Bubble merupakan salah satu film anime tahun 2021 yang ditayangkan di Netflix. Anime ini memadukan kisah fantasi klasik dan romansa Putri Duyung. Namun, anime ini menyajikan kisah dengan caranya sendiri sehingga sangat patut untuk kamu tonton.
Meskipun bergenre fantasy-romance, ternyata anime Bubble memperlihatkan banyak pesan moral di dalamnya. Dari banyaknya pesan moral anime ini, berikut lima di antaranya yang dapat kamu jadikan sebagai pelajaran jika kamu menonton anime ini.
1. Bantulah orang lain yang membutuhkan
Dalam permainan Tokyo Battlekour ke-43, salah satu anggota Blue Blaze, Usagi, melakukan tindakan ceroboh. Dia melompat menggunakan gelembung apung, yang sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh Hibiki. Karena pernah berhasil saat latihan, dia pun berpikir bahwa dia bisa melakukan itu lagi.
Sebab keberuntungan tak berpihak lagi pada Usagi, Hibiki yang mengetahui bahwa rekannya itu hendak terjatuh ke lubang Antlion bergegas menyelamatkan laki-laki itu dengan keahliannya dalam melompat pakai gelembung apung. Meskipun dikenal sebagai pribadi dingin, dia tak ragu membahayakan nyawa sendiri demi orang lain.
2. Balas budi orang lain selagi memungkinkan
Saat terjatuh ke lubang Antlion akibat mengikuti rasa penasarannya, Hibiki berhasil selamat setelah dia ditolong oleh manusia bernama Uta, yang terwujud dari gelembung. Karena telah menerima bantuan dari Uta, dia berusaha untuk bersikap cukup baik kepada gadis itu.
Hibiki bersedia untuk menemani Uta berlatih parkur, padahal dia selalu melatih kekuatan tubuhnya sendirian. Namun, usai diberi tahu oleh Usagi bahwa Uta menunggunya, dia menghampiri gadis itu. Dia berpikir bahwa dia bisa menemani Uta sehingga tak ada alasan baginya untuk tak bersama gadis itu.
3. Tak ada salahnya membuka diri pada orang lain
Hibiki ialah orang yang tertutup. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya sendirian. Dia pun selalu memendam apa yang dia rasakan. Terlepas dari kepribadiannya yang dingin, dia mempunyai alasan mengapa tak terbuka pada orang lain. Namun, dia menceritakan masa lalunya kepada Uta.
Meskipun tumbuh bersama anggota Blue Blaze yang lain, Hibiki tak pernah bercerita tentang dirinya. Namun, entah mengapa, dia menceritakan masa lalunya kepada Uta, yang baru dia temui. Dia berkata pada Uta bahwa dia membenci kebisingan. Itulah mengapa dia selalu mengenakan headphone.
4. Jangan ragu untuk mengubah hidup
Sejak bertemu dengan Uta, Hibiki mulai merasakan hal-hal yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mulai membuka dirinya yang sangat tertutup pada Uta tanpa dia sadari. Dia pun mulai bergaul dengan anggota Blue Blaze lain, saat latihan parkur hingga saat waktu makan tiba.
Tak hanya itu, Hibiki tak ragu untuk menanggalkan headphone yang selalu saja dia kenakan. Semenjak mendengar nyanyian Uta, dia mulai menyenangi kebisingan. Dia pun tak memakai headphone lagi selama perayaan kemenangan Blue Blaze atas Under Taker. Dengan kata lain, dia berani untuk berubah.
5. Meminta bantuan bukanlah hal yang memalukan
Di tengah insiden hujan gelembung kedua, Hibiki terpisah dari Uta. Usai diselamatkan oleh teman-temannya, dia berpikir bahwa dia harus menyusul Uta, yang dia yakini berada di menara. Meskipun dilarang oleh Shin, dia tetap teguh pada pilihannya.
Sebab merasa tak mampu membawa Uta kembali sendirian, Hibiki meminta Kai untuk menemaninya meski dia tak pernah akrab dengan laki-laki itu. Dia yang dahulu, sebelum bertemu dengan Uta, tak akan merendahkan dirinya dengan meminta pertolongan.
Sebelum bertemu Uta, Hibiki selalu melakukan apa pun sendirian. Saat berpartisipasi dalam Tokyo Battlekour, dia selalu menunggu anggota Blue Blaze lain kesulitan. Setelah itu, dia akan beraksi sendirian untuk mengambil bendera kemenangan. Kini, dia sudah tak ragu untuk meminta bantuan orang lain.
Menceritakan tentang romansa Hibiki dan Uta yang menyebabkan bencana bagi seluruh dunia, terutama Tokyo, Bubble telah memberikan banyak hal yang bisa diterapkan di dunia nyata, seperti lima pesan moral di atas. Jadi, jika belum menonton anime ini, segera saksikan, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.