Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Novel Sisi Tergelap Surga (gramedia.com)

Novel 'Sisi Tergelap Surga' karya Brian Khrisna adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk mengeksplorasi konflik batin dan sisi kelam dalam diri manusia, yang sering kali terpendam di balik tampilan luar yang tampak baik-baik saja.

Novel 'Sisi Tergelap Surga' mengisahkan sisi lain kehidupan di Jakarta, dengan menyoroti berbagai isu kompleks seperti masalah keluarga, tekanan ekonomi, dinamika politik, premanisme, agama, dan proses pertobatan.

Novel ini menggali lebih dalam kehidupan orang-orang yang sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, memberikan pandangan yang lebih luas tentang kerasnya perjuangan hidup mereka.

Melalui ceritanya, 'Sisi Tergelap Surga' mengajak pembaca untuk menyaksikan realitas kehidupan yang sering tersembunyi di balik gemerlap kota.

Brian Khrisna menghadirkan sebuah kisah yang berfungsi sebagai jendela bagi pembaca untuk memahami kehidupan mereka yang berada di pinggiran, namun tetap erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.

Cerita ini menunjukkan bagaimana luar biasanya kemampuan manusia untuk bertahan hidup dalam situasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian.

Novel ini juga berhasil memberikan perspektif baru tentang bagaimana seseorang berjuang untuk bertahan di tengah kehidupan yang keras.

Melalui penuturan yang mendalam, pembaca diajak untuk merasakan kesedihan, beban berat, dan rasa putus asa yang dialami oleh para tokohnya, terutama saat mereka merasa terjebak dalam lingkaran pekerjaan yang sulit untuk dilepaskan.

Kedalaman emosi dalam cerita ini bahkan mampu membuat beberapa pembaca meneteskan air mata, merasakan betapa beratnya perjalanan hidup yang dilalui para tokoh dalam novel ini.

Dengan gaya bahasa yang puitis dan alur cerita yang penuh dengan metafora, Brian Khrisna menghadirkan sebuah kisah yang memadukan realitas dan refleksi diri, membawa pembaca ke dalam perjalanan emosi yang mendalam dan menyentuh.

Novel 'Sisi Tergelap Surga' juga memberikan banyak pelajaran berharga bagi para pembacanya, terutama tentang cara memandang kehidupan dan manusia dengan lebih bijak.

Ceritanya mengajarkan bahwa tidak semua hal yang kita anggap buruk benar-benar demikian. Bahkan profesi atau pilihan hidup yang sering dipandang rendah dan tidak bermoral ternyata bisa menyimpan kisah yang sangat sedih, tragis, dan menyentuh hati.

Dalam novel ini, Brian Khrisna menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki sisi baik dan buruk. Kadang, orang yang tampak “berdosa” justru memiliki hati yang lebih tulus dibandingkan dengan mereka yang tampak “suci,” tetapi menyembunyikan hal-hal yang merugikan orang lain.

Perspektif ini mengajak pembaca untuk tidak terburu-buru menilai seseorang hanya dari apa yang tampak di permukaan.

Selain itu, novel ini juga memberikan gambaran tentang besarnya cinta dan pengorbanan orang tua untuk anak-anaknya.

Pengorbanan mereka sering kali tak terhitung, bahkan merelakan kebahagiaan pribadi demi kebahagiaan anak-anak mereka.

Melalui cerita ini, kita diingatkan untuk selalu bersyukur atas kasih sayang orang tua dan keluarga, serta menghargai setiap upaya yang mereka lakukan untuk kita.

Sebagai manusia, sebaiknya kita menjalani peran kita dengan rendah hati, dan membiarkan Tuhan menjalankan peran-Nya sebagai satu-satunya yang berhak menghakimi.

Novel ini menjadi pengingat yang kuat akan nilai-nilai kemanusiaan dan empati dalam memandang kehidupan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ardina Praf