Setelah sukses dengan The Love Hypothesis, Ali Hazelwood kembali hadir dengan novel kedua yang berjudul Love on the Brain. Novel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris pada 23 Agustus 2022. Barulah pada 9 Maret 2025, novel ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia Pustaka.
Sama seperti novel debutnya, Ali Hazelwood masih mengusung tema percintaan di dunia akademik. Selain itu, Love on the Brain juga mengangkat trope rival-to-lovers. Kedua formula membangun cerita ini layaknya resep wajib yang ada di tiap karya penulis.
Yuk, simak sinopsis novelnya berikut ini.
Sinopsis
Bee Königswasser adalah seorang ilmuwan jenius yang akhirnya mendapat kesempatan berharga untuk memimpin proyek neuroengineering di NASA. Proyek yang kali ini berhubungan dengan rekayasa saraf dan pembuatan helm untuk astronot adalah impian Bee sejak lama yang akhirnya terwujud. Terlebih, Bee sudah bertahun-tahun bergelut dengan pengakuan atas proyeknya dan pendanaan yang tidak mudah.
Namun, satu-satunya kendala Bee dalam menjalani proyek ini adalah Levi Ward. Musuh bebuyutannya sejak menempuh pendidikan pascasarjana dulu, kini justru harus menjadi partnernya dalam bekerja. Bukan hanya fakta kalau Bee merasa Levi sudah membencinya sejak dulu, tetapi ia dan Leci memiliki kepribadian yang bertolak belakang dan sangat berbeda.
Bee adalah penggemar berat ilmuwan wanita bernama Marie Curie, wanita yang cerdas, tetapi berpenampilan nyentrik dengan rambut yang dicat warna ungu. Sementara itu, meskipun Levi adalah pria yang cerdas, ia juga memiliki karakter yang cenderung dingin dan memiliki tatapan yang tajam.
Sayangnya, Bee harus menghadapi berbagai kendala seperti kehilangan peralatan untuk bekerja dan proyeknya jadi terhambat. Bersamaan dengan itu, Bee pun menyadari kalau penilaiannya terhadap Levi justru keliru. Hubungan keduanya lantas berkembang menjadi ikatan yang mendebarkan.
Seperti yang sudah aku mention sebelumnya, kalau Ali Hazelwood masih menggunakan formula yang mirip dengan novel fenomenalnya, The Love Hypothesis. Kedua novel ini sama-sama menggunakan sentuhan sains dan dunia STEM sebagai latar belakang tokohnya. Bedanya, kalau di novel Love on the Brain, kedua tokoh sudah berkarier sebagai ilmuwan.
Formula trope rival-to-lovers dan enemies-to-lovers ini tampaknya masih menjadi andalan Ali Hazelwood saat membangun jalan cerita untuk novel-novelnya. Jalan cerita yang seperti itu sangat menggambarkan dinamika hubungan Bee dengan Levi.
Selain itu plot twist menarik juga menghiasi jalan cerita novel ini. Misalnya, segala prasangka Bee terhadap Levi yang dikira membencinya ternyata tidak benar. Penyusunan alur yang menurutku cukup klise ini layaknya novel-novel romance yang lain.
Namun, menurutku ada satu kekuatan yang membuat novel Ali Hazelwood berbeda dari novel romansa pada umumnya. Faktor itu terletak pada sentuhan sains yang begitu kental dan ditulis dengan serius. Sebagai seorang akademisi, Ali Hazelwood pasti memiliki pengetahuan yang matang soal sains dan dunia STEM sehingga tulisannya yang menyangkut bidang sains ini tampak begitu hidup.
Di sisi lain, pembuatan karakter tokoh di novel ini juga terbilang kuat. Aku suka dengan penggambaran tokoh Bee yang merupakan gadis cerdas dan penggemar ilmuwan hebat. Akan tetapi, di sisi yang sama ia bisa mengekspresikan diri lewat penampilan dan fashion-nya yang nyentrik. Hal ini seperti menunjukkan kalau ilmuwan bukanlah orang kaku karena mereka bisa hadir dengan tampilan yang menyenangkan. Begitu juga dengan tokoh Levi yang didesain sebagai pria dingin, tetapi benar-benar bisa mencintai Bee dengan tulus.
Overall, novel ini cocok banget dibaca bagi pecinta novel romance. Apalagi, romansa yang diangkat merupakan hubungan dewasa yang bisa membuat pembaca berdebar-debar. Selain itu, pembaca tidak usah khawatir akan bingung saat membaca novel ini karena penulis pintar menyusun narasi dengan gaya bahasa yang ringan.
Identitas buku
Judul: Love on the Brain
Judul Bahasa Indonesia: Cinta Pakai Logika
Penulis: Ali Hazelwood
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit: 9 Maret 2025
Tebal buku: 448 halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu
-
Ulasan Novel The Lover Next Door: Ketika Jodoh Tak Akan Pergi ke Mana-mana
-
Saat Layanan Ojek Online Menjadi Jembatan Solidaritas Lintas Negara
-
Potret Budaya Palestina di Buku Homeland: My Father Dreams of Palestine
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
Artikel Terkait
-
6 Drakor Terpopuler di Netflix Awal Juni 2025, Mercy for None Unggul
-
Hidup Sehat Dimulai dari Pikiran: Refleksi Ringan ala James Allen
-
Ulasan Novel Fight or Flight: Pertemuan Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
-
Dibintangi Donnie Yen, Sinopsis Film Ip Man 4: The Finale Tayang di Vidio
-
Sinopsis How to Train Your Dragon Live Action, Tayang 13 Juni 2025
Ulasan
-
Review Film The Thursday Murder Club: Aksi Detektif Lansia Mengupas Kasus
-
Review Film Maryam: Teror dan Cinta Gaib yang Mengikat Jiwa!
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Review Film Red Sonja: Petualangan Savage yang Liar!
-
Review Film DollHouse: Ketika Boneka Jadi Simbol Trauma yang Kelam
Terkini
-
4 Pelembab dengan Ekstrak Semangka untuk Rahasia Kulit Kenyal dan Cerah
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
Effortless Abis! Intip 4 OOTD Kasual Kece ala Huening Bahiyyih Kep1er
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Liga Italia Serie A: Saat Eks MU dan Kiper Termahal Asia Kalah Kualitas dari Emil Audero