Beberapa waktu lalu memang PSSI telah mengumumkan 26 nama pemain yang dipanggil memperkuat timnas Indonesia jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Brunei Darussalam. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), dari 26 nama tersebut terdapat 2 nama pemain yang melakoni debut pemanggilan dari timnas senior. Kedua pemain tersebut adalah Hokky Caraka dan Arkhan Fikri.
Kedua pemain berusia belia tersebut sebelumnya hanya pernah membela timnas Indonesia U-19, U-20 dan U-23. Pemanggilan ke skuad timnas senior ini jelas cukup mengejutkan mengingat kedua pemain tersebut belum genap berusia 20 tahun. Bahkan, Arkhan Fikri masih berusia 18 tahun dan menjadi pemain termuda di dalam skuad Indonesia kali ini.
BACA JUGA: Jelang Laga Kontra Brunei Darussalam, Indonesia Lebih Diunggulkan dari Rekor Pertemuan
Pemanggilan Kedua Pemain Tersebut Bukti Jangka Panjang Skuad Indonesia
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong memang terbiasa memanggil pemain dengan usia-usia relatif muda ke dalam skuad timnas Indonesia. Bahkan, mayoritas pemain timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir berada di kisaran usia 23-26 tahun. Hanya beberapa pemain yang memiliki usia sekitar 27-30 tahunan.
Hal ini tentunya menjadi bukti bahwa proyek jangka panjang timnas Indonesia yang mengedepankan pemain-pemain muda di dalam skuad masih terus berlanjut. Belum lagi istilah ‘potong generasi’ yang cukup ramai diperbincangkan di khalayak penggemar sepakbola nasional juga turut diterapkan oleh Shin Tae-Yong selama menjadi pelatih timnas Indonesia.
Hokky Caraka dan Arkhan Fikri tentunya hanya segelintir nama muda yang pernah dipanggil masuk ke dalam skuad timnas Indonesia senior di usia belia. Sebelumnya ada nama Marselino Ferdinan, Daffa Fasya, Dzaky Asraf, Elkan Baggott dan beberapa nama pemain lainnya. Bahkan, beberapa nama seperti Rizky Ridho, Alfeandra Dewangga, Ernando Ari, dan Pratama Arhan merupakan pemain yang merupakan jebolan dari program pemangkasan generasi dan pembangunan skuad muda tersebut.
BACA JUGA: Jelang Laga Kontra Brunei Darussalam, Indonesia Lebih Diunggulkan dari Rekor Pertemuan
Apakah Strategi Pemotongan Generasi Ini Berjalan Sukses?
Tolak ukur suksesnya sebuah timnas Indonesia tentunya diukur dari 2 aspek. Pertama, yakni raihan trofi atau gelar yang telah didapatkan. Sejauh ini memang Shin Tae Yong belum memberikan gelar apapun selama 4 tahun melatih di Indonesia. Prestasi terbaik skuad garuda bersama pelatih Shin Tae Yong adalah runner-up AFF Cup 2020 silam. Namun, perlu dicatat raihan medali emas Sea Games 2023 lalu ketika ditangani oleh Indra Safrie tentu ada andil Shin Tae Yong sebagai pembentuk pondasi skuad muda tersebut.
Kedua, tolak ukur kesuksesan ini tentunya dari segi penanaman filosofi dan taktik di timnas. Dalam beberapa tahun terakhir, filosofi permainan dan taktik di timnas cukup berubah drastis dan dianggap mengarah ke arah yang lebih baik daripada sebelumnya. Timnas Indonesia menurut sebagian pengamat dinilai jauh berkembang dan mampu bersaing dengan tim-tim kuat dari benua Asia ataupun dunia.
Kesuksesan ini tentunya merupakan andil dari adanya program pembangunan pondasi skuad timnas sedini mungkin dan diharapkan mampu berlanjut hingga masa-masa berikutnya. Tentunya patut ditunggu segala prestasi yang diberikan oleh skuad garuda dalam kiprahnya di kancah Internasional kedepannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS