Doki-doki Game: Over adalah sekuel dari novel Doki-doki Game: Start karya Ran Orihara. Novel ini melanjutkan kisah perjalanan seru dari Runa yang hendak memenangkan sebuah permainan aneh di SMA Seishin Gakuen yang membuat jantung berdebar-debar.
Pada bagian pertama dari novel ini, sebenarnya ada banyak misteri yang belum terungkap. Seperti hubungan antara Runa dan Kuon di masa lalu, latar belakang Ririka dan Yuu yang menjadi pengikut setia dari Kuon, dan rencana Tuan Yamane yang seakan tega mengirim Runa, anak gadis kesayangannya menuju permainan menyeramkan tersebut.
Dalam sekuel kali ini, penulis berhasil memberi jawaban memuaskan atas seluruh teka-teki di atas. Mulai dari latar belakang kekuatan aneh yang dimiliki Kuon dan mengapa hanya Runa yang kebal atas kekuatan tersebut, hingga akhir seru dari doki-doki game.
Takdir yang mempertemukan Runa dan Kuon rupanya adalah skenario yang telah direncanakan oleh Tuan Yamane agar kedua remaja tersebut bisa saling menyembuhkan trauma masing-masing. Runa dengan ketakutan terbesar yang ia miliki, dan Kuon dengan dendam mendalam pada kedua orang tuanya.
Setelah menyelesaikan misteri dari doki-doki game, saya bisa menilai bahwa cerita ini tidak hanya sekedar menyajikan premis yang menarik, tapi juga pesan-pesan yang bermakna tentang kehidupan.
Saya suka dengan karakter Runa yang begitu gigih dan pekerja keras. Bahkan dengan kepribadiannya yang meskipun sekilas terlihat dingin, tapi Runa menyimpan kebaikan hati yang tulus kepada semua orang yang dikenalnya.
Hal tersebut bisa terlihat dari bagaimana ia mampu menyentuh hati teman-teman satu sekolah yang awalnya merundung Runa, lalu kemudian berbalik menjadi memuja dan mengagumi gadis tersebut.
Dari cara penulis membentuk kepribadian yang kuat pada diri Runa, saya jadi merasa bahwa cerita ini tidak sekedar menghibur, tapi juga bisa menginspirasi orang lain agar memiliki hati yang kuat dan setangguh Runa.
Saya pikir, novel ini adalah salah satu novel yang harus dibaca oleh banyak remaja di luar sana. Meskipun ide cerita terasa tidak tidak relatable karena memuat unsur fantasi, tapi nilai moral yang diangkat mengenai cara menghadapi perundungan, rasa rendah diri, dan keberanian melawan penindasan adalah hal yang patut untuk dijadikan pembelajaran!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Who Are You?', Cara Memahami Pikiran Bawah Sadar Seseorang
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
-
Ulasan Buku 'Di Mars yang Marah': Cerita Seru saat Melalui Badai Pasir
-
Suka Menunda? Ini 4 Tips Meraih Kesungguhan Kerja dalam Buku Deep Work
-
Ulasan Buku Income Pentagon, 5 Cara Tingkatkan Kemapanan Finansial
Artikel Terkait
-
Rentetan Bunuh Diri Mahasiswa, Kapan Krisis Mental Generasi Muda Berakhir?
-
Ulasan Novel Heart Decor, Kisah yang Bikin Something Something Blossoming
-
Ulasan Novel 'The Deadly Spark', Ungkap Kasus Investigasi Penuh Plot Twist
-
Ulasan 'Cinta Terakhir Baba Dunja', Novel Ringan namun Angkat Tema Berat
-
Soal Skandal Pertemuan dengan Tahanan KPK, Novel Baswedan Sebut Alex Marwata Penuhi Unsur Pidana jika...
Ulasan
-
Review Film Angkara Murka: Horor dan Kekuasaan di Balik Gelapnya Tambang
-
Ulasan Novel The Three Lives of Cate Kay: Antara Karier dan Keluarga
-
Film Komedi Kinda Pregnant, Kebohongan Kehamilan Menjadi Realita Emosional
-
6 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Sumba, Ada yang Mirip Niagara
-
Review Film Lilo & Stitch: Live-Action yang Cuma Dibikin Ulang?
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya