
Nyaris semua cerita dalam buku kumpulan cerpen Ciumlah Aku di Ujung Subuh ini memukau, terlebih cerpen yang bertajuk Suja. Cerpen Suja mengusung tema keluarga. Suja sendiri adalah nama supir dari keluarga Hermawan yang kaya raya. Suja tinggal di kamar gudang di belakang rumah megah itu.
Diceritakan, keluarga Hermawan dan istrinya tidak dapat mewarisi perusahaan orang tuanya sebab ia tidak memiliki keturunan. Perusahaan milik orang tua Hermawan akan jatuh kepada adik perempuannya karena ia punya anak laki-laki.
"Kamu tidak akan memimpin perusahaan keluarga jika kamu tidak memiliki keturunan. Perusahaan ini akan dikelola oleh adikmu yang perempuan karena dia memiliki anak laki-laki," ayahnya pernah berkata suatu hari kepada Hermawan. (Halaman 16).
Sebelumnya, dokter mengatakan bahwa masalahnya ada pada Hermawan, bukan istrinya. Sementara Hermawan sangat berharap perusahaan keluarga jatuh ke tangannya, bukan ke adik perempuannya. Maka, Hermawan pun minta tolong kepada Suja dan mendesak istrinya demi mewujudkan impiannya untuk memimpin perusahaan dengan cara harus mempunyai keturunan.
Beberapa tahun kemudian, istri Hermawan melahirkan anak yang diberi nama Surya. Sejak anak itu lahir, keluarga Hermawan selalu ribut. Terdengar suara piring dan barang-barang dibanting, suara pipi ditampar, dan terakhir suara tangis istri Hermawan. Ketika mendengar itu semua, biasanya Surya berlari sambil menangis menuju gudang tempat Suja berada.
Di sana Surya mendapat pelukan Suja. Tangan Suja mengusap kepala Surya dengan lembut dan membiarkan Surya membasahi pakaian Suja dengan air mata.
Tangan Suja lalu membelai kepala Surya yang telah terbaring di tempat tidurnya di dalam gudang itu. Merasakan ketulusan belaian Suja, Surya dengan cepat tertidur. Saat Surya pulas, Suja mengendap keluar dari dalam gudang dengan membawa barang-barangnya dalam kantong plastik hitam. Ia lalu menghilang di balik pintu dan jauh dari kehidupan Surya.
Ketika Surya sudah berumur 16 tahun, sewaktu ia sedang melukis, ibunya datang mendekatinya. Ia mengajak ke rumah sakit untuk menjenguk Om Suja yang sedang terbaring lemah.
Surya dan ibunya segera menuju rumah sakit yang jaraknya sangat jauh dari rumah mereka. Saat tiba di sana mereka langsung menuju ke ruangan kelas tiga yang berada di bagian paling ujung. Surya teringat kembali gudang belakang rumah yang menjadi tempat Suja. Beberapa tahun setelah Suja pergi, Surya masih sering tidur di tempat itu, membayangkan Suja berada di sana.
Sampai di sudut ruangan rumah sakit, Surya tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kini badan Suja menjadi sangat kurus, hingga Surya tampak ragu-ragu, apakah orang ini benar-benar Suja.
Setelah Suja dan Surya lama saling menatap, ibu Surya menegaskan bahwa laki-laki yang kini pipinya sangat cekung itu adalah ayah kandungnya.
"Surya, ciumlah tangan ayah kandungmu." (Halaman 22).
Tanpa ragu Surya lalu memeluk tubuh yang kurus itu sambil menangis. Tangan Suja perlahan terangkat, lalu turun dan menyentuh kepala Surya. Ia mengusap kepala itu, seperti dulu.
Entah diangkat dari kisah nyata atau tidak, namun cerpen ini seolah riil. Demi ambisi meraup harta dan tahta, apapun dilakukan, sekalipun mengorbankan orang lain. Cerpen ini meninggalkan pesan bahwa hasrat untuk menumpuk harta dengan segala macam cara itu tidak baik. Carilah harta yang halal dan dengan cara yang baik.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Ciumlah Aku di Ujung Subuh
Penulis: Hamzah Puadi Ilyas
Penerbit: MASmedia Buana Pustaka
Cetakan: I, 2008
Tebal: 238 Halaman
ISBN: 978-602-835-007-5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Terungkap! Nagita Slavina Jadi Mak Comblang Luna Maya dan Maxime Bouttier hingga Menikah Hari Ini
-
Reaksi Haji Faisal Soal Hubungan Asmara Fuji dan Verrell Bramasta: Saya Kembalikan kepada Anak
-
Tersandung Kasus Penyalahgunaan Vape Obat Keras, Jonathan Frizzy Terancam 12 Tahun Penjara
-
Mohon Restu saat Prosesi Sungkeman, Ibunda Luna Maya Tak Sanggup Tahan Air Mata
-
Sambut Hari Pernikahan, Luna Maya dan Maxime Bouttier Jalani Acara Siraman di Ubud Bali
Artikel Terkait
-
Kisah Mayat Mendatangi Kantor Media Massa dalam Buku Klop karya Putu Wijaya
-
Ungkap Kebenaran dan Tegakkan Keadilan dalam Buku Cerpen Saksi Mata
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Stories for Rainy Days: Kumpulan Cerita Pendek untuk Menemanimu Saat Hujan
-
Mengupas Antologi Cerpen Lelaki yang Menghancurkan Mimpi-Mimpi
Ulasan
-
Review Vulcanizadora: Film Indie ala Meditasi Gelap tentang Hidup
-
Ulasan Novel Madam Sri: Perbedaan Usia Tak Menghalangi Perasaan yang Tulus
-
Review Film Pavements: Yang Nggak Mau Jadi Dokumenter Musik Biasa
-
Kisah Lucu dan Haru dalam The Day the Earth Blew Up: A Looney Tunes Movie
-
Tentang Waktu: Kisah Cinta, Sejarah, dan Pilihan dalam Lintasan Waktu
Terkini
-
Persib Bandung Raih Gelar Juara Liga 1 2024/2025, Catat 3 Fakta Bersejarah!
-
Bukan Hanya Ferarri, Asnawi Juga Bakal Ditemani 3 Pemain Familiar di ASEAN All Stars
-
Makin Dekati Laga vs MU, ASEAN All Stars Berpacu dengan Waktu Guna Upgrade Kualitas
-
Dapat Izin Remake, Produser Film Parasite Siap Garap Agak Laen Versi Korea
-
Day6 'Maybe Tomorrow' Lagu tentang Harapan Akan Hari Esok yang Lebih Baik