Ada banyak cara untuk menceritakan sebuah kisah, dan Pool karya Ji Hyeon Lee memilih jalur yang paling tenang: melalui gambar.
Pool merupakan sebuah buku ilustrasi yang sangat menarik karya JiHyeon Lee, penulis sekaligus ilustrator asal Korea Selatan.
Buku ini menampilkan kisah yang begitu tenang dan menyentuh, disampaikan sepenuhnya tanpa kata-kata.
Pool bukan hanya buku anak-anak. Ia merupakan buku visual untuk kalangan anak-anak atau dewasa untuk masuk ke dunia bawah air yang luar biasa. Ilustrasinya yang lucu rasanya lebih cocok untuk imajinasi anak-anak.
Pool bercerita tentang seorang anak laki-laki pendiam yang mengunjungi kolam renang umum. Namun sesampainya di sana, kolam tersebut sudah dipenuhi orang-orang yang tampak bising dan gaduh.
Alih-alih bergabung dengan keramaian, si anak memilih menyelam ke dalam air. Di kedalaman kolam yang tenang, ia bertemu seorang anak perempuan.
Mereka kemudian menjelajahi bawah air dan menemukan banyak sekali hewan imajinatif seperti ikan, ubur-ubur, dan monster laut yang lucu.
Anehnya, makhluk-makhluk ini justru tampak lebih ramah dibandingkan kerumunan orang di atas permukaan.
Tak ada satu pun kata di antara mereka, tetapi melalui ekspresi dan petualangan yang mereka lalui, hubungan yang tulus terjalin.
Alur dalam Pool sederhana namun kuat. Berawal dari keramaian di dunia atas, kemudian beralih ke dunia bawah air yang sunyi.
Kita tentu akrab dengan perasaan itu—ketika suasana damai tiba-tiba berubah menjadi hiruk-pikuk. Alih-alih ikut dalam keramaian, anak itu memilih menyelam ke bawah permukaan air, di mana segalanya kembali sunyi.
Ia memperlambat waktu melalui gambar, membuat kita larut dalam setiap ekspresi, gerakan, dan lanskap bawah air.
Hal yang paling menonjol dari Pool tentu adalah ilustrasinya. Warna-warna lembut dengan dominasi biru dan abu-abu memberikan nuansa tenang, sedikit melankolis, namun juga penuh rasa ingin tahu.
Tanpa satu kata pun, kita bisa memahami perasaan tokohnya: rasa canggung, ketertarikan, hingga kenyamanan. Gaya menggambarnya sederhana, tetapi penuh detail emosional. Setiap halaman adalah karya seni yang berdiri sendiri.
Apa yang membuat Pool begitu menyentuh adalah kemampuannya menyampaikan perasaan tanpa berkata-kata. Dalam dunia yang penuh kebisingan, Pool seperti napas panjang yang menenangkan.
Kisah ini seperti gambaran seorang anak yang takut bersosialisasi dengan banyak orang, namun menemukan kenyamanan pada orang asing secara tak terduga.
Pool juga menggambarkan sosok anak yang penuh keberanian.
Ketika semua orang memilih untuk bermain di permukaan, dua anak ini menyelam lebih dalam secara harfiah dan emosional. Hingga akhirnya mereka menemukan persahabatan dan hal lebih besar lainnya.
Tanpa satu pun kata, Pool mengajarkan bahwa keheningan bisa menjadi ruang untuk koneksi, bahwa persahabatan bisa tumbuh di mana saja, bahkan dalam momen yang singkat dan tanpa suara, seperti pertemuan di kereta bawah tanah.
Buku ini juga membuktikan bahwa cerita yang kuat tidak selalu membutuhkan kata-kata, cukup dengan perasaan dan gambar yang menarik.
Pool karya Ji Hyeon Lee adalah buku yang tidak perlu banyak bicara untuk menyentuh hati. Ia mengajak kita untuk mengingat kembali bagaimana rasanya bertemu seseorang yang memahami kita tanpa harus menjelaskan apa-apa.
Pool adalah pengingat bahwa keheningan pun mampu menyimpan cerita yang mendalam—dan sering kali, justru dalam keheningan itulah kita merasa paling dilihat dan didengar. Buku ini cocok dinikmati oleh semua usia.
Jika kamu menyukai karya visual yang menyentuh jiwa dan memberi ruang untuk interpretasi pribadi, Pool bisa jadi salah satu buku yang pantas kamu selami.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Wave Karya Suzy Lee: Keindahan Pantai dalam Gambar Tanpa Kata
-
Ulasan Novel Jepang Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage
-
Ulasan Buku Sun & Ssukgat: Self-Care ala Korea yang Mudah untuk Ditiru
-
Ulasan Novel A Man: Mengungkap Identitas Kasus Kematian Palsu
-
Ulasan Buku Teething: Mengurai Luka Keluarga dan Cinta Bersama Puisi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Buku Jakarta 24 Jam: Sisi Kehidupan Manusia Penghuni Jakarta
-
Review Film Ghost Train: Teror Tanpa Akhir di Jalur Bawah Tanah
-
Ulasan Buku Wave Karya Suzy Lee: Keindahan Pantai dalam Gambar Tanpa Kata
-
SEVENTEEN Bagikan Keintiman dari Tatapan Mata di Lagu 'Eyes On You'
-
Review Film Happy Gilmore 2: Dari Lapangan Golf ke Drama Keluarga
Terkini
-
Psikolog Masuk Sekolah: Kebutuhan Mendesak atau Sekadar Wacana?
-
Marco Bezzecchi Akui Kehebatan Marc Marquez: Dia Cepat di Lintasan Manapun
-
Transformasi Mesin Kecerdasan Buatan dalam Menata Ulang Futsal Indonesia
-
Umumkan Jadwal Tayang, Kreator Breaking Bad Resmi Luncurkan Serial Baru
-
Infinix Hot 60 Pro: HP 2 Jutaan yang Fiturnya Paket Komplit