Dua bersaudara Shinazugawa, Genya dan Sanemi, mempunyai kisah masa lalu yang paling memilukan dan menyayat hati dalam anime Kimetsu no Yaiba. Perkembangan karakter mereka menjadi kunci untuk menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan yang tercakup dalam anime ini. Dengan kata lain, mereka memperlihatkan bagaimana ketika saudara kandung benar-benar ada untuk satu sama lain.
Sama seperti Tanjiro dan Nezuko Kamado yang memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat, dua bersaudara Shinazugawa pun demikian. Ikatan kuat itu bermula dari mereka yang tumbuh besar bersama sejak kecil dengan menyaksikan kematian keluarga mereka di depan mata mereka sendiri. Terlepas dari permusuhan yang sempat diperlihatkan selama Hashira Training Camp Arc, terlihat jelas bahwa Genya sebenarnya masih peduli dengan Sanemi.
1. Kisah tragis dua bersaudara Shinazugawa
Genya dan Sanemi tumbuh bersama beberapa saudara lain dan seorang ibu yang membesarkan mereka semua dengan penuh cinta. Sayangnya, mereka harus sering menghadapi ayahnya yang sangat kasar hingga pada akhirnya ayah mereka dibunuh oleh seseorang tak dikenal. Akhirnya, mereka sebagai anak tertua harus bertanggung jawab atas ibu dan saudara mereka yang lain.
Suatu hari, saat mencari ibunya yang tak kunjung pulang usai bekerja, Sanemi menemukan ibunya yang sudah berubah menjadi iblis. Dia segera menghentikan ibunya yang hendak menuju rumah mereka, tetapi dia gagal. Saat tiba di rumah, dia sudah terlambat. Dia melihat semua saudaranya sudah tak bernyawa, kecuali Genya. Tepat sebelum hal buruk terjadi, dia segera membawa pisau dan mengarahkannya ke ibunya. Berkat golongan darah marechi-nya yang memabukkan bagi iblis, dia berhasil membunuh ibunya.
Sementara itu, Genya yang tengah mencari ibunya dan Sanemi terkejut melihat dua orang yang dia cari berlumuran darah. Dia kian tak paham saat dia melihat Sanemi telah membunuh ibu mereka. Dia tak mengetahui bahwa ibunya yang telah membunuh saudara-saudaranya. Dia berpikir bahwa semua itu ulah serigala. Akhirnya, kesalahpahaman terjadi antara dirinya dan Sanemi. Dia menyebut Sanemi sebagai pembunuh, yang membuat dia tak mau lagi bersama dengan saudaranya itu.
2. Berakhir menjadi asing satu sama lain
Semenjak kesalahpahaman tercipta antara dirinya dan Genya, Sanemi melanjutkan hidupnya untuk memburu dan membasmi iblis. Dia berharap bahwa tak ada orang lain yang akan bernasib sama sepertinya. Tanpa pengalaman, dia membasmi iblis yang dia temui dengan senjata apa pun yang bisa dia gunakan. Dia tak peduli meski nyawanya bisa terancam hingga dia bertemu dengan pembunuh iblis profesional bernama Masachika Kumeno. Sejak itu, dia dilatih menjadi pembunuh iblis secara benar oleh Masachika.
Suatu hari, Sanemi menemani Masachika untuk berburu iblis. Tak lama kemudian, mereka bertemu dengan iblis tingkat rendah yang sangat kuat. Dalam upaya membunuh iblis itu, Masachika kehilangan nyawanya, sedangkan Sanemi berhasil bertahan hidup. Berkat kejadian itu, dia dipromosikan menjadi Hashira Angin.
Sementara itu, Genya bergabung dengan pasukan pembunuh iblis dengan harapan Sanemi mau memaafkannya. Karena ingin membuktikan dirinya yang telah menjadi kuat, dia mulai memakan daging iblis. Dia percaya bahwa dia akan mendapat kekuatan iblis yang kuat jika melakukan hal itu. Alih-alih diterima kembali oleh Sanemi, dia mendapati kemarahan saudaranya yang mengetahui bahwa dia memakan daging iblis itu. Akhirnya, dia diserang oleh Sanemi. Dari kejadian itu, bisa disimpulkan bahwa dia masih peduli dengan Sanemi, begitu juga sebaliknya, terlepas dari tragedi mengerikan yang telah mereka alami di masa lalu.