Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Athar Farha
Poster Film Lilo & Stitch (IMDb)

Kalau ada film yang menempel kuat dalam ingatan masa kecil, salah satunya pasti ‘Lilo & Stitch’ versi animasi rilisan 2002. Kombinasi unik antara kisah keluarga, budaya Hawaii, dan kekacauan alien yang manis membuatnya jadi salah satu film paling memorable dari Disney. Jadi ketika versi live-action-nya diumumkan, para penggemarnya ada yang cemas, tapi juga ada yang cemas. 

Bisa nggak, sih, film seajaib itu dihidupkan kembali tanpa kehilangan jiwanya dalam bentuk live-action sepanjang ±1 jam 48 menit? Yuk, telaah bareng!

Film Lilo & Stitch versi live-action yang tayang di bioskop Indonesia sejak 22 Mei 2025 disutradarai Dean Fleischer Camp, yang sebelumnya bikin Film Marcel The Shell With Shoes On (secara indie). Kali ini dia mengarahkan proyek besar di bawah naungan Walt Disney Pictures, yang tentunya dengan harapan tinggi dan ekspektasi selangit.

Film ini dibintangi bintang-bintang kece lho, di antaranya: 

  • Maia Kealoha sebagai Lilo Pelekai
  • Sydney Elizabeth Agudong sebagai Nani Pelekai (kakaknya)
  • Chris Sanders kembali menyuarakan Stitch kayak di dalam versi aslinya
  • Zach Galifianakis sebagai Dr. Jumba
  • Billy Magnussen sebagai Pleakley
  • Courtney B. Vance sebagai Cobra Bubbles
  • Tia Carrere (dulu pengisi suara Nani versi animasi) juga hadir dalam peran baru
  • Dan masih banyak bintang pendukung lainnya 

Berkisah tentang apa sih film ini? Sini simak dan kepoin bareng!

Sekilas tentang Film Lilo & Stitch Versi Live-Action

Ceritanya masih lekat dengan versi animasinya lho. Stitch si makhluk hasil eksperimen genetika yang kabur dari planet asalnya dan mendarat di Bumi—tepatnya di Hawaii. 

Di sana Stitch bertemu Lilo, si gadis kecil yang penuh imajinasi tapi kesepian sejak kematian kedua orangtuanya. 

Lilo tinggal bersama kakaknya, Nani, yang berjuang keras mengurus adiknya sambil mencoba mempertahankan kehidupan mereka yang nyaris runtuh.

Pertemuan Lilo dan Stitch mengawali serangkaian kekacauan, pertengkaran, dan pada akhirnya, pembelajaran soal arti keluarga.

Yakin deh, menarik banget nih! Gimana dengan pengalaman nonton film ini? Sini merapat dan jangan kabur yak! Hehehe. 

Impresi Selepas Nonton Film Lilo & Stitch

Jujur deh, buat diriku yang pernah nonton versi originalnya, aku nonton ini dengan hati yang terbuka, tapi juga agak skeptis. Untungnya, sejak awal film, baik naskah maupun sutradara Fleischer Camp, terasa nggak main-main. Dengan memperlakukan sumber materialnya penuh hormat. Bahkan menurutku, terlalu berhati-hati sih. 

Maia Kealoha menjiwainya banget sebagai Lilo deh. Dia berhasil menangkap kekacauan batin dan kelucuan khas Lilo dengan sangat natural. Sydney Agudong cocok banget sebagai Nani. Pokoknya, chemistry mereka sebagai kakak-adik terasa tulus dan menyentuh. Bahkan peran karakter Nani di sini terasa lebih besar dan lebih emosional dari versi animasinya. Aku bisa merasakan beban yang ditanggungnya sebagai kakak yang masih muda tapi harus menggantikan peran orangtua.

Dan Stitch, tentu saja jadi perhatian utama. Secara visual, karakternya kini lebih berbulu, lebih nyata, dan mungkin sedikit lebih menakutkan di beberapa momen awal. 

Eh, sayangnya, versi live-action ini agak kehilangan sisi cuteness dan keluwesan ekspresif dari animasi aslinya. Gerakannya masih lucu, tapi nggak sememikat dulu. Untungnya, suara khas Chris Sanders tetap ngasih nyawa pada karakter ini.

Oh, iya, jumlah lagu Elvis Presley kayaknya berkurang deh, dan lebih banyak musik bernuansa Hawai. Ini susah paling benar deh, karena membantu memperkuat konteks budaya lokal yang jadi latar cerita. 

Namun, di sisi lain, beberapa adegan emosional yang dulu sangat menyayat hati kini terasa kurang tajam. Seperti ada semacam kehati-hatian yang berlebihan dalam menggarap momen-momen konfrontasi atau kesedihannya, padahal justru di situlah kekuatan film aslinya dulu. Intinya kurang ngena di hati. 

Bahkan film ini pun menghilangkan beberapa karakter pendukung dan menyederhanakan alur ceritanya. Mungkin tujuannya biar lebih fokus pada dinamika keluarga Lilo dan Nani, tapi buatku yang hafal film aslinya, perubahan ini jelas pengurangan rasa. Bahkan ada satu momen ikonik di versi dulu, saat Lilo menggigit Nani, eh diubah jadi cuma jilatan. Sekilas sepele, tapi buatku versi live-action ini terasa banget ingin tampil lebih halus dan lebih aman. 

Pada akhirnya bisa kubilang, ‘Lilo & Stitch’ versi live-action terasa kayak upaya penuh kasih dari orang-orang yang benar-benar menghargai versi originalnya, tapi juga terasa terlalu takut untuk berimprovisasi. Dan itu berarti, ini kayak hasil fotokopi yang warnanya pudar. Ups

Namun begitu, jika Sobat Yoursay penggemar berat Lilo & Stitch, film ini wajib tonton sih!

Skor: 3,7/5

Athar Farha