Sinopsis Drama China Story of Kunning Palace Episode 3: Malam Bersalju 4 Tahun Lalu

Hikmawan Firdaus | Yuasa Hiromy
Sinopsis Drama China Story of Kunning Palace Episode 3: Malam Bersalju 4 Tahun Lalu
Drama Story of Kunning Palace (Instagral/iqiyi_indonesia)

Halo, C-drama lovers! Apakah ada yang belum menonton Story of Kunning Palace episode 3? Drama China ini resmi tayang sejak November 2023 dan sudah tamat, lho! Kamu bisa langsung menontonnya di iQIYI.

Adegan dibuka dengan Jiang Xuening yang diseret untuk ikut bertanding melukis krisan di paviliun. Sayangnya, Jiang Xuening yang tidak pandai melukis memilih duduk diam.

Shen Ziyi yang berperan menjadi juri pun marah atas perilaku Jiang Xuening.  Tidak ingin kebencian Shen Ziyi terulang seperti di masa lalu, Jiang Xuening mengambil kuas dan mulai melukis bunga di bekas luka yang ada di wajah Shen Ziyi. 

Jiang Xuening juga mengucapkan kata-kata manis bahwa Shen Ziyi tidak perlu malu dengan bekas luka yang didapat 20 tahun lalu saat penyerangan Raja Pingnan. Karena itu merupakan tanda kehormatan.

Shen Ziyi jadi terharu dan mulai memandang Jiang Xuening dengan lebih positif. Di sisi lain, Xi Wei sedang berada di Restoran Cengxiao ditemani oleh Tuan Chen dari Departemen Hukum.

Tuan Cen sangat cemas dalam menghadapi masalah pemberontakan Raja Pingnan yang dialihkan kepada Departemen Hukum. Mengingat jabatan Xie Wei sebagai guru sekaligus orang kepercayaan Kaisar, Tuan Cen ingin meminta saran. 

Xie Wei hanya berkata, bahwa tidak masalah jika interogasi gagal karena kasus pemberontakan bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan. Toh, semua kesalahan pada akhirnya akan dilemparkan pada Zhang Zhe.

Setelah kepergian Tuan Chen, Xie Wei mendapat serangan dadakan dari pembunuh bayaran.

Jiang Xuening yang baru tiba di depan Restoran Cengxiao untuk memenuhi janjinya bersama Yan Lin, malah disandra oleh sang pembunuh yang melompat keluar dari ruangan. 

Dengan tenang, Xie Wei membujuk pembunuh tersebut untuk melepaskan Jiang Xuening sambil diam-diam memberi isyarat pada pengawal setianya yang sudah bersiap untuk membak panah.

Pada akhirnya, Jiang Xuening pun selamat, sedangkan sang pembunuh tewas. 

Xie Wei berniat menyerahkan saputangannya kepada Jiang Xuening yang telinganya terkena noda darah. Namun, Jiang Xuening yang salah paham, mengira Xie Wei ingin menyakitinya, refleks menyilangkan tangan.

Melihat bekas luka yang ada di pergelangan tangan Jiang Xuening, Xie Wei tiba-tiba teringat kembali pada kejadian empat tahun lalu.

Waktu itu, di malam yang gelap, keduanya terjebak dalam badai salju. Xie Wei yang tampak lesu dan kesakitan, tidak mampu bergerak.

Jiang Xuening yang merasa khawatir, meminumkan darahnya kepada Xie Wei.

Namun, di tengah-tengah kesusahan, Xie Wei tampaknya masih memedulikan guqin-nya, membuat Jiang Xuening kesal. Lalu Jiang Xuening merebut guqin tersebut dan menghatamkannya pada batu hingga hancur.

Dia memarahi Xie Wei yang terlihat mau mati tapi masih memedulikan barang yang tidak berguna, orang seperti Xie Wei tidak pantas hidup.

Menyadari bahwa Xie Wei rupanya menyodorkan saputangan, Jiang Xuening segera merasa lega.

Tidak lama kemudian, Yan Lin datang ke restoran. Melihat tampang Xuening yang pucat, Yan Lin sangat menyesal, karena gara-gara dirinya-lah, Jiang Xuening terlibat insiden yang menakutkan.

Padahal, Jiang Xuening sebenarnya masih takut gara-gara Xie Wei.

