Ekspedisi Patriot: Jejak Anak Muda di Tengah Tantangan Kawasan Transmigrasi

Bimo Aria Fundrika
Ekspedisi Patriot: Jejak Anak Muda di Tengah Tantangan Kawasan Transmigrasi
Ekspedisi Patriot. (Dok. Istimewa)

Bagi sebagian orang, perjalanan ke daerah terpencil bisa terasa penuh tantangan dan menyusahkan. Namun, berbeda bagi Tim Ekspedisi Patriot, pengalaman ini menjadi kesempatan berharga bagi mereka untuk berkontribusi pada pembangunan kawasan transmigrasi.

Tim Ekspedisi Patriot sendiri merupakan bagian dari program besar Trans Patriot yang digagas Kementerian Transmigrasi.

Program ini menjadi tindak lanjut dari agenda pembangunan transmigrasi yang telah berlangsung sejak era Presiden Soeharto, dengan tujuan mendukung visi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di kawasan transmigrasi.

Ekspedisi Patriot. (Dok. Istimewa)
Ekspedisi Patriot. (Dok. Istimewa)

“Visi besarnya adalah transformasi kawasan transmigrasi agar mampu mendukung pembangunan nasional,” jelas Uli Aramana Sibuan, perwakilan Tim Ekspedisi Patriot dari Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat.

Tim ini menjalankan misi penelitian dan evaluasi kawasan transmigrasi. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan fokus berbeda. Uli bersama rekannya, mendapat tugas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap potensi kawasan transmigrasi Kalukku.

Evaluasi yang dilakukan mencakup tiga sektor utama yaitu sosial dan kelembagaan, ekonomi, serta ekologi dan infrastruktur.

“Tujuan utama kami adalah menemukan potensi strategis yang mungkin tersembunyi, sehingga bisa mendukung pembangunan kawasan secara menyeluruh,” tambah Uli.

Program Ekspedisi Patriot berlangsung selama empat bulan, dimulai sejak 12 Agustus hingga 12 Desember 2023.

Selama masa itu, para peserta menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari sulitnya akses transportasi, minimnya sinyal komunikasi, hingga kondisi geografis kawasan yang masih berupa lahan kosong dan jauh dari pusat keramaian.

“Karena namanya ekspedisi, kami memang harus siap menghadapi tantangan. Sinyal sulit, akses susah, tapi justru di situlah kami merasa diuji sebagai patriot,” ungkap salah satu anggota tim.

Selain faktor teknis, tantangan lain adalah menyatukan pemikiran antar anggota tim yang berasal dari universitas, fakultas, dan latar belakang berbeda. Namun, proses diskusi dan adaptasi justru memperkaya hasil kerja mereka.

“Tantangan sebenarnya adalah menyatukan kepala. Tapi sejauh ini kami sudah bisa beradaptasi dan belajar bersama,” jelas Uli.

Penulis: Muhammad Ryan Sabiti. 

Dalam menjalankan misinya, Tim Ekspedisi Patriot juga berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta instansi terkait lainnya. Diskusi tersebut membahas sinkronisasi data dan validasi potensi di lapangan.

Meski demikian, membangun kepercayaan dengan masyarakat ternyata tidak sesulit yang dibayangkan.

“Ternyata ketika kita datang dengan niat baik dan hati yang tulus, masyarakat pun menyambut dengan tangan terbuka. Kuncinya adalah menjelaskan tujuan kita dengan jelas,” ujar Nur Alvin Rizki.

Ke depan, hasil penelitian dan rekomendasi dari Ekspedisi Patriot akan menjadi dasar bagi program lanjutan, termasuk Beasiswa Patriot. Harapannya, rekomendasi itu segera diolah menjadi kebijakan nyata untuk mendukung pembangunan kawasan transmigrasi di Kalukku dan daerah lain.

“Kalau hasilnya sudah ada, saya yakin Kementerian Transmigrasi akan langsung gerak cepat mengeksekusinya,” kata tim Ekspedisi Patriot.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak