis tentang bagaimana menciptakan ruang yang mencerminkan diri, daripada sekadar refleksi filosofis.
'My Home: My Self' adalah buku yang menggugah pikiran dan perasaan tentang hubungan antara rumah dan identitas. Aji Tri Prasetyo berhasil menangkap esensi rumah sebagai tempat yang lebih dari sekadar bangunan fisik, tetapi sebagai cerminan siapa diri kita.
Bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang hubungan antara lingkungan dan diri sendiri, 'My Home: My Self' menawarkan wawasan yang kaya dan penuh inspirasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
-
Kisah Anak Pengungsi dari Suriah dalam Novel The Boys at the Back of The Class
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Review Novel The Lion Above the Door: Kisah Anak Mengungkap Sejarah yang Terlupakan
-
Ulasan Novel The Creakers, Petualangan Seru Dunia Anak Tanpa Orang Dewasa
Artikel Terkait
-
Awas Bikin Bucin! Ulasan Buku Puisi Kuajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua
-
Ulasan Buku 'Nanti Juga Sembuh Sendiri', Merangkul Luka untuk Menyembuhkan
-
Tangkas Jaga Kebersihan Lingkungan dalam Buku 'Ke Mana Balon Itu Pergi'
-
Baru Pakai 3 Kali, Sule Pilih Timbun Kolam Renang di Rumah Mewahnya
-
Ulasan Buku Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta Karya Tere Liye
Ulasan
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Teluk Kiluan, Spot Terbaik untuk Menyaksikan Kawanan Lumba-lumba di Lampung
-
Final Destination Bloodlines: Tawarkan Kedalaman Karakter dan Teror Mencekam
-
Ulasan Lagu Paranormal: Teman Minum Kopi di Pagi Hari Saat Sedang Jatuh Hati
Terkini
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh