Melakukan perubahan ke arah yang lebih positif barangkali menjadi keinginan yang diidamkan oleh semua orang.
Namun sayangnya, melakukan perubahan adalah hal yang tidak mudah. Terlebih saat kita memiliki kebiasaan buruk yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun.
Terkait hal tersebut, ada sebuah buku menarik yang berjudul The Book of Self-Transformation.
Buku karya Rony Kustendro ini berisi panduan untuk melakukan sebuah perubahan dalam hidup dengan memaksimalkan potensi pikiran dan emosi.
Ketika berbicara mengenai perubahan atau transformasi diri, kita mungkin menganggap bahwa hal tersebut butuh upaya yang keras untuk diwujudkan.
Namun, melalui buku ini, penulis menunjukkan kiat-kiat tentang bagaimana transformasi diri bisa dilakukan dengan hal-hal yang lebih sederhana.
Untuk mewujudkan perubahan tersebut, ada beberapa penekanan yang dijelaskan oleh penulis.
Beberapa di antaranya menguatkan pemahaman tentang hidup yang seyogyanya adalah rentetan perubahan dari waktu ke waktu, faktor yang memengaruhi transformasi diri, hingga cara menghadapi perubahan dengan menyenangkan.
Berbicara tentang perubahan, sebenarnya hal ini adalah sebuah keniscayaan yang mesti dihadapi oleh setiap orang.
Kita tidak bisa menolak datangnya perubahan tersebut, sehingga mau tidak mau, kita harus menyiapkan diri untuk menyambutnya.
Ada sebuah nasihat menarik yang diungkap oleh penulis. Bahwa seseorang dapat berubah karena dua alasan. Jika tidak karena hatinya sudah terbuka, atau hatinya sedang terluka (halaman 12).
Yang perlu diingat, sebaiknya kita tidak menunggu hingga hati kita terluka untuk membuat sebuah perubahan.
Sebaliknya, membuka hati untuk kemungkinan perubahan adalah hal yang harus kita lakukan agar kita tidak menderita karena perubahan yang akan terjadi.
Kita harus selalu bersiap-siap, memperbaiki mindset yang akan mempengaruhi perbuatan, serta berusaha menciptakan realitas tersebut.
Secara umum, buku ini lumayan menarik. Latar belakang penulis yang merupakan seorang hipnoterapis ini membuat buku ini punya daya tarik yang membuat kita termotivasi.
Hanya saja, ukuran font-nya terlalu kecil sehingga membuat buku ini terasa melelahkan saat dibaca.
Namun terlepas dari hal tersebut, buku ini sangat informatif.
Bagi kamu yang sedang mencari bacaan yang bisa memandumu untuk melakukan perubahan, The Book of Self Transformation bisa menjadi panduan yang layak untuk disimak!
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi