Film thriller tentang ruang tertutup (locked-room mystery) selalu punya daya tarik tersendiri. Entah itu karena nuansa tegangnya, teka-teki yang bikin penasaran, atau konflik antar karakter yang makin memanas seiring waktu berjalan. Mulai dari Film Cube, Film Saw, sampai Film Escape Room, formulanya memang sudah sering dipakai.
Nah, Film Brick asal Jerman yang tayang di Netflix sejak 10 Juli 2025, mencoba mengembangkan tema semacam itu, tapi sayangnya? Lanjut baca sampai akhir, ya!
Sinopsis Film Brick
Disutradarai dan ditulis Philip Koch, Film Brick mengisahkan pasangan Tim (diperankan Matthias Schweighöfer) dan Liv (Ruby O. Fee) yang hidup dalam hubungan yang sudah renggang akibat pernah kehilangan anak. Dua bintang utamanya sebenarnya adalah pasangan sungguhan di balik layar, lho.
Liv sudah mantap ingin pergi meninggalkan Tim, sampai-sampai dia sudah mengemas barang. Namun, saat membuka pintu apartemen untuk keluar, yang mereka temukan bukanlah lorong biasa, melainkan tembok hitam pekat berbentuk nggak beraturan.
Tembok itu nggak bisa dihancurkan dan mengandung sifat magnetik yang berbahaya. Lebih parah lagi, seluruh gedung terperangkap material aneh ini. Tanpa sinyal, tanpa air, tanpa jalan keluar.
Untungnya, mereka masih bisa menjebol tembok untuk masuk ke unit-unit tetangga. Bersama beberapa penghuni lain yang sebelumnya bahkan nggak mereka kenal, mereka mulai mencari cara untuk bertahan hidup dan mencari jalan keluar.
Detail plotnya menarik kok, tapi ….
Review Film Brick
Konsepnya menarik dan cukup mencekam. Adegan-adegan ketika para karakter menggali, memetakan ruangan, dan saling mencurigai satu sama lain mengingatkan diriku pada film-film survival thriller klasik lho. Visualnya juga nggak main-main. Misalnya, hasil pengambilan gambar dari gerak kamera berputar dan menyusuri lubang-lubang antar lantai yang menambah kesan labirin, sementara desain set apartemen memperlihatkan kepribadian para penghuninya, bahkan lebih banyak bicara daripada naskahnya sendiri.
Namun sayangnya, ketika karakter-karakter mulai berbicara, di situlah masalahnya muncul. Hampir semua tokohnya terasa datar dan terlalu klise. Tim dan Liv yang seharusnya jadi pusat emosional cerita, justru membosankan karena dialog mereka terlalu panjang dan terlalu jelas mengarah ke rekonsiliasi. nggak ada kedalaman emosi yang bikin diriku benar-benar peduli.
Begitu juga dengan karakter lainnya: Marvin si pecandu yang kacau, Ana si pacarnya yang lebih waras, pasangan kakek-cucu yang cuma jadi karakter ‘yang harus dilindungi’, serta Yuri, tetangga misterius yang mengusung teori konspirasi dan percaya bahwa tembok itu sebenarnya ‘menjaga’ mereka dari sesuatu yang lebih buruk di luar. Klise? Ya! Bahkan ketika Yuri ngomong soal ‘deep state’ dan ‘UFO’, rasanya terlalu dibuat-buat.
Film Brick memang berusaha memainkan formula thriller, dimulai dari konflik internal, teka-teki yang perlahan terungkap, hingga pertarungan siapa yang bisa dipercaya. Eh, tapi eksekusinya basi banget. Alih-alih membuat diriku menebak-nebak, film ini malah terlalu main aman.
Untuk film yang menjanjikan sensasi B-movie sci-fi thriller, Film Brick terlalu steril. Kekerasannya terlalu bersih, minim darah, dan atmosfernya kayak tayangan TV yang disesuaikan agar ramah biar banyak penonton. Padahal, dengan premis segelap ini, filmnya bisa saja menggali lebih dalam, baik secara psikologis maupun fisik.
Oke deh. Film Brick tuh punya potensi besar jadi thriller ruang tertutup, tapi memang terlalu sibuk mengejar gaya hingga lupa menggali karakter dan tensi yang dibutuhkan. Akhirnya, film ini bak teka-teki yang sangat mudah ditebak. Tontonlah kalau mau. Selamat nonton, ya.
Skor: 2/5
Baca Juga
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
-
Gentong yang Ingin Gantung Diri
-
Review Film Legenda Kelam Malin Kundang: Menarik di Awal, Kendor di Akhir
-
Review Film The Voice of Hind Rajab: Pedih dan Mengguncang Nurani
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Film Tyler Perry Original Netflix, Sudah Nonton?
-
5 Rekomendasi Drakor Populer Bertema Olahraga, The Winning Try Siap Tayang di Netflix
-
Walau Apes di GP Jerman, Marco Bezzecchi Jadi Ancaman untuk Marc Marquez
-
Dapat Giveaway Podium di GP Jerman, Alex Marquez Tetap Rayakan Hasilnya
-
Finis P12 di Sprint Race GP Jerman 2025, Pecco Bagnaia Kebingungan
Ulasan
-
Ulasan Drama City of Romance: Rahasia dan Perlindungan dalam Kebohongan
-
Ulasan Novel Dirty Little Secret, Perjuangan Penebusan Cinta dari Masa Lalu
-
Review Film Air Mata Mualaf: Perjalanan Iman yang Mengiris Hati
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Riba: Teror Riba yang Merenggut Nyawa Keluarga!
Terkini
-
Dari Ferry Irwandi hingga Praz Teguh: Deretan Figur Publik yang Turun Tangan Bantu Korban Bencana
-
Dituding Bela Inara Rusli, Ini Tanggapan dr. Richard Soal Komentar Julid Netizen!
-
Iko Uwais Debut Sutradara: Tantang Stereotipe Orang Timur Lewat Film Timur
-
Antusiasme Tinggi Warnai Premiere Film Esok Tanpa Ibu di JAFF 2025
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja