Salah satu hal yang membuat anime begitu populer adalah kemampuannya menghadirkan kisah-kisah kompleks yang menggambarkan berbagai sisi kehidupan manusia. Anime selalu berhasil menembus batasan, menjelajahi tema-tema baru, dan mengangkat isu-isu yang berani serta tak biasa.
Namun, kebebasan kreatif yang meluas sering kali memunculkan sorotan negatif. Beberapa serial anime tidak lepas dari perdebatan panas, baik di kalangan penggemar setia maupun penonton baru. Berikut ini lima serial anime yang sempat menuai kontroversi.
1. Attack on Titan
Attack on Titan berlatar di dunia di mana umat manusia hampir punah akibat serangan makhluk humanoid raksasa bernama Titan. Para penyintas yang tersisa terpaksa berlindung di balik tembok tinggi.
Kisah ini mengikuti perjalanan Eren Jaeger, Mikasa Ackerman, dan Armin Arlert, yang bergabung dan menyalurkan keinginan membara mereka untuk membalas dendam, bertarung melawan Titan yang mengerikan, dan berusaha memahami bagaimana dunia mereka menjadi medan pertempuran.
Attack on Titan memicu perdebatan karena tak segan menampilkan adegan kekerasan dan mengangkat tema politik seputar perang. Beberapa penggemar bahkan menilai serial ini sebagai alegori yang mencerminkan isu-isu kemanusiaan dan merujuk pada sejarah, salah satunya tragedi Holocaust.
Kontroversi lain muncul pada akhir cerita yang dianggap kurang memuaskan karena dinilai tidak memberikan penutup yang layak untuk kisah Eren.
2. Made in Abyss
Dalam Made in Abyss, Abyss merujuk pada jurang raksasa di pusat bumi yang dipenuhi makhluk-makhluk misterius. Tidak ada yang tahu apa yang ada di dasarnya, kecuali para White Whistle—para penjelajah legendaris yang berani turun ke kedalaman namun tak pernah kembali.
Riko bertekad menemukan ibunya, Lyza si Annihilator yang juga seorang White Whistle terkenal dan menghilang di dalam Abyss. Bersama Reg, anak robot yang ditemuinya, Riko berpetualang menembus bahaya demi mengungkap rahasia terdalam jurang tersebut.
Di balik keindahan dunia imajinatifnya, anime ini juga menampilkan kekerasan grafis dan memuat unsur-unsur yang cukup sensitif. Kontroversi besar terkait anime ini mencuat saat Choi Soobin, idol K-POP dari boy group TXT, merekomendasikannya kepada penggemar.
3. Happy Sugar Life
Happy Sugar Life bercerita tentang Satou Matsuzaka, seorang gadis SMA yang terlihat manis dan polos. Meski sudah sering menjalin hubungan dengan banyak pria, ia tak pernah merasakan cinta sejati sesungguhnya.
Semua berubah ketika ia bertemu dengan Shio Koube, seorang gadis kecil yang membuatnya merasakan kebahagiaan sejati. Sejak saat itu, Satou menjadi sangat protektif terhadap Shio. Namun di balik wajah manisnya, Satou ternyata rela melakukan apa saja—bahkan tindakan ekstrem—demi memastikan Shio tetap bersamanya.
Sebagai karya bergenre horor psikologis, perilaku Satou yang semakin obsesif dan kasar terhadap Shio menjadi sorotan. Meski ada yang mengapresiasi bagaimana anime ini mengangkat isu-isu berat seperti gangguan mental, banyak juga yang mengkritiknya karena dianggap mengeksploitasi tema tersebut dan kurang bijak dalam cara penyampaiannya.
4. Interspecies Reviewers
Interspecies Reviewers mengusung genre komedi fantasi dewasa dan berlatar di sebuah dunia tempat berbagai spesies seperti peri dan elf hidup berdampingan.
Ceritanya mengikuti sekelompok petualang yang menjelajahi berbagai tempat hiburan malam, memberikan ulasan tentang layanan dari para pekerja di sana yang melayani beragam makhluk supranatural.
Konten seksual eksplisit dan pengolahan tema dewasa dalam anime ini memicu kontroversi dan mendapat sensor. Setelah beberapa episode tayang, anime ini pun ditarik dari sejumlah platform streaming hingga akhirnya terhenti di tengah jalan.
5. Usagi Drop (Bunny Drop)
Usagi Drop atau Bunny Drop mengikuti kehidupan Daikichi, seorang pria lajang berusia tiga puluh tahun yang hidup tenang di daerah perkotaan. Suatu hari, ia mendapat kabar bahwa kakeknya telah meninggal dunia.
Ia pun mengunjungi rumah keluarga untuk menghadiri pemakaman dan diketahui bahwa kakeknya memiliki seorang putri tidak sah berusia enam tahun bernama Rin. Keluarga lainnya memilih untuk meninggalkan Rin, sehingga anak itu menjadi tanggung jawab Daikichi.
Di akhir cerita, banyak penggemar justru merasa kecewa dan marah. Alasannya? Cerita ini mengambil arah yang tak terduga dan kontroversial, yaitu mengisyaratkan hubungan romantis antara Rin (16 tahun) dengan Daikichi (40 tahun). Alur ini dianggap tidak pantas, sehingga bagi sebagian besar penggemar hal ini merusak kesan indah yang sudah dibangun sejak awal.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS