Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Tika Maya Sari
Manhwa Flash Behaviour (Manta)

Kamu tahu ayam pedaging? Nah, seringnya kita menemui daging ayam ini sudah dalam keadaan bersih dan siap olah ya. Ayam pedaging dibudidayakan dengan sepenuh hati di peternakan guna memenuhi kebutuhan daging di pasaran.

Sesayang-sayangnya peternak ayam, endingnya si ayam dimakan juga toh? Huhu.

Rupanya, ide ini berhasil disajikan lewat manhwa berjudul Flash Behaviour karya Michii. Manhwa ini mengusung genre psychological, misteri, dan romantis dengan pembawaan konflik yang ringan. Walau begitu, pembaca akan dibuat hanyut dengan plot yang disuguhkan.

Flash Behaviour menceritakan dua ras yang berbeda, yaitu ras pemakan dan ras manusia.

Ras pemakan atau disebut ras Eater ini berciri fisik kulit pucat, iris mata abu-abu, dan rambut pirang terang. Mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan menjadi puncak tertinggi dari rantai makanan yang ada. Mereka ini bukanlah vampir yang haus darah, bukn juga zombie yang keleleran macam pecandu. Yah, fisiknya seperti manusia saja.

Sedangkan ras manusia diceritakan menjadi makanan pokok ras Eater. Ngerinya lagi, ras manusia yang terpilih akan diisolasi sejak anak-anak, dan diberikan kepada ras Eater bila ada permintaan. Intinya, manusia disini dianggap seperti ayam pedaging yang harus siap diolah kapanpun.

Salah satu dari anak-anak manusia yang diisolasi itu bernama Yuli. Dia ceritanya yatim piatu, dan dikirimkan ke rumah wanita ras Eater. Bukannya dijadikan makanan, Yuli justru dirawat layaknya keluarga karena kecakapannya berbicara dalam bahasa isyarat. Yuli pun juga berkawan baik dengan anak lelaki wanita tadi yang bernama Menas.

Hingga pada usia 18 tahun, Yuli dilepaskan. Namun, Yuli malah membunuh ibunya Menas dan melarikan diri karena dianggap sudah tidak dicintai lagi.

Komik lalu mengambil time skip lumayan panjang, ketika Yuli bertengkar dengan tunangannya. Hingga dia pun berjumpa dengan seorang lelaki ras Eater yang bisa berbicara bahasa manusia. Lelaki itu mengenalkan dirinya sebagai Menas.

Berangkat dari situ, Menas selalu berada di sekitar Yuli dan nggak segan ‘memakan’ manusia lain yang mengganggu Yuli lho. Sedangkan Yuli dilanda kekhawatiran yang ekstrem. Dia takut Menas mengetahui bahwa Yulilah yang membunuh ibunya.

Namun tanpa disangka, Menas rupanya telah mengetahui aksi Yuli dan malah jatuh cinta pada gadis itu hingga berujung penyanderaan. Ibarat burung dalam sangkar emas, Yuli dikurung di sebuah rumah mewah milik Menas, diberikan segala fasilitas kecuali akses ke dunia luar, dan dicintai sepenuh hati oleh Menas.

Dalam Flash Behaviour, Menas seakan tidak memiliki ekspresi marah ataupun kesal. Visualnya selalu tenang dengan senyum tipis, tetapi berhasil membuat pembaca ketar-ketir. Bahkan ketika Yuli berhasil kabur bersama laskar pejuang ras manusia yang dipimpin Ray, Menas kalem saja.

Tapi tiba-tiba banyak mayat bergelimpangan, gitu doang sih.

Menurutku, alurnya sangat menarik dan bikin nagih. Ditambah dengan art style yang rapih, halus, tetapi tidak tajam dan berlebihan. Intensitas ngeri dan mendebarkan juga berhasil disuguhkan lewat ekspresi Menas dan segala tingkah lakunya yang sulit ditebak. Sayangnya, Flash Behaviour memiliki ending yang terkesan dipaksakan dan agak aneh, serta terdapat plot hole mengenai keberadaan Yuli.

Apakah dia dimakan oleh Menas, atau tetap dicintai sepenuh hati? Entahlah.

Oh iya, komik ini sudah tamat ya, dan skor dariku adalah 8 dari 10. So, kamu berminat baca?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tika Maya Sari