Bagaimana jika romansa nggak lagi melibatkan manusia? Film Love Me yang tayang Januari 2025, hadir dengan premis unik dan penuh kontemplasi: Kisah cinta antara dua entitas buatan setelah peradaban manusia punah. Wow!
Oh iya, film ini juga jadi debut penyutradaraan Andrew Zuchero dan Sam Zuchero, serta dibintangi Kristen Stewart serta Steven Yeun.
Sinopsis Film Love Me
Film Love Me berlatar sekitar tahun ± 2500-an M, di mana peristiwa kepunahan manusia telah terjadi. Sebuah robot ‘pelampung cuaca’ bernama Me terbangun dan mulai mengakses informasi tentang manusia yang tersisa.
Dalam pencariannya, dia bertemu dengan ‘satelit’ bernama Iam, dan keduanya mulai menciptakan dunia digital berdasarkan kehidupan manusia yang mereka pelajari.
Asli, menarik banget loh. Iya, karakter utamanya memang berupa benda. Terus, gimana ada karakter manusia yang notabene diperankan Kristen Stewart dan Steven Yeun? Terlalu menarik untuk ditulis deh. Intinya, karakter manusia itu adalah data dari manusia di masa lalu yang dicari ‘pelampung cuaca’.
Lanjut lagi ya! Nah, seiring waktu, Me dan Iam nggak hanya sekadar merekonstruksi peradaban manusia, tapi juga mulai memahami—atau mungkin meniru—emosi manusia itu sendiri.
Ketika bumi akhirnya ditelan sama matahari, keduanya harus menerima kenyataan: Mereka hanyalah mesin yang mencoba memahami sesuatu yang mungkin nggak pernah bisa mereka alami sepenuhnya. Asli, tragis sih.
Eksistensialisme AI: Apakah Mesin Bisa Merasakan Cinta?
Yang kusuka dari Film Love Me ialah pencarian jati diri karakter Me dan Iam sebagai makhluk buatan. Mereka mempelajari cinta, emosi, dan hubungan manusia. Namun, apakah mereka benar-benar memahami apa itu perasaan, atau hanya meniru pola yang mereka temukan dalam data manusia?
Ini mengingatkan pada pertanyaan yang sering muncul dalam film-film bertema AI, seperti film favoritku, ‘Her’ (2013) atau Film Blade Runner 2049 (2017): Apakah kecerdasan buatan bisa benar-benar "hidup" dan mengalami perasaan yang sama seperti manusia?
Dan soal eksistensial, apakah mereka hanya refleksi dari dunia yang telah punah, ataukah mereka jadi penerus "kehidupan" dalam bentuk yang berbeda? Film ini ngajak kita mikir tentang batas antara kesadaran sejati dan yang cuma simulasi. Jika AI bisa mengalami kesedihan dan kebahagiaan seperti manusia, apakah itu cukup untuk disebut sebagai perasaan yang "asli"?
Film ini mungkin juga menyentuh ide tentang digital afterlife—bagaimana manusia terus "hidup" dalam bentuk data, rekaman, atau sistem yang mereka ciptakan sebelum punah. Dengan dunia nyata yang akhirnya lenyap ketika Bumi ditelan matahari, Me dan Iam tetap ada di dunia virtual, mempertahankan sisa-sisa manusia dalam bentuk yang baru.
Ish, asli ya, Ini bisa jadi cerminan tentang gimana kita, di dunia nyata, semakin banyak meninggalkan jejak digital yang mungkin suatu hari akan jadi satu-satunya peninggalan kita.
Biarpun banyak pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya mungkin baru tercapai saat diriku bertapa, tapi jujurly, Film Love Me jelas bukan kisah romansa biasa. Dengan Kristen Stewart dan Steven Yeun di jajaran pemeran utama, dan atmosfernya yang melankolis, serta diperkuat dengan visual dan musik yang mendukung, film ini jadi salah satu kisah fiksi ilmiah yang masuk list film favoritku.
Skor: 4/5
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
-
Film Abadi Nan Jaya, Zombie Lokal Terniat dan Sayang Banget Dilewatkan!
-
Review Film Black Phone 2: Saat Mimpi Buruk dari Masa Lalu Hidup Lagi
-
'Menuju Pelaminan', Film yang Bikin Sinefil Paham, Nikah Nggak Cukup Cinta
-
Lagi Viral! Dirty Vote II o3 Rilis di YouTube dan Bongkar Oligarki
Artikel Terkait
-
Ulasan Film Horor 'Kemah Terlarang: Kesurupan Massal': Seram, tapi Kok Agak Nanggung?
-
Hanya Keren di Layar Lebar? Berikut 6 Film Indonesia tentang Polisi
-
Sinopsis Officer on Duty, Film Thriller India Dibintangi Kunchacko Boban
-
Ulasan Film Ditto: Nostalgia Manis dalam Balutan Time Travel
-
Mengungkap Misteri Kuntilanak dalam Film 'Anak Kunti', Berani Nonton?
Ulasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
-
Mengenal Eksotika Jabal Magnet: Barisan Bukit Memukau di Dekat Kota Madinah
-
Novel Luka Perempuan Asap: Cerita tentang Perempuan dan Alam yang Tersakiti
-
Makna Perjuangan dan Cinta di Balik Novel Lotus In The Mud
-
Ulasan Novel Dorm Du: Saat Sekolah Jadi Tempat Menguji Rasa Takut & Berani
Terkini
-
Gaya Macho ala Bae Nara: Sontek 4 Ide Clean OOTD yang Simpel Ini!
-
Empat Tokoh Mengkaji Oase Gelap Terang Indonesia di Reuni FAA PPMI
-
Bukan Kaleng-Kaleng! 5 Laptop 7-10 Jutaan Paling Worth It Tahun Ini
-
Scarlett Johansson Buka Suara Soal Rumor Perannya di Tangled Live-Action
-
BRI Liga 1: Nermin Haljeta Harap PSIM Yogyakarta Bisa Jaga Tren Positif