All is Well adalah novel karya Jenny Nur Amalia yang diterbitkan oleh Langgam Pustaka tahun 2021. Membawa cerita yang unik dan related dengan seseorang yang mengalami perubahan hidup ketika orang tuanya bercerai.
Novel ini menceritakan tentang Jehan yang menutup diri setelah perceraian orang tuanya. Dia merasa bahwa kebahagiaan hanya bersifat sementara setelah kejadian yang menimpanya. Seperti orang tuanya yang semula baik-baik saja ternyata mempersiapkan perceraian itu tanpa memikirkan anak-anaknya.
Rasanya, Jehan ingin egois agar orang tuanya tidak bercerai dan kembali baik-baik saja. Itu semua tidak mungkin dia lakukan. Katanya, hubungan yang orang tuanya jalani sudah tidak satu tujuan dan demi satu sama lain, mereka memutuskan untuk bercerai. Tapi, orang tuanya tidak memikirkan bagaimana nasib anak-anaknya.
Bayangkan bagaimana bingungnya Jehan dan saudaranya disuruh memilih antara ikut Ayah atau Ibunya. Jehan dan saudaranya tinggal bersama Ibunya setelah perceraian tidak mengenakkan itu. Perubahan hidup yang dialami Jehan seakan membawanya kearah menutup diri dan membatasi pergaulan. Dia takut seumpama semuanya bersifat sementara.
Kelulusan sekolah, Jehan memilih untuk berkuliah di Bandung. Bogor sebagai kota kelahirannya dia tinggalkan beserta kenangannya. Merantau sendirian ternyata tidak seenak yang dibayangkan. Jehan dituntut hidup serba bisa tanpa Ibu dan saudaranya. Apalagi kegiatan ospek dan mencari teman baru susah untuk dilakukan.
Di Bandung, dia mendapat dua teman baru. Awal-awal memang Jehan masih ragu dan menutup diri pada teman barunya. Namun, seiring berjalannya waktu, Jehan dapat membaur dengan bantuan dua temannya yang selalu mendekatinya dan mengajaknya berbicara.
Selain teman baru, Jehan juga diajak kenalan dengan seorang laki-laki. Seperti biasa, Jehan tidak mau membuka diri. Tapi, laki-laki tersebut yang diketahui bernama Langit, terus-menerus menempel dan mengikuti Jehan kemanapun. Apalagi laki-laki itu menceritakan bagaimana keadaan keluarganya yang membuat Jehan sadar bahwa bukan dia yang paling menderita di dunia. Langit membuat Jehan sadar akan pentingnya bersyukur dan melewati masalah yang ada.
Dalam novel ini, penulis banyak memberikan pesan-pesan positif untuk pembaca. Kita dibuat sadar bahwa bukan hanya kita yang menderita di dunia. Banyak yang lebih menderita. Jadi, daripada menyalahkan diri atas penderitaan yang menimpa, lebih baik bersyukur masih ada di dunia.
Sepertinya, penulis hanya ingin memberikan pesan moral daripada menyatukan Langit dan Jehan dengan kisah cinta. Karena memang, dari Jehan banyak pelajaran yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran. Walaupun cerita ini mengandung banyak pesan, gaya penulisan masih perlu ditingkatkan agar lebih menarik dan nyaman dibaca.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Sylvia's Letters: Kenangan yang Tidak Akan Menemukan Tujuan
-
Rahasia dan Penjelajahan Tempat Kelahiran Papa dalam Novel Bingkai Memori
-
Menyelami Rasa Sedih dan Lega Secara Bersamaan dalam Novel Eleanor
-
Ulasan Novel One Thousand Cranes: Berdamai dan Menemukan Jalan Pulang
-
Ulasan Novel Memory of You: Memori yang Hilang di Kota Romantis
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hati yang Sunyi: Mengisi Kekosongan dalam Hati
-
Ulasan Buku Belajar Kaya dari Teman Lama: Menciptakan Kebebasan Finansial
-
Mengelola Keuangan dengan Cara Realistis dalam Buku Good With Money
-
Seru dan Bikin Lapar! Ulasan Buku Mufflelocca: Rahasia Tujuh Kue Istimewa
-
Ulasan Novel A Hole in The Head: Jejak Misteri dan Trik Sulap dalam Satu Cerita
Ulasan
-
Kebun Jati Pancawati, Spot Camping dan Piknik di Caringin Bogor
-
Ulasan Film Waktu Maghrib 2: Sumpah Serapah yang Bikin Desa Kacau!
-
Review Film 100 Yards: Konflik Dua Murid, dan Seratus Yard Kehormatan
-
Ulasan Novel The Little Prince: Persahabatan Antara Pilot dan Pangeran Kecil
-
Film Jumbo 10 Juta Penonton: Sebuah Mimpi yang Kini Jadi Kenyataan!
Terkini
-
Samsung Galaxy Z Fold 7 Segera Meluncur, Usung Kamera 200 MP dan ROM 1 TB
-
Jadwal MotoGP Aragon 2025: Persaingan Makin Ketat, Ducati Terancam?
-
Netflix Bagikan Teaser Film Frankenstein, Siap Tayang November 2025
-
Cermin Keberagaman! Saatnya Merangkul Kecantikan Inklusif di Era Modern
-
Dari Ladang ke Meja Makan: Bahaya Mikroplastik dalam Pertanian