Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Sampul Novel Petir (Gramedia)

'Petir' adalah buku ketiga dari novel serial Supernova karya Dee Lestari. Setelah sebelumnya Dee sukses melahirkan seri pertama berjudul Ksatria Putri dan Bintang Jatuh, lalu seri kedua dengan judul Akar, selanjutnya novel berjudul Petir ini hadir dengan cerita yang tidak kalah seru.

Yakni kisah mengenai kehidupan seorang gadis blasteran Tionghoa asal Bandung bernama Elektra yang hidupnya terancam karena ia suka bermalas-malasan.

Sudah sarjana tapi pengangguran, harus hidup mandiri tapi tidak punya survival skill yang memadai, dan hobinya cuma rebahan. Itulah sederet gambaran dari sosok Elektra yang menyedihkan.

Bisa dibayangkan bagaimana chaos-nya kehidupan yang harus ia jalani semenjak ibu dan ayahnya meninggal dunia dan saudara perempuannya memilih ikut suami ke luar kota.

Etra, begitu kerap ia disapa, memang sangat tidak siap dengan kehidupannya sebagai orang dewasa. Tapi, mau tidak mau, ia harus belajar dan menghadapi realita kehidupan yang menantinya.

Terlepas dari karakter Etra yang hanyalah seorang gadis medioker dan tidak punya bakat apa pun, tapi ia sosok yang enggan untuk merepotkan orang. Ia tetap mau berusaha dan pantang menyerah. Ia mendaftar pekerjaan ke sana-sini, ikut bisnis MLM, hingga nekat mengirim CV ke kuburan!

Coba bayangkan, saking desperate-nya, si Etra percaya saja ketika orang iseng mengirimkannya tawaran pekerjaan via email ke STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu Gaib Nasional).

Untuk memenuhi kualifikasi pendaftaran sebagai asisten dosen yang ternyata hanyalah modus penipuan, ia harus melampirkan beberapa peralatan klenik yang ia dapatkan di toko seorang paranormal bernama Bu Sati.

Meskipun kisah di atas terbilang konyol, tapi pertemuan dengan Bu Sati lah yang menjadi titik balik kehidupan Etra. Melalui sosok perempuan paruh baya tersebut, Etra belajar untuk menggali potensi tersembunyi yang ada pada dirinya.

Kemampuan tersebut terbilang unik, karena ternyata ia memiliki kekuatan untuk mengendalikan listrik!

Dan seiring waktu, takdir membawanya pada pertemuannya dengan seorang cowok ahli IT bernama Toni alias Mpret. Di sinilah, kisah persahabatan dan kedekatannya dengan Mpret membawa warna tersendiri dalam novel ini.

Saya sangat suka dengan dinamika hubungan antara Etra dan Mpret. Meskipun tidak banyak deskripsi yang menggambarkan hubungan romantis yang mereka jalani, tapi tiap dialog dan adegan antara Etra dan Mpret selalu bikin gemas dan baper. Mereka berdua adalah dua karakter yang saling mengisi dan melengkapi.

Secara umum, di antara seluruh serial Supernova, Petir ini adalah novel yang paling saya sukai. Tiap seri memang punya keunggulan dan ciri khas masing-masing, tapi Petir menghadirkan cerita dengan genre fantasi yang ringan, sederhana, dan kocak.

Sangat menyenangkan rasanya membaca seri yang satu ini. Pembaca bisa tetap menikmati konflik yang seru, tapi tidak kehilangan esensi dari sebuah cerita yang bermakna dan menghibur!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir