Beberapa film memang nggak dibuat untuk dianalisis terlalu dalam. Logika? Nggak selalu penting. Realisme? Kadang sengaja diabaikan. Yang terpenting adalah pengalaman nonton yang seru dan menghibur.
Novocaine, film terbaru dari duo sutradara Robert Olsen & Dan Berk yang tayang di bioskop Indonesia sejak 11 Maret 2025 termasuk dalam kategori ini. Dengan bintang utama Jack Quaid, Amber Midthunder, dan Clancy Brown, film ini menggabungkan aksi brutal, body horror, dan komedi dalam satu paket tontonan yang gila-gilaan.
Sinopsis Film Novocaine
Diproduksi sama Safehouse Pictures, Film Novocaine menghadirkan premis sederhana tapi menarik: Nathan Caine (Jack Quaid) adalah seorang asisten manajer bank yang memiliki kondisi langka, congenital analgesia—ketidakmampuan merasakan sakit.
Hidupnya berubah drastis ketika bank tempatnya bekerja dirampok, dan Sherry (Amber Midthunder), rekan kerja sekaligus gebetan rahasianya, disandera. Nathan pun terjun ke dalam aksi penyelamatan, memanfaatkan tubuhnya yang nggak bisa merasakan sakit sebagai senjata utama.
Logika? Skip Dulu. Nikmati Saja!
Dari awal hingga akhir, Novocaine nggak berusaha menjadi film yang realistis. Nathan berkali-kali mengalami luka parah—tertusuk, tertembak, terbakar—tanpa ekspresi kesakitan sedikit pun. Bukannya meringis kesakitan, dia malah lanjut bertarung dengan santai. Beberapa adegan bahkan terkesan absurd, seperti ketika dia mencabut peluru dari tubuhnya sendiri menggunakan tang atau memasukkan tangannya ke dalam wajan panas tanpa reaksi.
Tentu saja, jika kita terlalu kritis, banyak hal dalam film ini yang terasa janggal. Apakah seseorang yang nggak bisa merasakan sakit juga kebal terhadap dampak fisiologis dari luka-luka ekstrem? Apakah tubuhnya bisa tetap berfungsi normal setelah kehilangan banyak darah?
Dalam dunia Film Novocaine, logika bukanlah prioritas. Yang lebih diutamakan adalah bagaimana film ini mengemas kekerasan dengan cara yang menghibur. Adegan-adegan brutal yang seharusnya mengerikan malah berubah jadi sesuatu yang lucu, berkat ekspresi dingin Jack Quaid dan situasi nggak masuk akal yang terus terjadi.
Film Novocaine bukan satu-satunya film yang menyingkirkan logika demi hiburan. Kita sudah sering melihat tren serupa dalam film-film aksi lain seperti:
John Wick (2014–2023): Karakter utama bisa bertarung melawan lusinan pembunuh bayaran tanpa istirahat dan tetap kuat meski berkali-kali tertembak.
Nobody (2021): Seorang pria biasa mendadak menjadi mesin pembunuh dengan ketahanan fisik luar biasa.
Bullet Train (2022): Premis kocak dengan aksi berlebihan yang nggak realistis, tapi justru jadi daya tariknya.
Semua film ini punya satu kesamaan: Mereka nggak meminta penonton untuk memikirkan segala sesuatu secara logis. Sebaliknya, mereka mengajak kita untuk duduk santai, menikmati aksi yang seru, dan tertawa di tengah kekacauan yang terjadi di layar.
Jika kamu mencari film dengan cerita yang masuk akal, Film Novocaine mungkin bukan pilihan yang tepat. Namun, kalau kamu suka aksi brutal dengan bumbu komedi yang unik, film ini bisa jadi hiburan yang menyenangkan. Lagipula, siapa yang butuh logika saat menonton film, kalau filmnya memang dibuat untuk bersenang-senang? Akhir kata, selamat nonton ya.
Baca Juga
-
Review Film The Devil's Bath: Teror Mengerikan Tanpa Hantu
-
Garuda di Dadaku: Dari Film Realistis ke Animasi Fantastis, Ini Bocoran Serunya!
-
Review Den of Thieves: Cerdas, Brutal, dan Nggak Cuma Film Tembak-Tembakan
-
Review Penjagal Iblis - Dosa Turunan: Yang Terlahir Untuk Membasmi Iblis
-
Review Film Mendadak Dangdut: Nostalgia Lama Dibalut Kisah Baru
Artikel Terkait
-
Review Film The Devil's Bath: Teror Mengerikan Tanpa Hantu
-
5 Film Jo Jung Suk yang Wajib Ditonton, Terbaru My Daughter is a Zombie
-
Fakta Sayap-Sayap Patah 2: Olivia, Arya Saloka Gantikan Nicholas Saputra?
-
Serbu Promo MTIX 2 Mei 2025! Buy 1 Get 1 Film Hits Ini
-
Sinopsis Sorop, Film Garapan Sutrada Upi Avianto yang Kini Bisa Disaksikan di Netflix
Ulasan
-
Review Film The Devil's Bath: Teror Mengerikan Tanpa Hantu
-
The East Wind of the Altas: Alur Seru Penuh Roman Misteri, Tapi Art Berubah
-
Ulasan Drama China The Best Thing, Worth It untuk Ditonton?
-
Menghidupkan Kembali Gagasan Tjokroaminoto dalam Buku Mikael Marasabessy
-
Review Series La Palma, Liburan Keluarga yang Berakhir dengan Bencana Tragis
Terkini
-
Pecat Carlos Pena di Penghujung Musim, Manajemen Persija Salah Langkah?
-
Demi si Dia! TXT Belajar Bahasa Cinta di Single Terbaru 'Love Language'
-
5 Drama Korea Ini Terpilih Tayang di Canneseries 2025, Simak Sinopsisnya
-
RUU Polri: Kebebasan Ruang Digital Terancam? Revisi Kontroversial yang Bikin Warganet Resah!
-
Jelang Penayangan Perdana, Drama Korea 'Spring of Youth' Kenalkan 7 Pemeran Pendukung