Pandemi Covid-19 tak kunjung usai, kita harus terus perketat protokol kesehatan dengan 5M (Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi).
Pandemi telah berlangsung lebih dari 1 tahun sudah saatnya kita beradaptasi dan patuh dengan protokol kesehatan agar pandemi ini segera berakhir. Selain Menjaga kesehatan agar kita tidak tertular Covid-19 kita juga harus tetap menjaga kesehatan lingkungan di sekitar kita agar bumi jadi lebih sehat dan harapannya setelah pandemi ini berakhir masalah pencemaran lingkungan juga dapat teratasi.
Pencemaran lingkungan merupakan sebuah perubahan besar pada kondisi lingkungan akibat adanya perkembangan ekonomi dan teknologi yang melebihi batas ambang dari toleransi ekosistem sehingga meningkatkan jumlah polutan di lingkungan.
Sejauh ini ada banyak masalah pencemaran lingkungan yang terjadi mulai dari pencemaran udara,air, dan tanah. Dampak dari pencemaran lingkungan salah satunya yaitu peningkatan panas bumi atau Global Warming , perubahan iklim dan ketidakseimbangan ekosistem.
Mari berperan dalam pengurangan pencemaran lingkungan mulai dari langkah kecil yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan mengurangi penggunaan plastik dan mengolah sampahnya.
Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah, dengan segala kelebihannya plastik gemar digunakan dalam berbagai kegiatan manusia menyebabkan produksi plastik semakin meningkat. Namun sayangnya plastik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan, hal ini terjadi karena sampah plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk dapat terurai.
Dikutip dari Jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean tahun 2019, posisi Indonesia berada di No 2 sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan di Dunia. Sekitar 187,2 juta ton sampah dilautan berasal dari Indonesia.
Thompson et al. (2009) memperkirakan bahwa 10% dari semua plastik yang baru diproduksi akan dibuang melalui sungai dan berakhir di laut, artinya pencemaran lingkungan di darat dapat mencemari laut dan akhirnya membahayakan manusia.
Mengingat bahaya dari dampak penggunaan plastik ini salah satu program KKN mahasiswa Undip yang berlokasi di Desa Suro yaitu "Sosialisasi Lindungi Laut Indonesia dengan Pengurangan Penggunaan Plastik dan Cara Mengolah sampahnya".
Program monodisiplin ini dilaksanakan mengikuti Tema Pelaksanaan KKN Undip "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di masa Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata". Pengelolaan limbah plastik termasuk ke dalam tujuan SDGs nomor 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab dengan harapannya konsumen bisa mendaur ulang dan mengurangi sampah.
Mahasiswa mengedukasi warga sekitar untuk mengurangi penggunaan plastik dengan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Misalnya saat berbelanja membawa tas belanja yang terbuat dari kain, ketika bepergian membawa botol minum yang tidak sekali pakai dan membawa sedotan selain plastik (berbahan stainless steel, bambu, atau kaca).
Edukasi pengolahan sampah plastik yang dilakukan oleh mahasiswa kepada warga yaitu membuat ecobrick karena pembuatannya yang sangat mudah dan dapat langsung diterapkan . Cara membuatnya hanya dengan memotong kecil-kecil sampah plastik yang telah digunakan kemudian memasukkannya kedalam botol plastik yang sudah tidak terpakai.
Ecobrick ini bisa digunakan untuk bahan pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya. Dengan melakukan langkah sederhana ini harapannya kita dapat menjadikan bumi yang lebih baik sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup.
Penulis:
Safitri Dwi Rahayu (Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Oseanografi Angkatan 2018)
Dosen Pembimbing:
Dr.rer.nat.Thomas Triadi Putranto, ST,M.Eng