Film Merah Putih One for All Lolos Tayang Bioskop, Ini Kata Ifan Seventeen

Hikmawan Firdaus | e. kusuma .n
Film Merah Putih One for All Lolos Tayang Bioskop, Ini Kata Ifan Seventeen
Dirut PFN, Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen (Instagram/pusatkontennegara)

Di tengah carut marut keberadaan film animasi Merah Putih: One for All yang tayang perdana pada 14 Agustus 2025 kemarin, Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), Riefian Fajarsyah atau lebih dikenal dengan nama Ifan Seventeen, memberikan tanggapannya.

Kontroversi film ini sendiri memang sudah ramai di media sosial sejak trailer-nya rilis. Ifan pun merespons dan memberikan pernyataan resmi kalau film animasi untuk perayaan HUT Kemerdakaan RI ke-80 ini bukan produksi PFN.

"Film Merah Putih: One for All itu film yang dimiliki dan diproduksi oleh teman-teman yang ada di PH swasta. Kewenangan saya hanya sebatas sebagai direktur utama dari PH-nya Negara, yaitu PT Produksi Film Negara," jelas Ifan melalui unggahan video di Instagram @pusatkontennegara.

Terkait perbincangan publik yang mempertanyakan kenapa film ini bisa lolos tayang, Ifan pun menjawab dengan diplomatis yang kaitannya dengan kewenangan Lembaga Sensor Film.

“Lembaga Sensor Film itu hanya menilai maupun mengkurasi berdasarkan dari kaedah dan ketentuan yang ada. Contoh, film itu tidak boleh ada isu sara, pornografi, kekerasan, dan lain-lain, tapi bukan mengkurasi kualitas," ungkap mantan vocalis grup band Seventeen tersebut.

Perjuangan Lolos Tayang di Bioskop

Nggak semua film bisa dengan mudah masuk ke jaringan bioskop besar di Indonesia. Ada proses kurasi ketat yang harus dilewati, mulai dari kualitas cerita, teknis produksi, hingga potensi menarik penonton.

Namun, melalui pernyataan Ifan sebagai petinggi PFN, ia juga menyebut kalau untuk film animasi Merah Putih: One for All sendiri penayangannya merupakan hak prerogatif bioskop untuk memberikan tayangan atau tidak.

"Dikarenakan bioskop ini adalah perusahaan swasta, maka prerogatif dari bioskop untuk memberikan tayangan di tempat mereka," ungkap Ifan masih dalam unggahan statement yang sama.

Meski Ifan sendiri juga menyoroti minimnya kualitas film Merah Putih: One for All, tapi ia juga menyebut ini sebagai proses pembelajaran dan menegaskan kalau proyek film ini bukan didanai pemerintah.

"Memang, menurut kami pun di PFN, film ini memang jauh dari kata maksimal secara produksinya. Tapi bukankah kualitas produksi adalah bagian dari proses pembelajaran? Perlu diingat, film ini tidak menggunakan dana ataupun anggaran dari pemerintah sedikit pun. Dan ini juga bukan filmnya PFN," pungkas Ifan.

Respon Netizen dan Ekspektasi Penonton

Kabar lolos tayang dari film Merah Putih: One for All ini nggak lantas disambut antusias oleh netizen di media sosial. Namun, tampaknya penjelasan Ifan dan PFN cukup memberi pencerahan tentang alasan lolosnya film dari kurasi.

“Mantap Mas @ifanseventeen menjawab simpang siur isu yang berkembang dgn penjelasan yg menambah wawasan…,” tulis salah satu warganet.

“Komunikatif banget ya. Suaranya juga bagus ya kayak penyanyi..,” puji warganet lain yang terkesan satir.

"Kerennn Pak @ifanseventeen. semoga project2 PFN lainnya lancar dan bisa mendongkrak lagi Industri perfilman Indonesia, semangat pak!!,” komentar lainnya yang mendukung PFN.

Kontroversi Merah Putih: One for All dan Kritik untuk Berkarya Lebih Baik

Bisa dibilang kontroversi film animasi Merah Putih: One for All nggak selamanya berujung negatif. Keberadaan film ini justru bisa jadi kritik membangun untuk karya yang lebih baik di masa mendatang.

Kontroversi ini justru bisa menjadi cambuk untuk memperbaiki kualitas dan konsep cerita yang banyak dikritisi. Kalau disikapi secara bijak, kritik yang datang bisa jadi titik balik bagi para kreatornya untuk menghasilkan karya yang jauh lebih matang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak