Hipertensi Dapat Berdampak pada Ginjal, Bagaimana Bisa?

Gayatri Saraswati
Hipertensi Dapat Berdampak pada Ginjal, Bagaimana Bisa?
Ilustrasi tensi (pixabay)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi bila tekanan darah saat dilakukan pengukuran adalah ≥140/90 mmHg.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa di Indonesia, hipertensi terjadi pada 34,1% penduduk berusia >18 tahun. Hipertensi kerap kali dikaitkan dengan berbagai komplikasinya. Salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh hipertensi yang tidak terkontrol adalah gagal ginjal kronis.

Gagal ginjal kronis adalah kondisi di mana ginjal tidak lagi dapat menjalankan fungsi normalnya. Gagal ginjal kronis dapat dibagi menjadi lima stadium, dimana pada stadium lanjut penderitanya bahkan harus menjalani cuci darah secara rutin.

Bagaimana hipertensi bisa sebabkan gagal ginjal ?

Ginjal dan sistem sirkulasi saling mempengaruhi satu sama lain. Ginjal menyaring substansi dan cairan berlebih dari darah, dan fungsinya sangat bergantung pada pembuluh darah.

Hipertensi yang tidak terkontrol membuat pembuluh darah sekitar ginjal menjadi sempit, melemah atau kaku. Pembuluh darah ini tidak dapat menghantarkan cukup darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke ginjal untuk menjalankan fungsinya dengan baik, semakin lama fungsi ginjal pun akan menurun.

Saat fungsi ginjal untuk menyaring darah dan cairan berlebih dalam tubuh terganggu, cairan berlebih ini dapat semakin meningkatkan tekanan darah. Selain itu, salah satu fungsi ginjal yang penting adalah menghasilkan hormon untuk mengontrol tekanan darah. Oleh sebab itu, hipertensi dapat merusak ginjal, sebaliknya pula fungsi ginjal yang buruk dapat memperberat hipertensi, layaknya suatu siklus.

Bagaimana mengenali gagal ginjal ?

Gagal ginjal pada stadium awal sangat mungkin untuk tidak bergejala. Gagal ginjal yang disebabkan oleh hipertensi perlu waktu yang panjang untuk bermanifestasi dengan jelas, namun sebenarnya prosesnya sedang berlangsung.

Penderita gagal ginjal umumnya akan merasa lemas, mengalami mual muntah, bengkak terutama pada tangan atau kaki, kejang, perubahan kesadaran, dan mungkin berujung pada kematian. Diagnosis pasti gagal ginjal kronis dapat dilakukan oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan tambahan lainnya.

Bagaimana mencegah gagal ginjal karena hipertensi ?

Untuk menghindari gagal ginjal yang disebabkan oleh hipertensi, maka pengontrolan tekanan darah wajib untuk dilakukan. Pola hidup sehat telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Hal-hal yang perlu diterapkan adalah melakukan pembatasan konsumsi garam dan alkohol, meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal, melakukan aktivitas fisik teratur, serta menghindari rokok.

Selain itu, obat antihipertensi harus selalu diminum sesuai anjuran dokter. Obat antihipertensi harus tetap diminum meski tekanan darah sudah normal dan tidak boleh dihentikan meski tidak ada gejala yang dirasakan. Ingat selalu untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dan konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan dokter. 

Sumber:

  • Perhimpuan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksaan Hipertensi 2019. 2019.
  • Kementerian Kesehatan RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018. 2018.
  • Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Seytohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. InternaPublishing. 2014. h.2159-65.
  • American Health Association. How high blood pressure can lead to kidney damage or failure. 2016. [sumber online]. Diakses tanggal: 28 Oktober 2020. Diakses dari: https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/health-threats-from-high-blood-pressure/how-high-blood-pressure-can-lead-to-kidney-damage-or-failure.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak