Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rie Kusuma
Cover novel New York After the Rain.[Dok./Ijak]

“Mungkin … cinta itu adalah ketika kau memilih memendam perasaan untuk orang yang kaucintai, namun diam-diam tetap mengharapkannya, meski ia sudah memiliki orang lain di sisinya.” (Hal. 84)

Novel New York After the Rain merupakan karya dari Vira Safitri. Novel amore ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2015.

Novel ini berkisah tentang Julia Milano, tokoh utama kita, yang memendam perasaan cintanya untuk Jacob Pierce, pemimpin redaksi umum BlackInk, penerbit tersohor di Amerika tempat Julia bekerja sebagai editor.

Julia merahasiakan jati dirinya sebagai penulis novel di BlackInk bernama samaran Jane Martin, karena aturan ketat kantornya yang melarang editor merangkap sebagai penulis. Julia tidak ingin sampai diberhentikan dan kehilangan kesempatan untuk melihat Jacob setiap hari.

Sampai suatu kali aktor sekaligus sutradara terkenal, Ethan Hall, ingin mengangkat novel Goodbye, Autumn milik Jane Martin ke layar lebar, membuat Julia tak bisa berkutik karena ternyata Ethan mengetahui jati dirinya di balik novel-novel Jane Martin.

Kebersamaan Julia dan Ethan dalam proses syuting mengungkap rahasia keduanya yang berkaitan dengan Jalan Christopher. Antara dendam dan cinta keduanya tak bisa lagi melepaskan diri, tepat di saat Julia sudah bisa melupakan Jacob.

“Sebaiknya jangan pernah sia-siakan air matamu untuk orang yang salah. Karena ketika air matamu sudah terlanjur mengalir, sulit sekali bagi siapapun menghentikannya.” (Hal. 186)

Sangat jarang saya menemukan novel yang lengkap, yang bisa memberikan kepuasan seusai membacanya. Sampai saya menemukan New York After the Rain yang memuaskan dahaga saya akan novel yang sempurna 'versi saya'.

Lalu, poin menarik apa sajakah dalam novel ini yang membuat saya begitu puas seusai membacanya? Kita simak bersama, yuk!

Alur/Plot Cerita yang Rapi

Kisah Juli Milano di novel ini cukup pelik dan rumit karena banyaknya cabang konflik. Tapi, karena semua alur dan plot tertata dengan baik, pembaca tak akan menemui kesulitan dalam menemukan benang merah. Juga tidak harus ikut-ikutan kusut karena konflik yang beragam. Cukup menyimak dan mengikuti alur ceritanya yang rapi.

Karakter Para Tokohnya Membekas di Hati

Semua karakter, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung, sangat kuat dan berkembang seiring berjalannya cerita, sampai membekas di hati.

Bahkan ketika novel ini selesai saya baca, saya masih terbayang-bayang sikap Ethan terhadap Juli, maupun sebaliknya, seperti apa cantiknya Juli, sinisnya Ethan, termasuk beberapa adegan mereka bersama masih menempel di kepala.

Latar Tempat tak Sekadar Tempelan

Setting cerita yang memakai kota New York dan Italia benar-benar digambarkan dengan detail. Penulis terlihat sangat memahami dan melakukan riset dengan baik mengenai kota-kota yang menjadi latar cerita.

Terlepas jika ada yang fiktif—seperti (mungkin) toko buku Blue Ivy di Jalan Morton, karena saya sampai ngecek google map buat memastikan keaslian setting-nya—semua tentu disesuaikan dengan kebutuhan cerita.

Konflik Cerita Diramu dengan Baik

Tak hanya mengenai konflik batin Juli yang menyimpan cintanya untuk Jacob, konflik pun berkembang tak hanya sampai di situ, tapi juga menyoal dilema cinta antara Ethan dan Juli.

Lalu ada konflik yang berhubungan dengan peristiwa di Jalan Christopher dan orang-orang yang terlibat, pekerjaan Juli sebagai editor yang terancam, dan beberapa konflik internal antara para tokoh pendukung.

Bersih dari Typo

Biasanya mata saya jeli jika berurusan dengan typo, tapi saya tidak atau belum menemukan typo di novel New York After the Rain ini. Jika pun elipsis/titik tiga (...) yang tak diberikan spasi di awal, saya pernah membaca bahwa itu diperkenankan, karena masuk ke gaya selingkung.

Pilihan Diksi yang Tak Biasa

Tadinya saya pikir saya sudah menemukan typo ketika membaca kata-kata seperti: terpegun, legat-legat, berpinar-pinar. Tapi, setelah mengecek di KBBI, ternyata semua diksi tersebut memang ada.

Otomatis perbendaharaan kosakata saya jadi bertambah karena pilihan diksi tak biasa yang baru saya ketahui tersebut. Ditambah lagi dengan gaya penulisan yang seperti novel terjemahan, sangat nge-blend dengan setting ceritanya.

Plot Twist-nya Nampol

Saya percaya apa yang disampaikan di prolog akan memegang kunci cerita. Tapi, ketika cerita tiba pada peristiwa yang terjadi di Jalan Christopher yang diungkapkan di prolog, saya sempat kecewa. Oh, hanya begitu saja?

Eits, tapi tunggu dulu, karena ternyata tidak begitu saja. Jalan Christopher menjadi kunci penting dari sebuah kejadian lain, yang membuat Ethan ‘melamar’ novel Jane Martin. Bahkan ada maksud tertentu mengapa yang dipilih Ethan untuk difilmkan adalah novel Goodbye, Autumn. Plot twist-nya nampol banget.

Ending yang Memuaskan

Walau sempat deg-degan karena sampai akhir sepertinya bakal tidak sesuai harapan, tapi akhirnya saya bisa bernapas lega. Semua ganjalan terjawab dan bisa terselesaikan dengan baik. Saya bahkan sampai mau berterima kasih sama salah satu tokohnya yang sudah legowo.

Novel New York After the Rain bukan sekadar kisah selepas hujan di langit kota New York, tapi juga novel yang memenuhi kriteria sebagai novel yang sempurna 'versi saya',  dan jelas, akan saya rekomendasikan sebagai pilihan bacaan Sobat Yoursay berikutnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rie Kusuma