6 Prinsip Belajar Bahasa yang Bersifat Psikologis

Hikmawan Firdaus | Budi Prathama
6 Prinsip Belajar Bahasa yang Bersifat Psikologis
Ilustrasi belajar. (Pixabay/@klimkin)

Belajar adalah hal penting yang harus ditekuni tiap manusia, karena dengan belajar maka informasi dan pengetahuan bisa diketahui dengan baik, termasuk belajar bahasa juga amatlah penting. Belajar bahasa memungkin seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara luas, di sisi lain juga bisa mendapatkan informasi dengan banyak sumber. Menurut Chaer, (2003), anak-anak berada pada posisi paling peka mudah belajar bahasa ketimbang dengan orang dewasa. 

Di samping itu, anak-anak dalam belajar bahasa ada juga berada di posisi yang gagap dan anak dalam masa kritis. Perkembangan anak untuk bisa belajar bahasa sebenarnya sangat penting dukungan dari orang tua, selalu memberikan semangat dan dorongan, serta dapat menjadi guru kepada anak agar bisa merasakan enaknya belajar. 

Dalam proses belajar bahasa, sebenarnya ada prinsip yang harus dipenuhi guna dapat melicinkan jalan menuju keberhasilan belajar bahasa. Mengutip dari buku Psikologi Belajar yang ditulis oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah, berikut prinsip-prinsip dasar belajar bahasa dari sudut pandang yang bersifat psikologis

1. Motivasi 

Motivasi lazim diartikan sebagai sesuatu hal yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Maka dari itu, agar berhasilnya belajar bahasa penting untuk mendorong dan membimbing anak-anak untuk belajar, baik dari oleh guru yang ada di pendidikan formal, terlebih orang tua yang ada di rumah. Tanpa kemauan untuk belajar maka tidak mungkin tujuan belajar itu bisa berhasil dan didapatkan. 

Adanya motivasi dari orang lain juga dapat menjadi percikan untuk menghambat segala yang membuat malas untuk belajar. Apabila rasa malas belajar itu datang, bisa saja akan menjadi virus jika tidak segera diatasi. Jadi, seorang anak yang belajar bahasa dengan adanya motivasi tentu akan mengalami kemajuan yang sangat pesat.

2. Pengalaman sendiri

Salah satu sumber pengetahuan yang amat penting juga adalah berangkat dari pengalaman. Setiap orang tentu mempunyai pengalaman, entah itu pengalaman pahit maupun pengalaman yang berkesan enak. Untuk itulah setiap pengalaman itu mesti menjadi bahan pelajaran untuk melangkah maju. 

Apabila pengalaman pahit mesti mampu mengambil pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama jika memang benar bersalah, begitupun sebaliknya jika pengalaman yang berkesan enak harusnya bisa menjadi lebih baik lagi untuk melangkah maju ke depan. Pengalaman sendiri tentu akan lebih berkesan dan menarik ketimbang mengetahuinya dari kata orang lain. Jadi perbanyaklah untuk mencari pengalaman selama masih ada waktu yang tersisa. 

3. Keingintahuan 

Keingintahuan adalah kodrat manusia yang dapat menyebabkan manusia itu bisa menjadi berkembang dan lebih maju. Ketika ada rasa penasaran (keingintahuan) dalam diri seseorang, tentunya selalu ada usaha untuk terus bertanya dan belajar, hingga akhirnya menjadi orang yang bijaksana. Hubungannya dengan belajar bahasa, maka keingintahuan anak untuk belajar bahasa lain akan menyebabkan dia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari bahasa tersebut. 

4. Pemecahan masalah 

Masalah memang itu hal penting dan menarik untuk selalu dibiasakan, apapun pekerjaan seseorang masalah itu akan selalu datang dan bahkan dapat menjadi penghambat tidak terwujudnya suatu tujuan jika tidak mampu teratasi dengan baik. Maka hal penting yang harus dimiliki tiap manusia adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. 

Hubungannya dalam belajar, misalnya belajar bahasa tentu juga tidak dapat dipisahkan dengan berbagai macam masalah. Maka dari itulah, diperlukan kekritisisan seseorang untuk untuk menghadapi masalah yang ada dalam proses pembelajaran demi bisa mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap. 

5. Berpikir analitis-sintesis 

Ketika sudah memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, maka perlu untuk dikembangkan pula agar bisa berpikir analitis dan sintesis. Berpikir secara analitis adalah berusaha untuk mengenal sesuatu dengan cara mengenali ciri-ciri dan unsur-unsur yang ada pada sesuatu itu. Sedangkan untuk berpikir kritis adalah proses berpikir untuk menemukan hubungan ciri-ciri dari berbagai jawaban terhadap sesuatu. Dalam pengajaran bahasa, para anak-anak bukan hanya dilatih untuk menguraikan atau menganalisis kalimat, tetapi juga perlu untuk menata paragraf menjadi sebuah wacana. 

6. Perbedaan individual 

Keberhasilan dalam pengajaran suatu bahasa mesti juga bisa dipahami adanya perbedaan-perbedaan individual. Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia termasuk anak, memiliki kematangan berpikir, kemampuan berbahasa, dan tingkat intelegensi namun tidaklah sama tiap individu. Perbedaan individual itu meskipun sedikit pasti terdapat di antara seseorang dengan yang lain. Jadi, mampu diperkirakan bahwa kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis itu tidaklah sama. 

Nah, itulah enam prinsip belajar bahasa yang bersifat psikologis. Belajar adalah motor penggerak bagi manusia untuk bisa mengetahui banyak hal, sehingga dapat mendorong untuk bisa menjadi lebih baik dan merasakan kesuksesan. Di sisi lain, belajar termasuk cara ampuh untuk bisa beradaptasi terhadap perkembagan zaman yang begitu cepat. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak