Selain Faktor Tuan Rumah, Indonesia Juga Harus Waspadai Taktik Menyebalkan Timnas Bahrain

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Selain Faktor Tuan Rumah, Indonesia Juga Harus Waspadai Taktik Menyebalkan Timnas Bahrain
Sandy Walsh dan Ragnar Oratmangoen berselebrasi setelah menjebol gawang Arab Saudi (pssi.org)

Timnas Indonesi senior akan melakoni pertarungan berat di lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain. Menyadur laman Suara.com pada Selasa (08/10/2024), pertandingan antara Pasukan Garuda melawan Bahrain ini akan dimainkan pada hari Kamis (10/10/2024) dan bertempat di kandang Bahrain.

Selain harus menghadapi sang lawan yang tentunya memiliki beragam keuntungan karena berstatus sebagai tuan rumah, Timnas Indonesia juga harus mewaspadai hal-hal nonteknis lainnya dalam pertandingan tersebut.

Pasalnya, dalam setiap pertandingan yang dimainkan oleh Bahrain, salah satu negara yang berada di kawasan Timur Tengah tersebut juga "memainkan" strategi menjengkelkan untuk membuat lawannya emosi.

Sama halnya dengan taktik yang dimainkan oleh kebanyakan negara yang berasal dari kawasan Timur Tengah, Bahrain juga sering memainkan taktik "mengulur-ulur waktu" dan "fisik lemah" ketika pertandingan sudah memihak mereka. Hal ini bahkan sudah mereka tunjukkan di laga pertama saat berhadapan dengan Australia (5/9/2024) lalu.

Dalam video pertandingan yang diunggah oleh kanal YouTube AFC Asian Cup, terlihat sekali bahwa Bahrain yang berada dalam tekanan di laga tersebut, memainkan sepak bola delay dan mengulur-ulur waktu. Selain selalu berakting kesakitan ketika mendapatkan benturan dari pemain tuan rumah, mereka juga sering berlama-lama "tiduran" di rumput sembari menunggu waktu pertandingan berkurang.

Tak ayal, perilaku ini bahkan sampai membuat para pemain Australia geleng-geleng kepala dan membuat para pemain Australia terpancing tensi mereka. Seperti misal, pada insiden yang terjadi di menit ke-68, para pemain tuan rumah sampai kebingungan ketika kontak minim yang dilakukannya membuat pemain Bahrain terkapar dan berteriak kesakitan.

Dan tahu bagaimana kelanjutannya? Circati yang gusar dan merasa tak melakukan apa-apa, justru mendapatkan kartu kuning karena akting meyakinkan pemain Bahrain tersebut.

Lebih ironis lagi, di menit ke-78, kubu tuan rumah sampai harus kehilangan satu pemainnya, Yengi karena mendapatkan kartu merah, pasca terpancing emosinya karena taktik menjengkelkan dari pemain Bahrain di laga tersebut.

Dan inilah yang juga harus diwaspadai oleh Timnas Indonesia nanti. Bahrain yang berstatus sebagai tuan rumah, tentunya menargetkan tiga poin di pertandingan tersebut.

Sebuah target yang pastinya akan mereka tebus dengan cara apapun, baik dengan cara yang sportif, maupun memainkan sepak bola yang menjengkelkan sekalipun. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak