Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19

Tri Apriyani | Hanny Chairany Suyono
Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19
Ilustrasi kesehatan jiwa, kesehatan mental (Shutterstock)

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan dan merupakan kebutuhan pokok bagi tiap individu. Gangguan jiwa tidak bisa diremehkan, jumlahnya terus meningkat. Indonesia masih sangat terbatas dalam fasilitas dan pelayanan di mana jumlah tenaga kesehatan masalah kejiwaan ini masih sangat rendah. Di sini, perlu diperhatikan perbedaan antara Kesehatan Jiwa, Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Jika kesehatan jiwa terganggu, maka akan berdampak pada isolasi sosial, kehilangan akses hak hidup dan tinggal, bahkan depresi. Dampak-dampak tersebut akan menghambat penyembuhan diri pasien. Hal yang sama juga dapat terjadi pada para tenaga medis yang mengalami perilaku diskriminasi di tempat mereka tinggal.

Upaya-upaya promotif dan preventif merupakan hal penting yang diperlukan guna mencegah masalah kesehatan jiwa (mental). Keduanya bisa dilakukan melalui intervensi yang berbasis keluarga. Misalnya, memberikan informasi mengenai bagaimana pola asuh yang baik dalam keluarga agar remaja tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan.

Intervensi perlu dilakukan di sekolah-sekolah melalui pengajaran tentang kesehatan jiwa dan keterampilan hidup serta perubahan organisasi lingkungan psikologis yang aman dan positif. Namun kini pembelajaran dilakukan melalui daring online sehingga sulit untuk melakukan intervensi.

Masyarakat seharusnya bisa memilah berita mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga dapat mengurangi rasa kepanikan dalam diri kita. Jika merasa takut akan Covid-19, cobalah untuk tidak terlalu sering melihat berita-berita yang mengenai Covid-19 agar mengurangi rasa kepanikan.

Lalu, siaran TV yg ditampilkan yang berhasil sembuh saja, sehingga semua orang tidak akan terlalu panik, serta khawatir. Jika di TV menampilkan berapa jumlah yang meninggal maka inilah yg akan mengakibatkan masyarakat mengalami kepanikan serta kekhawatiran yang dapat merugikan. Selain itu, untuk para penyedia stok bahan makanan, sebaiknya setiap orang dibatasi dalam pembelian misalnya beras, gula, dan lainnya, agar tidak terjadi barang langka dan tidak akan menimbulkan kenaikan harga pangan yang sangat meningkat.

Dampak ketiga adalah pasien dapat mengalami depresi karena mengetahui dan menerima berbagai diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat pada PDP dan ODP Covid-19. Justru masyarakat seharusnya memberikan dukungan dan semangat, sehingga daya tahan tubuh penderita virus tersebut semakin meningkat dan penderita bisa sembuh.

Hal yang sama juga dapat terjadi pada para tenaga medis yang mengalami perilaku diskriminasi di tempat mereka tinggal. Bukannya mendapat dukungan masyarakat, beberapa dari mereka justru mendapat perilaku diskriminasi dengan pengusiran dari tempat mereka tinggal.

Akhir-akhir ini, maraknya terjadi kasus Mental Illness atau gangguan kesehatan jiwa yang dapat berupa stress hingga depresi. Permasalahan ini dapat membahayakan penderita jika tidak ditangani dengan benar. Memberikan pembekalan pengetahuan dan konseling bagi mereka yang merasa mempunyai gangguan kesehatan mental dan memberikan sosialisasi mengenai pencegahan bunuh diri sangatlah diperlukan di masa pandemi Covid-19.

Pemahaman mengenai kesehatan mental sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat karena ini berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia. Untuk memiliki mental yang sehat, juga perlu didukung oleh lingkungan sekitar kita, misalnya, saling memberi support dan menghindari bullying.

Masalah kesehatan jiwa akan menimbulkan masalah sosial antara lain masalah angka kekerasan di rumah tangga, kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak, perceraian, kenakalan remaja, penyalahgunaan napza (narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya), masalah dalam pekerjaan, masalah di bidang pendidikan dan mengurangi produktivitas secara signifikan.

Tidak hanya itu, dalam situasi seperti sekarang ini fenomena panic buying terjadi di beberapa negara. Menimbun barang secara berlebih, akan mengakibatkan orang lain tidak punya akses terhadap barang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga yang dapat merugikan semua orang.

Masalah kesehatan mental di Indonesia butuh perhatian yang serius. Indonesia harus mulai berbenah untuk menekan angka kejadian. Salah satu kekurangan Indonesia dalam menangani masalah kesehatan mental adalah kurangnya edukasi terkait kesehatan mental.

Peran masyarakat di lingkungan sosial sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologis orang dengan gangguan kesehatan jiwa guna membantu menyadarkan dan mengantisipasi para penderita untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk.

Cara merawat diri dan menjaga kesehatan mental yaitu menyadari bahwa kecemasan adalah hal yang wajar. Jika penutupan sekolah dan judul-judul mengkhawatirkan di media membuat merasa cemas, maka itu hal yang wajar karena semua orang merasakannya.

Temukan cara baru untuk berkomunikasi dengan teman-teman jika ingin bersosialisasi di tengah kondisi social distancing, media sosial adalah solusi yang bagus untuk berkomunikasi. Satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya dengan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya.

Satu hal yang bisa membantu kita untuk menghadapi situasi yang tidak bisa dikendalikan adalah dengan mencari pengalihan untuk kita sendiri. Mengerjakan kegiatan yang disukai akan menjadikan kegiatan pelampiasan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Fokuslah pada diri sendiri untuk mempelajari hal baru dan mencari cara untuk memanfaatkan waktu tambahan yang dimiliki adalah cara yang produktif untuk menjaga kesehatan.

Pemerintah juga harus menginformasikan kepada masyarakat untuk tidak menimbun perlengkapan kesehatan maupun bahan pangan, terutama yang akan digunakan untuk keperluan komersial yang berlebihan, serta bersama aparat keamanan untuk memberikan sanksi tegas kepada para penimbun masker dan perlengkapan kesehatan lainnya yang meningkatkan harga sampai jauh dari harga normal. Pemerintah mengajak masyarakat untuk tidak panik berlebihan, namun tetap waspadai virus corona. Serta, menghimbau agar masyarakat tidak panik dan selalu waspada terhadap penyebaran virus Covid-19.

Pemerintah melalui Tim Penanggulangan dan Pencegahan Corona Virus Desease (Covid-19) mengambil respon cepat berdasarkan fakta dan situasi penting dalam penanganan Covid-19. Masyarakat diharapkan tenang dan waspada, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kondisi tubuh tetap sehat supaya sistem kekebalan tubuh baik, rajin mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan menghindari percikan air ludah/droplet.

Menangani isu kesehatan jiwa bukanlah persoalan sederhana. Butuh perhatian serius dari semua pihak. Dari pihak pemerintah sampai non-pemerintah. Semua perlu bersinergi, dan berkolaborasi dalam menangani masalah kesehatan jiwa. Pembagian peran semua pemangku kepentingan mutlak diperlukan demi terwujudnya masyarakat yang sehat jiwa di masa pandemi Covid-19.

Opini : Kelompok KKN-DR 5 UINSU

DPL : Siti Ismahani S.Ag, M.Hum

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak