Ternyata manusia hidup itu tidak hanya sekali. Artinya, ketika manusia telah meninggal dunia, dia akan menjalani kehidupan barunya di akhirat.
Kehidupan akhirat inilah yang abadi dan harus menjadi perhatian sekaligus renungan bersama. Agar kita selalu berupaya memperbanyak amal yang baik sebagai persiapan bekal hidup yang abadi di akhirat.
Dalam buku ‘Hidup (Tidak) Hanya Sekali’ dijelaskan bahwa hidup di dunia sangat singkat dibandingkan hidup kita yang sangat panjang dan kekal di akhirat. Allah SWT telah memberikan kepada kita modal perniagaan yang sangat berharga, yaitu waktu dan semua kenikmatan, yang harus kita kelola dengan cerdas.
Caranya dengan menjadikan seluruh aktivitas kita dalam mengisi detik demi detik hanya untuk beribadah kepada Allah saja agar kita selamat memasuki surga yang kekal abadi.
Setiap detik demi detik yang kita lewati di dunia ini akan sangat menentukan nasib kita di akhirat kelak, apakah akan bahagia atau sengsara. Jika waktu yang sangat singkat ini kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat, kebahagiaanlah yang akan kita raih. Jika diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk akhirat, hanya penyesalanlah yang akan diperoleh di hari kiamat (hlm. iii-iv).
Hidup di dunia ini kita akan dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan pertama adalah berusaha menjadi manusia yang baik, sesuai petunjuk Allah. Yang kedua adalah menjadi manusia bebas yang tidak taat aturan atau mengabaikan perintah Allah dan tak peduli dengan larangan-larangan-Nya.
Benar apa yang disampaikan Imelda Noveri dalam buku ini bahwa dalam menjalani hidup ini, kita hanya memiliki dua pilihan, yaitu pilihan kebaikan atau keburukan.
Keduanya sama-sama harus dicapai dengan kerja keras, kerja cerdas, dan memiliki konsekuensi yang akan membawa kita pada terminal akhir perjalanan manusia yaitu ke surga yang penuh dengan kenikmatan atau ke neraka yang penuh dengan siksaan.
Berpikir dan berbuat cerdaslah dalam memutuskan pilihan hidup ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati” (hlm. 5).
Buku karya Imelda Noveri yang diterbitkan oleh Puspa Swara (Jakarta) ini penting dibaca sebagai sarana introspeksi sekaligus renungan yang akan memotivasi kita memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal hidup di akhirat kelak.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Seven Summers: Sebuah Perjalanan Hati yang Tak Terlupakan
-
Viral Jemaah Digeser Saf Salatnya Demi Wapres, Ini Dalil soal Persamaan Derajat Manusia di Mata Tuhan
-
Review Buku If He Had Been with Me: Pesona Dua Sejoli yang Terpisahkan
-
Perang Dewa dan Fantasi Dunia yang Fantastis Bersama Buku Divine Rivals
-
Ulasan Buku 'Nothing Like The Movies'; Skenario Cinta Sejati di Film-Film
Ulasan
-
Review Film Nobody 2: Sekuel Aksi yang Lebih Gila dari Film Pertama!
-
Ulasan Buku Stress? So What?! Cara Mengubah Tekanan Menjadi Kekuatan
-
Introvert, Validasi, dan Kematian, Resep Gila Diramu Film Tinggal Meninggal
-
Ulasan Novel The Good Boy: Petualangan Ajaib Genie dalam Menemukan Cintanya
-
Novel The Art of a Lie: Misteri Kehidupan Ganda Suami yang Telah Meninggal
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Demon Slayer!
-
Merdeka dengan Sepeda: Mengayuh untuk Bumi yang Lebih Hijau
-
Membangun Ketahanan Ekosistem: Mengapa Kita Harus Menjaga Hutan?
-
Dipaksa Berbagi Poin, Pelatih Arema FC Sanjung Perlawanan PSIM Yogyakarta
-
Sukses Tutup Tur Asia 'Kaion', Kai EXO Siap Sapa Penggemar di Amerika Utara