Kabar Film How to Make Millions Before Grandma Dies, drama keluarga asal Thailand yang sempat viral di Asia Tenggara, akan dibuat ulang sama Hollywood, jelas dalam waktu singkat itu jadi sorotan penting dalam dunia perfilman internasional.
Bukan hanya karena film ini mendapatkan perhatian global berkat emosinya, tapi juga karena hak remakenya diperebutkan banyak studio besar Hollywood. Pada akhirnya, Miramax, rumah produksi yang pernah menghasilkan film-film berkualitas, misalnya: ‘Good Will Hunting’, ‘Scary Movie’, termasuk ‘Kill Bill’, berhasil memenangkan hak remake-nya.
Ini bukan pertama kalinya Hollywood melirik film Asia untuk diadaptasi ulang. Fenomenanya sudah terjadi selama bertahun-tahun, dan dianggap sebagai bentuk apresiasi atas kualitas cerita dan pengaruh emosional dari film-film yang diproduksi di luar pasar Barat.
Dalam ‘How to Make Millions Before Grandma Dies’, minat besar dari studio-studio besar menunjukkan kalau cerita keluarga sederhana dengan latar lokal yang kuat masih bisa punya daya tarik universal.
Namun, di balik apresiasi itu, agaknya ada kekhawatiran yang cukup beralasan. Apakah remake Hollywood mampu mempertahankan esensi yang membuat versi aslinya begitu menyentuh? Karena me-remake nggak cuma bikin ulang film, tapi meraciknya jadi versi lebih upgrade, tentunya itu bakal jadi tantangan yang seru.
Film produksi GDH ini sebenarnya nggak main-main lho. Penggambarannya yang jujur dan dekat dengan budaya Asia, khususnya nilai-nilai keluarga, ditambah dengan interaksi antara cucu dan nenek yang nggak selalu ekspresif secara verbal, tapi terasa tulus dalam tindak-tanduk kecilnya, menjadi inti tingkah emosional film ini.
Di banyak budaya Asia, cinta seringkali hadir dalam bentuk yang lembut; lewat perhatian, makanan, atau kehadiran. Bukan lewat kata-kata besar (super gombal) atau pelukan. Nah, mengadaptasi ini ke budaya Barat yang lebih terbuka secara budaya tentu jadi tantangan besar.
Hollywood memang punya pengalaman dalam me-remake film dari budaya lain, tapi nggak sedikit yang akhirnya menuai kritik karena terkadang esensi cerita maupun feel-nya, kalah jauh atau hilang dari film yang dibuatnya.
Pertanyaannya sekarang, akan dibawa ke arah mana remake Film How to Make Millions Before Grandma Dies ini? Belum ada konfirmasi soal siapa sutradaranya, siapa saja aktor yang akan bermain, atau apakah ceritanya akan tetap berlatar komunitas Asia.
Bila Miramax dan tim kreatifnya memilih untuk memindahkan latar ceritanya ke budaya Amerika sepenuhnya, mereka perlu berhati-hati agar nggak mereduksi kompleksitas relasi antargenerasi yang menjadi jantung cerita.
Di sisi lain, jika tetap mempertahankan elemen Asia-nya, misalnya dengan menjadikan cerita ini berlatar keturunan Asia-Amerika, bisa jadi ini adalah kesempatan emas untuk memperlihatkan dinamika diaspora dan konfliknya yang jarang diangkat dengan jujur dalam film-film arus utama di Amerika.
Meskipun masih terlalu dini untuk menilai bagaimana hasil akhirnya, satu hal yang jelas, film sekuat ‘How to Make Millions Before Grandma Dies’, butuh sentuhan sekaligus perlakuan yang sensitif. Ceritanya mungkin sederhana, tapi lapisan emosinya sangat dalam.
Dalam mengangkat ulang kisah ini, Hollywood (Miramax) nggak cuma memegang hak untuk membuat ulang film, tapi juga memegang tanggung jawab untuk menjaga warisan emosional yang ditinggalkan film versi aslinya.
Semoga saja remake ini nggak hanya jadi proyek adaptasi belaka, melainkan juga bentuk penghormatan yang tulus terhadap kisah keluarga, memori, dan cinta yang nggak terucapkan.
Sobat Yoursay pastinya penasaran bakal seperti apa versi ‘How to Make Million Before Grandma Dies’ di ranah Hollywood, kan? Yuk, tunggu kabar selanjutnya!