Django Unchained merupakan film besutan sutradara Quentin Tarantino yang dirilis pada tahun 2012.
Dibintangi oleh Jamie Foxx, Christopher Waltz, Leonardo DiCaprio, Kerry Washington dan Samuel L. Jackson, film ini mengangkat tema tentang perbudakan masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat pada abad ke-19.
Ceritanya berpusat pada Django (Jamie Foxx), seorang pria yang diperbudak dan dipisahkan dari istrinya, Broomhilda (Kerry Washington). Suatu hari, Django diselamatkan dan dibebaskan oleh King Schultz (Christopher Waltz), seorang mantan dokter gigi yang kini beralih profesi menjadi bounty hunter.
King Schultz membutuhkan bantuan Django untuk mencari tiga buronan, Brittle bersaudara, yang dulu adalah pengawas di perkebunan tempat Django diperbudak. Sebagai imbalannya, Schultz berjanji akan membantu Django menyelamatkan Broomhilda.
Setelah berhasil menemukan dan menghabisi Brittle bersaudara, Schultz dan Django melanjutkan misi untuk melacak keberadaan Broomhilda. Mereka mendapat informasi bahwa Broomhilda dijual kepada Calvin J. Candie (Leonardo DiCaprio), seorang pemilik perkebunan Candyland, yang sangat kejam.
Dengan menyamar sebagai pembeli budak yang kaya, Schultz dan Django menyusup ke rumah Calvin. Namun, rencana mereka digagalkan oleh Stephen (Samuel L. Jackson), pelayan setia Calvin yang sejak awal mencurigai motif mereka.
Mau tak mau, Schultz dan Django harus bertarung habis-habisan demi menyelamatkan Broomhilda.
Ulasan Film Django Unchained
Django Unchained merupakan karya luar biasa dari Quentin Tarantino yang berhasil menggabungkan berbagai elemen—western, buddy movie, dan kisah balas dendam—menjadi satu kesatuan yang intens dan memikat.
Salah satu hal yang menarik dari Django Unchained adalah performa akting luar biasa dari para pemainnya. Quentin Tarantino berhasil menyatukan talenta-talenta terbaik untuk menghidupkan karakter-karakter yang kompleks.
Mulai dari Jamie Foxx sebagai tokoh utama, ia berhasil menggambarkan perjalanan emosional yang kompleks dari karakter Django.
Begitu pula Christoph Waltz, ia mampu menghidupkan karakter Schultz, yang bijaksana, cerdas, dan penuh perhitungan. Akting Cristoph yang menawan berhasil mengantarkannya meraih penghargaan Oscar untuk kategori Aktor Pendukung Terbaik.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Leonardo DiCaprio juga membawa film ini ke level yang lebih intens. Leo berhasil menjiwai karakter Calvin dengan sangat baik, menjadikannya sebagai salah satu antagonis paling memorable.
Kerry Washington juga berhasil memberikan penampilan yang cukup solid sebagai Bromhilda. Namun, saya pribadi merasa karakter Broomhilda kurang mendapatkan ruang untuk berkembang lebih jauh dan terkesan pasif, meski keberadaannya sangat penting dalam cerita ini.
Secara visual, Django Unchained tidak kalah memukau. Sinematografi yang dipersembahkan oleh Robert Richardson mampu menangkap keindahan lanskap gurun Amerika yang luas. Adegan tembak-menembak yang dihadirkan, menjadi semakin menggugah berkat pengambilan gambar yang apik.
Selain visual, musik juga memainkan peranan penting dalam film ini. Soundtrack yang dipilih Quentin Tarantino menciptakan atmosfer yang unik, menggabungkan lagu-lagu klasik dengan sentuhan modern. Lagu seperti “Freedom” dari Anthony Hamilton seolah memperkuat tema yang diusung, yaitu tentang kebebasan dan keadilan.
Film ini juga tidak menahan diri untuk menampilkan berbagai kekejaman yang dialami oleh para budak, mulai dari adegan yang memperlihatkan salah satu budak yang dicambuk secara brutal, pelecehan terhadap Broomhilda, hingga adegan saat seorang budak dimangsa hidup-hidup oleh sekumpulan anjing pelacak.
Kehadiran kata-kata bernuansa rasis, yang sering diucapkan oleh para karakter kulit putih, meskipun mengundang kontroversi, namun hal tersebut dimaksudkan untuk mencerminkan realitas pahit yang dialami budak kulit hitam di masa itu.
Meski memiliki banyak kelebihan, Django Unchained juga tak lepas dari sedikit kekurangan. Dengan durasi hampir tiga jam, film ini terasa sedikit terlalu panjang untuk cerita yang sebenarnya relatif sederhana. Beberapa adegan dialog, meskipun menarik dan memperkaya karakter, terkadang bisa terasa lambat dan mengganggu ritme film.
Secara keseluruhan, Django Unchained berhasil menghadirkan kisah penuh emosi, aksi memukau, dan pesan yang mendalam tentang perjuangan melawan penindasan. Dengan semua elemennya yang terkemas apik, film ini layak sekali untuk ditonton.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Review Film Weapons: Horor Non-Linear dengan Atmosfer Super Mencekam
-
Ikon Metal Legendaris Ozzy Osbourne Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
-
7 Film dan Serial yang Dibintangi David Corenswet sebelum Jadi Superman
-
Review Film Havoc: Suguhkan Aksi Super Brutal tapi Naskah Terlalu Datar
Artikel Terkait
-
Bikin Nostalgia, Sinetron Bidadari Kembali Tayang di TV
-
Sinopsis Film Kraven The Hunter, Asal-usul Musuh Bebuyutan Spider-Man
-
Review Film The Blackening, Sekelompok Muda-mudi Menjadi Sasaran Pembunuhan
-
Sinopsis Film Hutang Nyawa, Debut Horor Rachel Vennya
-
Ulasan Film Asteroid City, Dapat Standing Ovation Lama di Festival Cannes
Ulasan
-
Review Film Good Boy: Horor dari Sudut Pandang Seekor Anjing yang Setia
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
-
Review Film One Battle After Another: Sebuah Cerminan Masyarakat Modern!
Terkini
-
Makan Enak Sekarang, Pendek Umur Kemudian? Bahaya Makanan Ultra Proses Terungkap!
-
Investasi Bikin Deg-degan? Taklukkan Pasar Modal di ISTC 2025 dan Raih Hadiah 20 Juta!
-
War Tiket Anti Gagal: 7 Jurus Jitu Biar Gak Cuma Dapet Tulisan Sold Out
-
Laga Penentuan Lawan Arab Saudi, Kluivert Tak Perlu Paksakan Maarten Paes untuk Turun
-
Ronde Keempat Kualifikasi: Waktunya Indonesia Tancapkan Luka Ketiga bagi Arab Saudi