"Possession: Kerasukan" adalah film horor psikologis Indonesia yang dirilis pada 8 Mei 2024. Disutradarai oleh Razka Robby Ertanto, film ini merupakan adaptasi dari film Prancis tahun 1981 berjudul Possession karya Andrzej uawski. Dengan latar budaya Indonesia, film ini mencoba menggabungkan elemen horor dengan kritik sosial terhadap patriarki.
Sinopsis Possession: Kerasukan
Cerita berpusat pada Faris (Darius Sinathrya), seorang tentara yang baru kembali dari tugas militer. Kepulangannya tidak disambut hangat oleh istrinya, Ratna (Carissa Perusset), yang justru meminta cerai secara tiba-tiba. Permintaan ini mengejutkan Faris dan memicu serangkaian peristiwa aneh dan menakutkan.
Ratna mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti berbicara sendiri dan mengalami kejang-kejang. Faris mencurigai adanya perselingkuhan, terutama dengan Wahyu (Nugie), seorang sutradara teater yang sering bersama Ratna. Namun, penyelidikan Faris justru membawanya pada rahasia gelap yang lebih mengerikan.
Ulasan Film
Film ini tidak hanya menampilkan horor supranatural, tetapi juga menggambarkan tekanan sosial dan budaya yang dihadapi perempuan dalam masyarakat patriarki. Ratna merasa terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia dan norma-norma sosial yang mengekang, yang akhirnya mendorongnya ke jurang keputusasaan.
Salah satu aspek menarik dari film ini adalah penggunaan elemen budaya klenik Indonesia, seperti ritual pengusiran setan dan kepercayaan terhadap roh jahat. Hal ini memberikan nuansa lokal yang kuat dan membedakan film ini dari versi aslinya.
Penampilan Carissa Perusset sebagai Ratna patut diacungi jempol. Ia berhasil menggambarkan transformasi dari seorang istri yang tertekan menjadi sosok yang kerasukan dengan sangat meyakinkan. Darius Sinathrya juga tampil solid sebagai Faris yang kebingungan dan frustrasi menghadapi perubahan istrinya.
Sara Fajira sebagai Mita, asisten Ratna, memberikan lapisan tambahan dalam cerita dengan motif tersembunyi yang menambah ketegangan. Arswendy Bening Swara sebagai Toni, tetangga yang juga seorang eksorsis, menambah elemen mistis dalam film ini.
Dari segi sinematografi, film ini menggunakan palet warna gelap dan pencahayaan redup untuk menciptakan suasana mencekam. Penggunaan musik latar yang minimalis namun efektif juga membantu membangun ketegangan sepanjang film.
Namun, film ini terlalu lambat dan lebih condong ke drama daripada horor, sehingga kurang menakutkan bagi penggemar horor sejati.
Meskipun demikian, bagi penonton yang mencari horor dengan kedalaman psikologis dan kritik sosial, "Possession: Kerasukan" menawarkan pengalaman yang berbeda dan menggugah pikiran. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan peran gender dan tekanan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Durasi film yang sekitar 93 menit terasa pas, tidak terlalu panjang namun cukup untuk mengembangkan karakter dan alur cerita. Penyuntingan oleh Febby Gozal dan Sentot Sahid menjaga ritme film tetap stabil dan tidak membosankan. Asian Movie Pulse
"Possession: Kerasukan" juga mendapat perhatian internasional dengan penayangannya di Bucheon International Fantastic Film Festival, menunjukkan bahwa film ini memiliki daya tarik di luar negeri. Film ini saat ini tersedia untuk streaming di Netflix, memudahkan penonton untuk mengakses dan menikmati film ini dari rumah.
Secara keseluruhan, "Possession: Kerasukan" adalah film horor yang mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda dengan menggabungkan elemen supranatural dan kritik sosial. Meskipun tidak sempurna, film ini layak ditonton bagi mereka yang mencari horor dengan kedalaman cerita.
Dengan penampilan kuat dari para pemain dan pendekatan yang berani terhadap isu-isu sosial, "Possession: Kerasukan" menandai langkah maju dalam genre horor Indonesia. Film ini menunjukkan bahwa horor bisa lebih dari sekadar menakut-nakuti, ia bisa menjadi cermin bagi masyarakat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Wajib Tonton! Ini 5 Drama Populer yang Dibintangi Li Xian dengan Rating Tinggi
-
Terombang-ambing dalam Horor dan Realita KDRT dalam Novel Perempuan di Rumah No. 8
-
Dibintangi Miori Takimoto dan Gulf Kanawut, Ini Sinopsis Drama Tokyo Holiday
-
Ulasan Novel Uang Gawat Darurat:Potret Generasi Muda dalam Jerat Finansial
-
Review Film G20: Aksi Heroik Seorang Presiden dalam Menyelamatkan Dunia
Artikel Terkait
-
Film Laputa - Castle in the Sky: Petualangan Ajaib dari Langit
-
Ryan Adriandhy Batal Rilis Film Jumbo Director's Cut, Apa Alasannya?
-
Review Film Invention: Menemukan Kenangan yang Tertinggal
-
Jadi Penambang Pasir yang Kejam di Film Angkara Murka, Raihaanun: Indah Banget!
-
Review Film Until Dawn: Terjebak dalam Lingkaran Maut
Ulasan
-
Rahasia dan Penjelajahan Tempat Kelahiran Papa dalam Novel Bingkai Memori
-
Film Laputa - Castle in the Sky: Petualangan Ajaib dari Langit
-
Ujian, Keikhlasan, dan Cinta: Refleksi Islami dari Jodoh untuk Naina
-
Review Anime Jiisan Baasan Wakagaeru, Kisah Cinta yang Tak Lekang Usia
-
Review Film Invention: Menemukan Kenangan yang Tertinggal
Terkini
-
Dipuji oleh FIFA, Evandra Florasta Harus Belajar Banyak dari Para Seniornya di Skuat Garuda
-
5 Drama Jepang yang Dibintangi Rin Takanashi, Terbaru Ada Musashi no Rondo
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Ki Hadjar Dewantara: Dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Bapak Pendidikan
-
Memoar Aktivisme Politik Ki Hadjar Dewantara Melalui Pendidikan