Alih-alih pulang ke kediaman Jiang, Yan Lin mengajak Xuening berkencan dan menikmati festival lentera. Terlihat bahwa Yan Lin sangat memanjakan Xuening dengan membelikan apa pun yang diinginkan gadis itu, termasuk sekeranjang kacang rubah. Kemudian membawa Xuening ke atas bukit untuk melihat pemandangan kota yang memukau.

Yan Lin dengan semangat menceritakan kepada Xuening tentang persiapan upacara kedewasaannya yang membuat Xuening terdiam. Sebab, Xuening ingat bahwa tanggal tersebut bertepatan dengan pembantaian Keluarga Yan.

Xuening mau tidak mau bertanya kepada Yan Lin, mengapa pria itu sangat baik padanya.

Dengan mata berbinar dan tulus, Yan Lin menjelaskan bahwa Xuening berbeda dari banyakan wanita di ibu kota. Xuening adalah gadis yang terus terang dan segala ekspresinya tertulis jelas diwajahnya.

Mendengarkan jawaban Yan Lin membuat Xuening merasa semakin bersalah. Sebab, di kehidupan sebelumnya, Yan Lin kecewa dan menjadi gila atas keputusan Xuening yang kebetulan memilih menikahi Shen Jie bertepatan dengan waktu keluarga Yan Lin mengalami kejatuhan. 

Suasana yang mendungkung pada malam itu membuat Yan Lin mencoba untuk mencium Xuening, yang dengan halus ditolak oleh Xuening. Sebab, Xuening selalu dihantui oleh ingatan di kehidupan masa lalunya, di mana dia menghancurkan kehidupan Yan Lin dan merenggut keceriaan pria itu.

Sebelum pamit, Xuening menegaskan bahwa dirinya menganggap Yan Lin tidak lebih dari sahabat.

Saat sampai di rumah, Tuan Jiang menjelaskan kepada Jiang Xuening bahwa mereka berniat mengirim Jiang Xuehui sebagai teman belajar putri ke istana. 

Jiang Xuening yang memang tidak ingin lagi masuk ke istana dengan gampang setuju. Responsnya yang terlalu patuh ini malah mengejutkan satu keluarga.

Beralih pada Xie Wei yang sedang bercakap-cakap dengan kedua pengawal setianya di kediamannya, terungkap bahwa Xie Wei merupakan orang Raja Pingnan.

Adipati Xue yang kesal karena belum bisa menemukan bukti persekongkolan antara Keluarga Yan dan Raja Pingnan, memutuskan untuk memalsukan bukti. Jadi, dia meminta anak buahnya untuk mengirim seseorang mendekati Keluarga Yan—orang yang dikirim adalah Zhao Yin Zhi.

Di barak militer Keluarga Yan, terjadi keributan yang disebabkan oleh pasukan Pengawal Kaisar untuk menangkap orang-orang mencurigakan yang kemungkinan besar adalah pemberontak.

Untungnya, perkelahian antara kedua kubu ini berhasil diredakan oleh Zhao Yin Zhi, yang juga menarik perhatian Yan Lin dan ingin merekrutnya. Namun, Zhao Yin Zhi dengan tegas menolak tawaran Yan Lin dan bertindak seperti orang yang puas dengan apa yang dimilikinya saat ini.

Di Kediaman Jiang, Xuening yang memutar otak untuk mencari cara menyelamatkan Yan Lin, tiba-tiba menyadari adanya keterlibatan Zhao Yin Zhi dalam kasus tersebut. Mengingat bagaimana Zhao Yin Zhi bisa naik jabatan dengan lancar.

Demi mengonfirmasi dugaannya, Jiang Xuening memutuskan untuk langsung datang ke rumah Zhao Yin Zhi. Terungkap bahwa Zhao Yin Zhi dulunya hanyalah tukang kuda keluarga Jiang yang berhasil memanjat hingga berada di posisi sekarang.

Jiang Xuening langsung menyampaikan maksudnya, menyarankan Zhao Yin Zhi untuk tidak melibatkan dirinya dalam perselisihan antara Keluarga Xue dan Keluarga Yan hanya demi kemuliaan yang bersifat sementara.

Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya? Mampukah Jiang Xuening menyelamatkan Keluarga Yan dari pembantaian? Kalian bisa menantikannya di sinopsis episode 4!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak