Buku "The Year I Met My Brain" karya Matilda Boseley adalah sebuah memoir yang menggabungkan pengalaman pribadi dengan eksplorasi ilmiah tentang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), terutama bagaimana kondisi ini memengaruhi kehidupan sehari-hari orang dewasa. Dengan gaya penulisan yang ringan, penuh humor, dan sangat jujur, Boseley membawa pembaca dalam perjalanan pribadinya memahami diagnosis ADHD-nya, tantangan yang ia hadapi, serta bagaimana ia akhirnya belajar beradaptasi dan menerima dirinya sendiri.
Salah satu aspek paling menarik dari buku ini adalah cara Boseley mengungkapkan bahwa ADHD bukan hanya tentang kesulitan fokus atau hiperaktivitas, tetapi juga melibatkan perasaan kewalahan, kelelahan mental, serta perjuangan dalam mengelola tugas-tugas sederhana. Ia dengan cerdas menggambarkan bagaimana ADHD memengaruhi berbagai aspek kehidupannya, mulai dari pekerjaan, hubungan sosial, hingga kesehatan mental.
Buku ini juga menyoroti bagaimana ADHD sering kali terlambat didiagnosis pada perempuan, karena gejalanya cenderung tidak sesuai dengan gambaran ADHD klasik yang lebih banyak diteliti pada anak laki-laki. Boseley menjelaskan bahwa perempuan dengan ADHD sering kali dianggap hanya "ceroboh" atau "mudah lupa," sehingga banyak yang tumbuh dengan perasaan ada sesuatu yang salah dengan mereka tanpa mengetahui penyebab pastinya. Perspektif ini membuka wawasan penting tentang bias dalam diagnosis dan pemahaman masyarakat terhadap kondisi neurodivergen.
Selain berbagi pengalaman pribadinya, Boseley juga menyertakan informasi berbasis riset tentang ADHD, membuat buku ini tidak hanya sekadar memoir tetapi juga sumber pengetahuan yang bermanfaat. Ia menggabungkan wawasan ilmiah dengan anekdot pribadi secara seimbang, sehingga pembaca dapat memahami aspek medis dan psikologis dari ADHD tanpa merasa terbebani oleh istilah-istilah yang terlalu teknis.
Gaya penulisan Boseley yang penuh humor menjadi nilai tambah tersendiri dalam buku ini. Alih-alih menyajikan ADHD sebagai sesuatu yang suram dan membebani, ia mampu menghadirkan narasi yang menyenangkan dan penuh kehangatan. Meskipun ada banyak aspek menyenangkan dalam buku ini, Boseley juga tidak menghindari pembahasan yang lebih serius tentang dampak ADHD terhadap kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan rasa frustrasi yang kerap muncul.
Salah satu pelajaran penting dari buku ini adalah bagaimana seseorang bisa belajar menerima dirinya sendiri dan menemukan strategi yang tepat untuk menjalani kehidupan dengan ADHD. Boseley menunjukkan bahwa meskipun ADHD membawa banyak tantangan, ada cara untuk mengelolanya agar tidak menjadi hambatan utama.
Secara keseluruhan, "The Year I Met My Brain" adalah buku yang menyentuh, informatif, dan menghibur. Boseley berhasil mengemas topik yang kompleks menjadi cerita yang mudah dipahami dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin memahami ADHD lebih dalam, baik bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini maupun orang-orang di sekitar mereka yang ingin lebih memahami dan mendukung individu neurodivergen.
Identitas Buku
Judul: The Year I Met My Brain
Penulis: Matilda Boseley
Penerbit: eBook Penguin
Tanggal Terbit: 3 Oktober 2023
Tebal: 433 Halaman
Baca Juga
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
-
Ulasan Novel di Balik Jendela: Rahasia Trauma yang Tersembunyi dalam Isolasi
-
Ulasan Novel The Outsider: Sisi Lain Keadilan dalam Misteri Pembunuhan
-
Ulasan Buku Abundance: Mengulik Politik Pembangunan di Amerika
-
Ulasan Buku The Family Dynamic:Peran Orang Tua dalam Membentuk Anak Sukses
Artikel Terkait
-
Dari Joget Viral hingga Krisis Mental: Bagaimana Dampak TikTok pada Kesehatan Mental Generasi Muda?
-
Cara Cek Nomor BPJS Kesehatan dengan NIK, Praktis dan Cepat!
-
Sambut Baik Program Cek Kesehatan Gratis, Wakil Ketua DPR: Jangan Sampai Ditunggangi
-
YLKI Sambut Positif Program Cek Kesehatan Gratis, Tapi....
-
Program Cek Kesehatan Gratis: Efektif atau Sekadar Gimmick Politik?
Ulasan
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
-
Ulasan Novel di Balik Jendela: Rahasia Trauma yang Tersembunyi dalam Isolasi
-
Curug Pangeran, Di Balik Keindahan Alam Ada Sebuah Mitos yang Beredar
-
Review Film Io Capitano: Tiap Langkah yang Terluka Saat Mengadu Nasib
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
-
Tom Felton Perankan Draco Malfoy Lagi Lewat Harry Potter versi Broadway