'Inteligensi Embun Pagi' adalah novel penutup dari serial Supernova karya Dee Lestari. Butuh waktu 15 tahun sejak Dee mengawali debutnya hingga menyelesaikan seri terakhir ini. Dimulai dari novel Ksatria Putri dan Bintang Jatuh (2001), Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014), dan Inteligensi Embun Pagi (2016).
Novel seri keenam ini menceritakan tentang pertemuan seluruh tokoh utama dari seri pertama sampai seri kelima. Inteligensi Embun Pagi adalah sebuah universe yang mempertemukan seluruh tokoh peretas, yakni Bodhi, Elektra, Zarah, Alfa, dan Gio.
Dalam seri ini, dikisahkan bahwa para peretas (Harbringer) tengah diincar oleh kaum Sarvara yang baru diungkap identitasnya di novel ini.
Tugas Sarvara adalah membunuh peretas. Tidak mengejutkan bahwa Ishtar dalam novel Akar adalah Sarvara yang telah mengincar Gio dan Bodhi, Bu Sati adalah Sarvara yang hendak membunuh Elektra, dan Simon dalam novel partikel adalah Sarvara yang mengancam keberadaan Zarah.
Sementara itu, untuk melindungi para peretas, ada tokoh-tokoh yang menjadi Infiltran. Di antaranya adalah Mpret, Kell, dan Guru Liong.
Tak mengherankan jika dalam novel ini, fokus cerita seakan-akan hanya menjadi medan pertempuran dan ajang saling kejar-kejaran antara Sarvara, Harbringer, dan Infiltran.
Ada banyak drama yang cukup menegangkan. Antara kaum Harbringer dan Sarvara, masing-masing punya misi yang hendak mereka tuju. Rasanya sulit untuk menentukan keberpihakan di antara tokoh-tokohnya.
Secara umum, Inteligensi Embun Pagi ini lumayan seru untuk diikuti. Apalagi, di seri terakhir ini segala teka-teki yang bermunculan di semua seri sebagian besarnya terjawab. Meskipun di bagian ending masih diliputi pertanyaan yang masih menggantung. Misalnya adanya prediksi kemunculan peretas puncak yang belum diketahui identitasnya.
Dari segi premis mengenai pencarian jati diri, jika dibandingkan dengan semua seri pendahulunya, kali ini sedikit mengecewakan bagi saya. Dari awal sampai akhir, saya merasa bahwa porsi cerita hanya memuaskan dari segi ketegangan dan plot.
Ibarat sedang nonton film action yang seru dan mendebarkan, tapi keseruannya hanya sampai di situ saja. Saya kurang mendapatkan makna dan esensi yang terkandung dalam novel penutup ini, sebagaimana saat saya terpuaskan dengan novel-novel sebelumnya.
Tapi secara umum, novel ini patut diapresiasi. Bisa dibilang, Dee berhasil membuat karya master-piece lewat serial Supernova yang butuh waktu belasan tahun untuk rampung.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Buku Bad Habits, Kebiasaan Buruk Gen Z yang sering Dinormalisasi
-
Ulasan Buku 'Hati-hati Yaaa,' Kumpulan Cerita yang Meningkatkan Kewaspadaan
-
Hempas Mager, Ulasan Buku Motivasiholic: Seni Memotivasi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Ulasan Novel Betting on You: Sebuah Taruhan yang Menjadi Hubungan Romantis
-
Novel Daydream: Kisah Cinta Antara Kapten Hoki dan Mahasiswi Berprestasi
-
Ulasan Novel Anggara Kasih: Horor dan Teror Weton Kelahiran Pembawa Maut
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
Terkini
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025