Kalau kamu penggemar film horor Thailand yang penuh dengan jumpscare, ketegangan, dan drama emosional, Tomb Watcher (2025) wajib banget masuk watchlist kamu. Film ini, yang disutradarai oleh Vatanyu Ingkawiwat dan diproduksi oleh Kantana Group bersama Global Ink Studios, berhasil bikin penonton di Thailand histeris sejak tayang perdana pada 24 April 2025.
Sekarang, film ini akhirnya mendarat di bioskop Indonesia mulai 6 Agustus 2025, dan langsung mencuri perhatian dengan vibe horor klasiknya yang dipadukan dengan twist modern. Yuk, kita bedah apa yang bikin Tomb Watcher ini spesial, tapi juga apa yang mungkin bikin kamu garuk-garuk kepala.
Tomb Watcher mengisahkan tentang Rossukhon (diperankan oleh Arachaporn Pokinpakorn), seorang wanita yang akhirnya bisa hidup terang-terangan bareng pacarnya, Chev (Thanavate Siriwattanagul), setelah kematian misterius istri Chev, Lunthom (Nune Woranuch).
Impian Rossukhon buat hidup bahagia di vila mewah Chev langsung berubah jadi mimpi buruk saat dia menemukan peti kaca berisi jasad Lunthom yang masih “dipajang” di rumah itu.
Serem, kan? Apalagi, Chev ngotot kalau mereka harus merawat jasad Lunthom selama 100 hari sesuai wasiat biar bisa dapet warisan. Dari sini, cerita mulai berjalan liar dengan teror supernatural, rahasia kelam, dan drama perselingkuhan yang bikin emosi campur aduk.
Ceritanya sendiri sebenarnya diadaptasi dari drama horor legendaris Thailand tahun 1972, tapi Tomb Watcher berhasil memberi sentuhan segar dengan pendekatan sinematik yang lebih modern.
Alurnya penuh ketegangan, apalagi saat Rossukhon mulai merasakan kehadiran “sesuatu” di rumah itu. Mulai dari suara-suara aneh, bayangan menyeramkan, sampai jumpscare yang bikin jantungan, film ini tahu caranya bikin aku deg-degan.
Tapi, nggak cuma horor, ada elemen drama yang kuat soal pengkhianatan dan balas dendam. Jadi, selain takut, kamu juga bakal ikut kesel sama tingkah laku Chev yang, well, super sleazy.
Review Film Tomb Watcher
Salah satu kekuatan Tomb Watcher adalah sinematografinya. Vila terpencil yang jadi setting utama film ini bener-bener bikin bulu kuduk merinding. Pencahayaan yang redup, sudut kamera yang dramatis, dan desain peti kaca yang creepy banget bikin suasana film ini terasa haunted abis.
Kantana Group, yang memang jagonya bikin film horor Thailand, nggak main-main dalam menciptakan atmosfer yang bikin aku dan penonton yang lain ngerasa “terjebak” bareng Rossukhon. Musik latarnya juga patut diacungi jempol—nggak lebay, tapi sukses bikin jantungan di momen-momen kunci.
Pemeran utamanya, Arachaporn Pokinpakorn, bener-bener mencuri perhatian sebagai Rossukhon. Dia berhasil memerankan karakter yang campur aduk antara takut, cemburu, dan bingung dengan natural.
Ekspresinya pas banget saat dia mulai curiga kalau ada sesuatu yang nggak beres di vila itu. Nune Woranuch sebagai Lunthom juga nggak kalah menyeramkan, walaupun karakternya lebih banyak muncul dalam kilas balik atau... yah, dalam peti kaca itu.
Sementara Thanavate Siriwattanagul sebagai Chev sukses bikin aku sebel, tapi di saat yang sama, kamu bakal penasaran sama motif di balik kelakuan shady-nya.
Meski seru, Tomb Watcher nggak sepenuhnya bebas dari kekurangan. Beberapa bagian ceritanya terasa agak klise, terutama trope “hantu pendendam” yang udah sering banget dipakai di film horor. Ada juga beberapa plot hole kecil, seperti kenapa Chev sebegitu ngeyelnya buat ngejaga peti kaca itu tanpa penjelasan yang bener-bener jelas di awal.
Selain itu, beberapa jumpscare terasa agak dipaksakan, seperti cuma buat bikin kaget tanpa ngasih dampak besar ke cerita. Buat kamu yang udah terbiasa nonton horor Thailand level Shutter atau Pee Mak, mungkin beberapa momen di film ini terasa kurang nendang.
Di balik kengeriannya, Tomb Watcher memberikan pesan moral yang cukup dalam soal konsekuensi pengkhianatan dan keserakahan. Film ini bikin kita mikir dua kali soal apa yang kita kejar dalam hidup, apalagi kalau itu harus ngorbankan orang lain.
Emosi yang dibangun di antara karakternya juga bikin aku ikut terbawa, apalagi di adegan-adegan dramatis yang melibatkan konflik batin Rossukhon. Film ini berhasil nyeimbangin horor dengan drama, jadi nggak cuma bikin takut, tapi juga bikin kita refleksi.
Dengan durasi 1 jam 32 menit, Tomb Watcher cukup padat dan nggak bikin bosan. Film ini cocok banget buat kamu yang suka horor dengan bumbu drama yang kental, apalagi kalau kamu penggemar film-film horor Thailand yang penuh dengan vibe mistis.
Kesuksesannya di box office Thailand dan undangan ke FrightFest 2025 jadi bukti kalau film ini punya kualitas yang diakui. Tapi, kalau kamu tipe yang gampang bete sama plot hole atau jumpscare yang agak generik, mungkin kamu bakal merasa film ini “cuma” seru, tapi nggak luar biasa.
Secara keseluruhan, Tomb Watcher adalah paket horor yang solid dengan atmosfer yang kuat, akting yang oke, dan cerita yang bikin penasaran. Meski ada beberapa kekurangan, film ini tetep layak ditonton, apalagi kalau kamu lagi nyari tontonan yang bisa bikin deg-degan sambil ngelus dada.
Jadi, siap-siap aja buat ketemu peti kaca yang bikin merinding di bioskop! Oh ya, saran: jangan nonton sendirian, ya, biar ada teman buat pegangan pas jumpscare-nya dateng. Rating pribadi dari aku: 7.5/10.
Baca Juga
-
5 Lapangan Futsal Paling Ikonik di Indonesia yang Wajib Kamu Tahu!
-
Ulasan Film Sihir Pelakor: Drama Perselingkuhan Berbalut Teror Gaib!
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
-
Review Film Rego Nyowo: Misteri Kosan Angker yang Bikin Penasaran
-
Ulasan Film Believe: Ketika Luka Jadi Kekuatan di Medan Perang!
Artikel Terkait
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
-
Tayang Hari Ini, Review Film Arze: Potret Ibu Tegar yang Menyentuh dan Relevan
-
Review Film Sihir Pelakor: Teror Sabdo Pandito dalam Balutan Horor Religi
-
Review Film Rego Nyowo: Misteri Kosan Angker yang Bikin Penasaran
-
Review Film Ghost Train, Cari Hantu demi Konten Berujung Petaka
Ulasan
-
Museum Srihadi Soedarsono: Pameran Art Gallery Terbaru di Kota Bandung
-
Impresi Jujur Selepas Nonton Film Folktales
-
Ulasan Novel Sumur: Sepotong Kisah Getir di Tengah Krisis Lingkungan
-
Ulasan Buku Antara Berjuang dan Menyerah: Arti Tawakal dalam Balut Romansa
-
Ulasan Drama Korea Salon de Holmes: Ketika Ibu-Ibu Kompleks Jadi Detektif Dadakan
Terkini
-
Joy Ungkap Pengakuan Cinta yang Menyegarkan di Lagu Terbaru 'Love Splash!'
-
Mau Ikut Suzuka 8 Hours Lagi, Jack Miller Resmi Bertahan di Pramac?
-
Terbaik di WorldSBK, Toprak Tak Yakin Bisa Ulang Prestasinya di MotoGP
-
Sinopsis Dun Huang Ying Xiong, Film China Dibintangi Lu Liang dan Zhang Yu
-
Penuh Nostalgia, Ini Keseruan Directioners Rayakan 15 Tahun One Direction di Jakarta