Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Oktavia Ningrum
Si Anak Spesial (goodreads)

Dari keempat buku serial anak-anak mamak. Buku Si Anak Spesial benar-benar merepresentasikan judulnya. Spesial. Burlian memang bukan anak paling jenius seperti Pukat, sekuat Amelia, ataupun seberani Eliana. Tapi kegigihan dan ketulusan hati Burlian luar biasa dan itulah yang membuat kisah Burlian sangat menarik! 

Si Anak Spesial adalah salah satu novel populer karya Tere Liye yang menjadi bagian dari Serial Anak Mamak, mendampingi judul lain seperti Amelia. Novel ini sebelumnya berjudul Burlian dan telah mengalami perubahan judul dan sampul beberapa kali. Meski kisahnya fiksi, cerita yang disajikan terasa begitu nyata dan sarat makna kehidupan.

Identitas Buku

  • Judul: Si Anak Spesial
  • Pengarang: Tere Liye
  • Penerbit:  Republika
  • Tahun Terbit: 2018
  • Jumlah Halaman: 333 halaman

Buku ini mengisahkan Burlian, anak ketiga dari empat bersaudara, yang tinggal di sebuah perkampungan terpencil di pedalaman Sumatra, di kaki Bukit Barisan. Ia adalah anak dari pasangan Pak Syahdan dan Mak Nung, yang membesarkan anak-anak mereka dengan penuh kesabaran dan prinsip hidup sederhana. Sejak kecil, Burlian dikenal sebagai anak yang sangat nakal—doyan mengganggu adiknya, Amelia, suka membuat onar kecil, dan memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa besar.

Namun, di balik kenakalannya, Burlian memiliki hati yang lembut dan budi pekerti yang baik. Orang tuanya kerap memanggilnya dengan sebutan “Anak Spesial”, bukan sekadar julukan manis, tetapi sebagai upaya membangun rasa percaya diri dan keyakinan pada dirinya. Panggilan itu menjadi simbol kepercayaan orang tuanya bahwa Burlian akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, meski banyak orang di kampung memandangnya sebelah mata.

Hidup Sederhana di Tengah Keterbatasan

Kehidupan keluarga Burlian digambarkan jauh dari hiruk-pikuk modernisasi. Mereka bahkan belum pernah melihat kapal laut secara langsung. Di kampung itu, masih ada orang-orang yang menganggap sekolah tidak penting. Beberapa tetangga memarahi anaknya yang ingin sekolah, karena lebih memilih mereka membantu di kebun. Alasannya, walau sekolah setinggi apapun, mereka percaya nasib akan tetap terbatas oleh kemiskinan.

Namun, Pak Syahdan dan Mak Nung berbeda pandangan. Mereka gigih mendorong anak-anaknya belajar setinggi mungkin, meskipun peralatan sekolah sederhana dan uang sering kali tidak cukup. Mereka yakin pendidikan adalah jalan untuk memperluas masa depan anak-anaknya, bahkan melampaui batas kampung mereka.

Didikan dengan Keteladanan dan Cerita

Salah satu kekuatan novel ini adalah penggambaran cara mendidik anak yang penuh kelembutan. Pak Syahdan, misalnya, jarang memarahi secara keras. Ia lebih suka menasihati lewat cerita yang menyentuh. Ada satu momen ketika Burlian merajuk karena ibunya batal membelikan sepeda baru—padahal sudah dijanjikan. Pak Syahdan lalu menenangkan anaknya dengan kisah pengorbanan sang ibu di masa lalu, membuat Burlian memahami alasan di balik keputusan itu.

Petualangan dan Nilai Kehidupan

Cerita dalam novel ini tidak hanya menyoroti kehidupan sehari-hari Burlian di rumah, tapi juga petualangannya di sekolah dan lingkungan kampung. Dengan rasa ingin tahunya yang besar, Burlian sering kali terlibat dalam situasi kocak, menegangkan, bahkan menyentuh hati. Rasa ingin tahu itu kadang membawa dia ke jalan yang berisiko, tapi di situlah proses belajar terjadi—bahwa keberanian harus disertai kebijaksanaan.

Menariknya, di akhir cerita, Burlian diceritakan berhasil melanjutkan pendidikan hingga ke Tokyo, Jepang. Meski detail perjalanannya ke sana tidak diuraikan secara panjang, momen ini menjadi simbol bahwa anak kampung sekalipun bisa menembus batas dunia jika memiliki mimpi dan tekad.

Mengapa Layak Dibaca?

Tere Liye membungkus cerita dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh deskripsi indah, sehingga pembaca bisa membayangkan suasana kampung, aroma tanah basah, hingga riuh rendah pasar desa. Selain itu, novel ini juga menyelipkan sindiran halus pada kaum berpunya yang kerap memandang rendah kehidupan orang desa—menjadikannya terasa relevan bagi pembaca dari berbagai latar.

Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, terutama remaja dan orang tua yang ingin memahami cara mendidik anak dengan kesabaran, keteguhan prinsip, dan teladan hidup. Melalui Burlian, kita belajar bahwa kenakalan masa kecil bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari proses tumbuh yang, jika diarahkan dengan benar, bisa melahirkan pribadi yang tangguh dan berkarakter.

Si Anak Spesial bukan sekadar kisah bocah nakal di kampung—ini adalah cerita tentang cinta keluarga, perjuangan pendidikan, dan mimpi yang menembus batas.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Oktavia Ningrum