Sprint race MotoGP di Assen akhir pekan lalu menyuguhkan pemandangan yang cukup menarik perhatian sebelum start dilakukan. Sebelum berbaris di grid, Maverick Vinales, yang kini membela KTM, tertangkap kamera sedang memberikan acungan jempol kepada Fabio Quartararo. Gestur sederhana ini ternyata memiliki makna yang dalam bagi keduanya.
Vinales sengaja memberikan isyarat tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Fabio, yang berhasil menorehkan prestasi luar biasa di sesi kualifikasi.
Quartararo sukses mengamankan posisi start terdepan setelah tampil impresif di atas Yamaha M1-nya, dan pole position ini menjadi yang keempat bagi Quartararo sepanjang musim berjalan.
Sebagai mantan rekan satu tim saat di Yamaha dulu, Vinales tampak benar-benar bangga dengan pencapaian pembalap asal Prancis itu. Keduanya diketahui berada dalam satu tim, yakni pabrikan Yamaha pada tahun 2021.
Saat itu, Fabio Quartararo naik ke tim pabrikan untuk menggantikan Valentino Rossi yang pindah ke tim satelit Petronas SRT, dan menjadi rekan setim Vinales.
Namun, keduanya hanya bersama sampai pertengahan musim karena Vinales memutuskan untuk hengkang ke Aprilia karena adanya konflik yang terjadi antara dirinya dengan Yamaha.
Dalam komentarnya usai GP Belanda kemarin, Vinales menyebut bahwa Quartararo telah menunjukkan performa yang sangat solid, dan menurutnya keberhasilan Quartararo mengamankan pole position adalah hal yang penting untuk Quartararo sendiri dan juga timnya.
"Pada sighting lap, saya menyemangati Fabio Quartararo, karena seseorang harus mengalahkan Ducati, dan ia berada di posisi yang bagus untuk melakukannya, jadi inilah mengapa saya memberinya sedikit jempol, yang kalian semua lihat," ujar Vinales, dilansir dari laman Crash.
Ia menilai, MotoGP membutuhkan sosok pembalap selain Ducati yang mampu bersaing di barisan depan agar persaingan semakin seru. Dan Fabio Quartararo menjadi salah satu pembalap non-Ducati yang paling berhasil mematahkan dominasi pabrikan merah.
Aksi acungan jempol dari Vinales itu pun menuai respon positif dari para penggemar MotoGP. Banyak yang mengapresiasi sikap sportif dan rendah hati Vinales, yang meskipun sedang fokus pada balapannya sendiri, tetap meluangkan momen untuk memberi dukungan moral kepada sesama rider.
Hal-hal kecil semacam inilah yang membuat MotoGP tak hanya menarik dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi kemanusiaan para pembalapnya.
Bicara soal performa Fabio Quartararo, musim ini pembalap asal Prancis tersebut layak mendapatkan banyak pujian atas performanya yang konsisten dan terus menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Sejauh ini, ia telah menunjukkan kualitasnya sebagai pembalap yang pernah meraih gelar juara dunia dengan meraih empat pole position. Tidak hanya itu, Quartararo juga berhasil finis di posisi kedua pada balapan GP Spanyol.
Selain itu, di GP Inggris, Quartararo sempat memberikan penampilan yang tak kalah memukau. Ia berhasil memimpin jalannya balapan selama 11 lap pertama dan menunjukkan kepercayaan diri serta kendali penuh atas motornya.
Sayangnya, nasib kurang baik menimpanya ketika motor Yamaha miliknya mengalami masalah pada rear ride high device, sehingga ia gagal melanjutkan balapan hingga garis finis. Meskipun demikian, para penggemar dan pihak MotoGP tetap menaruh respek padanya dengan memberinya penghargaan sebagai rider of the race.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa usaha dan performa maksimalnya di lintasan tak pernah luput dari apresiasi, bahkan ketika hasil akhirnya belum sesuai harapan. Quartararo tetap menunjukkan mental juara musim ini.
Dalam 12 balapan tersisa, Fabio Quartararo bertekad untuk membuktikan kapabilitasnya bersama Yamaha. Hal ini sepertinya juga akan menjadi penentu keputusan apakah Quartararo bakal bertahan bersama Yamaha atau tidak di musim depan.