Otot Lelah, Otak Ikut Ngelag? Yuk Intip Penjelasan Ilmiahnya di Futsal

Hayuning Ratri Hapsari | Desi Nurcahyati
Otot Lelah, Otak Ikut Ngelag? Yuk Intip Penjelasan Ilmiahnya di Futsal
Ilustrasi bola dioper oleh kiper (Pexels/Jean-Daniel Francoeur)

Futsal merupakan olahraga yang menggabungkan gerak tubuh (motorik), cara berpikir cepat (kognitif), dan kerja sama sosial dalam permainan yang berlangsung cepat dan padat. Hal ini bukan hanya tentang lima lawan lima di lapangan kecil, tapi juga mencerminkan bagaimana tubuh dan pikiran manusia bereaksi dalam situasi yang penuh tekanan.

Di ajang nasional seperti AXIS Nation Cup 2025, semua aspek tersebut (mulai dari sistem saraf, kekuatan otot, hingga koordinasi antar pemain) akan terlihat jelas saat menghadapi pertandingan cepat di ruang terbatas dengan waktu pengambilan keputusan yang sangat singkat.

Neuron: Detik-Detik yang Menentukan

Dalam ilmu biologi, reaksi cepat terjadi karena sinyal saraf (impuls) yang bergerak melalui neuron. Hal ini juga terlihat jelas di lapangan futsal. Karena ukuran lapangan hanya 25 × 15 meter, pemain harus bisa membuat keputusan dalam waktu sangat singkat.

Neuron sensorik berfungsi untuk menangkap gerakan lawan, otak akan langsung menganalisis dan memilih strategi, lalu neuron motorik mengirim perintah ke otot untuk bergerak sesuai keputusan itu.

Di AXIS Nation Cup 2025, kecepatan berpikir seperti ini menjadi kunci permainan, apalagi saat tim harus cepat berubah dari bertahan menjadi menyerang hanya dalam beberapa operan.

Otot: Mesin Biomekanik yang Terlatih

Gerakan cepat seperti sprint pendek, belokan tajam, dan aksi eksplosif dalam futsal tentu membutuhkan otot yang kuat dan lentur. Sistem otot bukan hanya membantu pemain untuk bergerak, tapi juga menjaga tubuh tetap stabil dan tahan menghadapi tekanan permainan.

Penelitian oleh Zakaria dkk. (2025) menunjukkan bahwa kelelahan otot bagian bawah tubuh akan memengaruhi sudut sendi saat mendarat, sehingga bisa mengganggu teknik bermain. Studi tersebut mencatat peningkatan kadar asam laktat dari 1,5 mmol/L menjadi 12,9 mmol/L setelah pemain lelah (p = 0,003), serta terjadi perubahan pada sudut sendi panggul, lutut, dan pergelangan kaki (p < 0,05).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa performa fisik bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga soal kemampuan tubuh menjaga koordinasi dan keseimbangan saat kondisi mulai lelah.

Dalam kompetisi seperti ANC 2025, pemain yang memiliki pola gerak (biomekanika) yang baik dan tahu cara mengatur energi, akan lebih mampu menjaga performa hingga akhir pertandingan.

Sinapsis Tim: Koneksi yang Tidak Terlihat

Dalam futsal, kerja sama antarpemain dapat diibaratkan seperti sinapsis dalam sistem saraf, yaitu titik sambung yang memungkinkan pesan antar neuron berpindah dengan cepat dan terkoordinasi.

Begitu pula dalam tim yang sering berlatih bersama-sama, mereka membentuk pola pergerakan yang saling menyambung secara otomatis dan efisien, menyerupai jaringan neuron dalam otak. Tanpa harus saling memberi instruksi secara verbal, setiap pemain bisa membaca posisi dan niat rekan setimnya.

Dalam kompetisi seperti AXIS Nation Cup 2025, kemampuan tim membangun "jaringan sinapsis sosial" ini menjadi kunci perbedaan antara tim yang hanya mengandalkan individu, dan tim yang benar-benar memahami struktur dan dinamika permainannya.

Jadi ketika otot lelah, otak pun ikut ‘ngelag’ karena tekanan fisik menurunkan respon otak terhadap situasi pertandingan. Kelelahan otot dapat memengaruhi fungsi otak dalam futsal.

Penelitian telah membuktikan bahwa kelelahan fisik berpengaruh langsung pada kemampuan pengambilan keputusan, kestabilan postur, dan efektivitas teknik bermain. Itulah mengapa futsal bukan hanya tentang fisik, tapi juga tentang strategi biologis.

AXIS Nation Cup 2025 bukan sekadar soal siapa yang paling banyak mencetak gol, tapi soal siapa yang paling cerdas dalam menggabungkan kerja cepat neuron, kekuatan dan koordinasi otot, kekompakan tim, serta kestabilan mental.

Futsal dapat dianggap sebagai sistem biologis yang kompleks, tubuh dan pikiran harus bekerja bersama secara seimbang. Di tangan anak muda Indonesia, olahraga ini memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kekuatan baru yang mendorong kemajuan dunia olahraga nasional.

Info lengkap tentang pendaftaran dan jadwal ANC 2025 bisa dilihat langsung di anc.axis.co.id dan axis.co.id.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak