Laga perdana Timnas Vietnam di fase penyisihan grup D putaran final Piala Asia 2023 berakhir dengan kepahitan. Barjibaku melawan Jepang sang Samurai Biru, The Golden Dragons Squad harus rela dicacah-cacah oleh sang lawan dengan skor telak 4-2.
Melansir laman the-afc.com pada 14 Januari 2024, empat gol kemenangan Jepang dicetak oleh Takumi Minamino (2 gol), Keito Nakamura, dan Ayae Ueda. Sementara dua gol Vietnam diciptakan oleh Nguyen Dinh Bac serta Pham Tuan Hai.
Uniknya, di balik kekalahan Timnas Vietnam pada laga kali ini, ada sebuah fakta yang cukup menarik. Kekalahan telak yang dialami oleh Vietnam, seolah bungkaman terhadap mulut besar pelatih Vietnam, Philippe Troussier.
Menyadur informasi yang diunggah oleh akun TikTok kabarbola833 pada 14 Januari 2024, Troussier menyatakan bahwa dirinya dan tim, bertekad untuk menghancurkan Timnas Jepang di laga pembuka Piala Asia grup D ini.
Tak tanggung-tanggung, pelatih berkebangsaan Prancis itu menyebut frase "menghancurkan Jepang" sebanyak dua kali dalam konferensi pers jelang laga.
"Ini sangat penting untuk bermain efektif, menghancurkan permainan mereka, merusak mereka, memutus garis permainan di antara mereka," ujar mantan pelatih Timnas Qatar tersebut.
"Spanyol pernah kalah dari Jepang bukan karena Jepang lebih baik, tapi Jepang bisa menghancurkan permainan mereka. Dan sudah jelas, kami (Timnas Vietnam) ada di posisi ini (menghancurkan Timnas Jepang)" lanjutnya.
Namun sayangnya, optimisme menjulang yang ditunjukkan oleh Philippe Troussier ternyata tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi. Di lapangan, Timnas Vietnam memang menampilkan permainan militan dan membuat para pencinta sepak bola Asia terkagum-kagum.
Namun sayangnya, mereka tak bisa menjadikan omongan yang dilontarkan oleh sang pelatih menjadi kenyataan. Alih-alih menghancurkan Jepang, Vietnam justru dipermak oleh Jepang dengan skor 2-4 meskipun tim lawan bermain dengan santai dan tak menampilkan kekuatan penuh mereka.
Sepertinya, pelatih Troussier termakan omongannya sendiri ya di laga melawan Jepang ini. Sejatinya, optimis sih boleh, tapi juga harus disertai dengan perhitungan yang matang dan realistis. Karena kalau tidak, bisa-bisa apa yang diucapkan justru akan berbalik ke diri sendiri. Seperti pelatih Vietnam ini.