Film tentang perjuangan meraih kesuksesan yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah film yang disutradarai oleh Gabriele Muccino, berjudul The Pursuit of Happyness. Adapun film ini pertama kali dirilis di Amerika Serikat pada tahun 2006, dan dan didistribusikan oleh Columbia Pictures.
Dalam bahasa Indonesia, The Pursuit of Happyness berarti Mengejar Kebahagiaan. Sementara itu, film yang dibintangi oleh Will Smith, Jaden Smith, Thandiwe Newton, dan lain sebagainya ini merupakan kisah nyata.
Film ini diadaptasi berdasarkan buku autobiografi karya seorang pialang saham dan wirausahawan sukses, yakni Chris Gardner, dengan judul dan para tokoh yang sama.
Film The Pursuit of Happyness ini bercerita tentang Chris Gardner (diperankan oleh Will Smith), seorang kepala keluarga berusia tiga puluh tahun yang tinggal bersama istrinya, Linda (diperankan oleh Thandiwe Newton) dan seorang putranya yang berusia lima tahun, Christopher (diperankan oleh Jaden Smith) di sebuah apartemen kecil di Kota San Francisco pada tahun 1981.
Sebagai seorang kepala keluarga, Chris berprofesi sebagai salesman yang menjual mesin pemindai tulang portable (Bone Density Scanner) ke berbagai rumah sakit; setelah sebelumnya ia menghabiskan seluruh uang tabungan keluarga untuk membeli bisnis waralaba mesin pemindai tulang tersebut.
Sementara pada saat itu, mesin pemindai tulang tersebut merupakan alat pemindai tulang yang lebih canggih daripada mesin X-ray.
Akan tetapi, hampir semua dokter di rumah sakit yang ditemui oleh Chris menganggap bahwa harga mesin pemindai tulang tersebut terlalu mahal, sehingga tak ada satupun mesin pemindai tulang yang dijual oleh Chris dapat terjual.
Akhirnya, Chris pun harus berjuang lebih keras lagi agar ia dapat menjual mesin pemindai tulang tersebut, setidaknya dua unit dalam sebulan, agar kebutuhan keluarganya dapat tercukupi.
Setelah berusaha sangat keras, usaha penjualan mesin pemindai tulang portable milik Chris tak kunjung membuahkan hasil. Istrinya, Linda, yang bekerja sebagai tukang cuci di perusahaan penatu (laundry) mau tak mau harus membiayai kebutuhan harian keluarganya.
Pada awalnya, Chris dapat meyakinkan Linda bahwasanya ia mampu membalikkan keadaan dengan cara terus berjualan mesin pemindai tulang portable miliknya sembari mencari pekerjaan tetap.
Namun, akhirnya Linda sudah tak tahan hidup dengan Chris, setelah mereka diancam akan diusir karena menunggak membayar apartemen selama beberapa bulan, dan Linda memutuskan pergi ke New York sendirian setelah permintaannya untuk mengajak Christopher ditolak oleh Chris.
Lanjut cerita, di tengah-tengah perasaan putus asa, Chris tetap mencoba untuk menjual mesin pemindai tulang portable miliknya sembari mencari pekerjaan tetap.
Pada saat sedang berjalan di depan sebuah gedung, ia melihat seorang pria yang baru saja turun dari sebuah mobil Ferarri berwarna merah.
Penasaran dengan pria tersebut, Chris mendekati pria tersebut dan bertanya kepadanya tentang pekerjaannya, dan pekerjaan seperti apa sehingga pria tersebut dapat memiliki mobil mewah.
Pria tersebut mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai pialang saham; dan sejak saat itu Chris mulai mencari tahu terkait profesi seorang pialang saham.
Singkat cerita, beberapa hari setelah itu, Chris mendatangi kantor pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Adapun kantor tersebut memang merupakan kantor pialang saham, dengan nama perusahaan Dean Witter Reynold.
Setelah mencari informasi, diketahuinya bahwa pria yang ia temui beberapa hari yang lalu bukanlah pimpinan perusahaan, dan pria tersebut bernama Jay.
Usai berbincang-bincang dengan Jay, Chris akhirnya dihadapkan pada pimpinan kantor Dean Witter Reynoald beberapa hari kemudian, setelah Jay menyaksikan kecerdasan dan keuletan Chris dalam memecahkan permainan rubrik.
Alhasil, Chris mendapatkan tawaran untuk menjadi pegawai tetap, tetapi ia harus mengikuti kegiatan magang bersama sejumlah calon pegawai lainnya selama beberapa bulan, dan kegiatan magang tersebut tanpa dibayar.
Selama mengikuti kegiatan magang tersebut, Chris kembali ditimpa berbagai masalah. Setelah diusir dari apartemennya yang lama, ia menyewa sebuah apartemen kecil lainnya dan kembali diusir karena tidak mampu membayar uang sewa.
Selain itu, ia pun harus kehilangan mobilnya karena ia melanggar aturan parkir; dan ia pun terkena tagihan pajak sehingga uang tabungannya harus diambil secara paksa oleh petugas yang berwenang.
Sementara itu, Chris dan Christopher yang tidak memiliki tempat tinggal terpaksa harus tidur di tempat penampungan tunawisma; kadang pula harus tidur di toilet umum.
Namun, berbagai masalah tersebut Chris hadapi dengan tabah dan tetap penuh semangat, sembari berusaha keras dan berharap bahwa ia akan mendapatkan pekerjaan sebagai pialang saham.
Alhasil, setelah melaksanakan kegiatan magang selama beberapa bulan dan harus hidup sengsara, Chris berhasil mendapatkan posisinya sebagai pialang saham di perusahaan Dean Witter Reynold, dan dapat menjadi seorang pria sukses secara finansial dan dengan demikian dapat membahagiakan putranya.
Berdasarkan sinopsis film The Pursuit of Happyness di atas, tentu kita dapat menyimpulkan bahwasanya kesuksesan yang diraih oleh tokoh Chris bukanlah sebuah hasil yang instan.
Lebih daripada itu, kesuksesan yang diraih oleh tokoh Chris merupakan hasil dari kerja kerasnya yang tanpa batas, juga hasil dari ketabahannya dalam menghadapi berbagai masalah yang menimpa.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam film The Pursuit of Happyness ini, menurut saya, antara lain ialah alur ceritanya yang sangat inspiratif.
Sebab sebagaimana yang kita ketahui, film The Pursuit of Happyness ini mendasarkan alur ceritanya kepada kisah nyata kehidupan Chris Gardner sendiri, yang sempat hidup terlunta-lunta sebelum akhirnya menjadi seorang pria sukses.
Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam film ini, menurut saya, antara lain ialah akting dari para pemerannya yang sangat totalitas.
Meskipun hanya menampilkan adegan-adegan keseharian, film ini dapat dikatakan sangat emosional, karena akting dari para pemerannya yang mampu merespon berbagai masalah dalam skenario film dengan sangat emosional.
Menurut saya, film The Pursuit of Happyness ini sangat cocok untuk kalian saksikan, terutama bagi kalian yang sedang mencari motivasi untuk meraih kesuksesan, karena alur ceritanya yang sangat menginspirasi.
Nah, itu tadi merupakan ulasan mengenai sebuah film yang bercerita tentang perjuangan seorang ayah dalam meraih kesuksesan untuk kebahagiaan keluarganya, khususnya putranya, yang berjudul The Pursuit of Happyness. Bagaimana menurut kalian?
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE