Sihir Son Heung-min Tidak Bisa Selamatkan Korea Selatan dari Kekalahan

Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Sihir Son Heung-min Tidak Bisa Selamatkan Korea Selatan dari Kekalahan
Jurgen Klinsmann tengah menghibur Son Heung-min yang tidak percaya dengan kekalahannya (the-afc.com)

Cerita Rabu dini hari (7/2/2024) di Stadion Ahmed bin Ali, Qatar bisa jadi akan selalu membayangi diri Son Heung-min. Korea Selatan, tim yang dipimpinnya harus tersingkir dari Piala Asia 2023 dengan tragis. Yordania dengan 2 golnya, memaksa Korea Selatan menghapus impian trofi dari benaknya.

Berita ini tentu saja menjadi berita besar dalam hajatan Piala Asia 2023. Jika kemarin Jepang yang harus menangis, kini Korea Selatan pun harus menangisi kegagalannya.

Sebenarnya tidak ada satu pun hal yang dapat menghambat Korea Selatan untuk meraih babak final Piala Asia 2023. Kong kalikong yang mereka lakukan dengan Yordania, membawa keduanya melangkah jauh.

Kemudian beberapa ‘keajaiban’ yang ditunjukkan timnas Korea Selatan pun mampu menyelamatkan mereka. Termasuk di antaranya saat mengalahkan Australia dengan dramatis.

Kalaupun  ada satu hal yang agak mengkhawatirkan adalah performa sejak grup hingga babak 8 besar. Korea Selatan baru terlihat menang dengan meyakinkan saat mengalahkan Bahrain di fase grup.

Selebihnya Korea Selatan banyak bermain imbang, bahkan dengan gol-gol besar. Hal ini terlihat saat bermain imbang 2-2 dengan Yordania dan 3-3 dengan Malaysia. Untuk ukuran tim sekelas Korea Selatan jumlah gol besar tersebut tidak wajar.

Namun keraguan itu ditepis oleh para pendukung, nyatanya Korea Selatan lolos hingga babak 8 besar. Mereka meyakini permainan Son Heumg-min akan mencapai puncaknya di babak semifinal.

Kenyataan ternyata tidak demikian di lapangan. Secara statistik ada yang aneh dengan penampilan Korea Selatan di babak semifinal. Secara ball possession, Korea Selatan memegang 70%. Namun yang mengherankan, mereka hanya mampu melepas 8 tembakan dan tanpa gol.

Di sisi lain, Yordania yang hanya menguasai 30% justru mampu berbuat banyak. Sepanjang pertandingan mereka melepas 17 tembakan dengan 7 mengarah ke gawang. Sebuah perbandingan yang sangat tidak masuk akal.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Yordania bermain disiplin dan efektif. Selain itu, serangan balik yang mereka lakukan benar-benar mengerikan.

Dua gol Yordania terjadi pada menit ke-53 oleh Yasan, dan 66 oleh Tamari. Korea Selatan sendiri justru malah kebingungan dengan semua situasi ini. Penguasaan bola yang mereka miliki menjadi tidak ada gunanya tanpa gol tercipta.

Dengan hasil ini Korea Selatan dipastikan tersisih dari persaingan tropi Piala Asia 2023, sedangkan Yordania membuka sejarah baru dengan tampil di babak final Piala Asia 2023.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak