Four Seasons in Japan karya Nick Bradley adalah novel yang kisah-kisah kehidupan, budaya, dan keindahan alam Jepang dengan latar yang terinspirasi oleh ritme empat musim.
Novel ini mengikuti perjalanan sekelompok karakter berbeda yang saling terhubung oleh satu novel Jepang yang mereka temukan, yang masing-masing membawa pembaca melalui pengalaman musim yang berbeda, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin.
Novel ini mengikuti kisah Flo, yang merasa lelah dengan kehidupan di Tokyo dan terjebak dalam krisis kepercayaan diri, menemukan buku misterius yang ditinggalkan di Kereta Bawah Tanah.
Novel ini segera memikatnya, mendorong Flo untuk menerjemahkannya dan mengubah hidupnya. Ceritanya tentang Ayako, seorang wanita tua yang keras kepala di Onomichi, dan cucunya Kyo, yang mereka rawat setelah kehilangan besar.
Hubungan mereka yang sulit memikat Flo, yang memutuskan mencari penulis novel yang misterius. Saat cerita Ayako dan Kyo berkembang, Flo menyadari ada kesamaan antara hidupnya dan tokoh-tokoh itu, membuatnya semakin terikat.
'Four Seasons in Japan' menjadi novel yang sangat menarik, dengan mengeksplorasi berbagai isu dengan halus tanpa terkesan menggurui. Novel ini dihiasi dengan peribahasa yang indah dan penuh dengan kutipan yang memukau, menciptakan suasana yang mengalun lembut dan reflektif.
Kisah ini menyajikan kegetiran dan keindahan, mengeksplorasi cinta akan kehidupan yang damai dan perjalanan untuk menemukan tujuan hidup.
Mengikuti kisah Flo, yang terjebak dalam rutinitasnya sebagai penerjemah setelah kesuksesan debutnya. Hubungan Flo sedang di ambang kehancuran, dan ia kehilangan arah dengan proyek penerjemahan baru yang tidak lagi membuatnya bersemangat.
Ketakutannya untuk terbuka secara emosional menjadi penyebab keretakan dalam hubungannya.
Di sisi lain, Ayako adalah karakter yang kompleks. Meski hatinya penuh dengan cinta, niat baiknya sering tersampaikan dengan cara yang kasar Hal ini menjadikannya karakter yang menarik dan nyata.
Novel ini ditulis dengan cerita yang indah, penuh emosi, dan mengalir dengan baik. Latarnya, karakter-karakternya, hingga kucing-kucing yang muncul di dalam cerita menambah daya tariknya.
Membaca novel ini membuat pembaca merasa benar-benar tenggelam dalam suasananya, seolah ikut hidup di Jepang dan merasakan pergantian musimnya.
Buku ini juga kaya akan metafora dan penuh dengan hal-hal yang bisa direnungkan. Bagi yang suka menggali ide-ide yang tersirat dari sebuah novel, 'Four Seasons in Japan' rasanya akan menawarkan banyak bahan pemikiran.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Novel "Caroline', Kisah Gadis Kecil Temukan Pintu Misterius di Rumah Tua
-
Perjalanan Nobody Owens: Tumbuh di Antara Hantu dalam The Graveyard Book Karya Neil Gaiman
-
Mengenal Damar dan Dunia Khayalnya dalam Novel 'Dongeng untuk Raka'
-
Ulasan Novel Arkananta, Saat Kehangatan Keluarga Diuji oleh Rasa Kehilangan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
Novel 'The Champhor Tree' Keigo Higashino Akan Hadir dalam Versi Anime
-
Piala Asia U-17: Perhitungan Rumit Klasemen Akhir Membuat Australia Ikut Tersingkir
Ulasan
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
Review Anime Wind Breaker, Bukan Hanya Tawuran tapi Melindungi yang Lemah
-
Jumbo: Animasi yang Menghormati Penonton Muda dengan Cerita Penuh Makna
Terkini
-
Asyik Buat Dance, Kai EXO Bagikan Detail 2 B-side Track di Album Wait On Me
-
Rilis sejak Libur Lebaran, Box Office Indonesia Diisi Pabrik Gula dan Jumbo
-
Malut United akan Kerja Cerdas Hadapi Persis Solo, Persiapan Sudah Matang?
-
Fakta Unik 4 Wakil Asia Tenggara di Piala Asia U-17: Semua Hasil Terwakili!
-
Sinopsis Drama Speak for the Dead, Dibintangi Lu Xiao Lin dan Wang Zhen